Setelah mandi, barulah An Na pergi ke ruang makan. Di sana Pangeran Hong Xiang tampak menunggu dengan wajah bosan.
Para dayang yang melayani An Na meminta maaf pada Pangeran Hong Xiang karena telah membuat pangeran satu itu menunggu lama. Sementara itu, An Na langsung duduk di samping Pangeran Hong Xiang dan menatap lapar semua makanan di atas meja.
Pangeran Hong Xiang peka akan hal tersebut sehingga ia pun mengambil beberapa makanan dan menyajikannya ke hadapan An Na.
Para dayang tidak berani bergerak. Mereka hanya menunduk dalam, menunggu Pangeran Hong Xiang bersama An Na selesai sarapan.
"Makan lah yang banyak supaya tubuhmu berisi, gadis kecil."
Perkataan Pangeran Hong Xiang membuat An Na menghela nafas. Padahal tubuhnya itu sudah berisi loh. Sepertinya Pangeran di sampingnya ingin membuat tubuhnya menjadi gendut.
Akan tetapi, itu bukan lah hal penting untuk sekarang karena yang paling terpenting adalah melahap semua makanan di atas meja. Ia sudah sangat lapar.
Langsung saja dia melahap makanan yang diambilkan Pangeran Hong Xiang. Cara makannya terlihat begitu elegan dan berkelas, membuat Pangeran Hong Xiang mengerutkan kening. Merasa heran.
Namun, pangeran tampan itu tidak mengatakan apapun karena tak ingin menganggu acara makan gadis kecil di sampingnya.
Dia juga mulai makan. Rasa makanan yang begitu lezat dan pas di lidah membuatnya merasa sangat puas.
Kedua orang itu fokus pada makanan mereka masing-masing. Terlarut dalam dunia mereka.
Tingkah lucu keduanya membuat para dayang mengulum senyum dan kembali menunduk sebelum ketahuan oleh tuan galak mereka itu.
"Dayang! Buatkan teh untukku dan susu untuk An Na!" Titah Pangeran Hong Xiang.
Salah satu dayang menyahut patuh. "Baik, pangeran."
"An Na tidak suka susu." Keluh An Na.
Pangeran Hong Xiang menoleh ke arah gadis kecil itu. "Lalu kau suka apa? Teh?"
An Na menggeleng.
"Lalu?"
"An Na ingin minum kopi pahit."
Pangeran Hong Xiang menyemburkan air dalam mulutnya akibat terlampau terkejut mendengar perkataan An Na.
"Paman jorok!!" Jerit An Na.
Ekspresi jijik gadis kecil itu malah membuat Pangeran Hong Xiang merasa sangat gemas.
Ia malah bertopang dagu. Menatap gadis kecil itu tanpa merasa bersalah.
"Paman! Bersihkan wajah An Na!!"
Jeritan An Na semakin membuatnya tersenyum nista. "Bersihkan saja sendiri."
"Aaaaa! Paman menyebalkan!!"
Pangeran Hong Xiang tertawa geli melihat wajah kesal An Na.
Para dayang kembali tertarik untuk mengintip interaksi lucu keduanya.
Mereka tersenyum gemas melihat wajah kesal An Na yang terlihat sangat imut.
Andai saja pangeran itu masih bodoh dan kekanakan, sudah pasti mereka akan mendekati An Na sekarang. Memeluk, mencium, dan mencubit pipi chubby An Na sampai mereka puas. Namun, sayangnya pangeran ada di sini sekarang. Nyali mereka belum ada untuk menyentuh An Na di depan sang pangeran.
Mereka tersenyum kala melihat An Na mengusapkan wajah basahnya ke dada Pangeran Hong Xiang.
Pangeran Hong Xiang tertawa mendapati hal tersebut. Tidak berusaha mendorong An Na sama sekali dan malah mengeratkan pelukannya sehingga An Na memberontak.
"Lepas!" Titah gadis kecil itu terdengar kesal.
"Tidak mau."
"Astaga. An Na tahu kalau An Na menggemaskan tapi jangan memeluk An Na seperti ini juga. An Na bisa mati karena pelukan erat paman."
"Biarkan saja supaya aku bisa memajang mayat mu di dalam kamarku."
"Paman gila!"
"Ya. Aku gila karenamu, gadis kecil." Goda Pangeran Hong Xiang
An Na merenggut. Menyerah. Tidak memberontak lagi. Malah menyandarkan kepalanya di dada bidang Pangeran Hong Xiang. "Sudahlah. An Na tidak mood meladeni orang tua seperti paman."
Pangeran Hong Xiang tertawa geli. Lantas mengurai pelukannya. Melepaskan An Na.
Gadis kecil itu kembali duduk tegap seraya merapikan rambutnya. Tatapannya terlihat kesal.
Hal itu tentu saja membuat Pangeran Hong Xiang merasa semakin gemas.
'kenapa tidak dari dulu saja aku punya anak?' batin Pangeran Hong Xiang.
'pasti kehidupan membosankan ku terasa sangat menyenangkan seperti sekarang!'
'ah, betapa beruntungnya orangtua kandung gadis kecil di sampingku ini. Mereka pasti merasa sangat bahagia punya anak yang lucu dan menggemaskan seperti An Na tapi sayang sekali mereka sudah meninggal. Tenang saja gadis kecil, aku akan selalu melindungi mu dan tidak akan pernah membiarkanmu terluka lagi'
An Na tersenyum dalam diam mendengar isi hati Pangeran Hong Xiang. 'nanti akan ada saatnya paman memiliki anak sendiri' bisiknya dalam hati.
Salah seorang dayang yang merasa aneh melihat interaksi kedua orang itu menaruh kecurigaan besar. Pergi secara diam-diam dari sana dan melaporkan hal tersebut ke kaisar.
Tanpa siapapun sadari, An Na tersenyum melihat kepergian dayang tersebut. "Masa depan akan berubah sepenuhnya."
Bersambung...
9/8/21
![](https://img.wattpad.com/cover/279722477-288-k91174.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love In The Past
FantasyDamian Alexander adalah pria lajang berusia 30 tahun yang sangat berpengaruh di dunia. Perusahaannya berdiri di seluruh negara dan menguasai berbagai bidang. Suatu hari, Damian dibunuh oleh Charlos. Namun, itu bukan lah akhir dari kisah hidupnya mel...