Damian Alexander adalah pria lajang berusia 30 tahun yang sangat berpengaruh di dunia. Perusahaannya berdiri di seluruh negara dan menguasai berbagai bidang.
Suatu hari, Damian dibunuh oleh Charlos. Namun, itu bukan lah akhir dari kisah hidupnya mel...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di sepanjang perjalanan, kedua orang itu seperti dimabuk asmara. Tingkah, tatapan, dan senyum mereka membuat semuanya tampak begitu jelas. Dunia seolah milik berdua.
An Na yang berada di dalam gendongan Hong Xiang saja merasa keberadaannya tidak dianggap. Ingin turun tapi tidak ingin menghancurkan suasana di antara kedua orang dewasa itu. Jadi, dia hanya diam, meletakkan kepalanya di dada bidang Hong Xiang, dan melihat keadaan sekitarnya.
Tak jarang orang-orang melihat dua kali ke arah mereka karena Shu Rien dan Hong Xiang begitu mencolok dan dipenuhi aura berbeda.
Kalau saja bisa dilihat dengan mata batin, pasti semua orang akan melihat love love yang bertebaran di sekitar mereka serta dipenuhi aura pink.
Hong Xiang mengenggam tangan Shu Rien dan membawa gadis itu ke salah satu tempat orang menjual perhiasan.
"Sepertinya gelang ini cocok denganmu." Tunjuknya.
Shu Rien ikut mengamati.
"Boleh dicoba terlebih dahulu, tuan," kata si penjual.
Hong Xiang langsung mengambil gelang itu. "Berikan tangan kiri mu."
Shu Rien menyodorkan tangannya tanpa banyak tanya.
Hong Xiang memakaikan gelang itu ke pergelangan tangan Shu Rien menggunakan satu tangan. Kemudian tersenyum senang melihat gelang pilihannya begitu cocok dengan tangan Shu Rien.
"Berapa harganya?"
Penjual menjawab penuh semangat. Bahkan menunjukkan perhiasan lainnya ke mereka. Alhasil, Hong Xiang pun membeli semuanya untuk Shu Rien karena merasa istrinya itu akan semakin cantik memakai semua perhiasan tersebut.
"An Na tidak dibelikan sama sekali?" Celetuk An Na sedih kala sudah selesai membayar.
Hong Xiang dan Shu Rien saling bertatapan. Bisa-bisanya mereka melupakan An Na.
"Kau ingin apa, gadis kecil? Paman akan membelikannya untukmu." Tutur Hong Xiang merasa bersalah.
"Huh, tidak usah pedulikan An Na." An Na membuang pandangan ke arah lain.
"Maafkan kami." Ringis Shu Rien.
"Anak kecil, jangan marah ke mereka. Kakek ada satu kalung yang cocok denganmu." Rayu penjual sembari menunjukkan kalung ke An Na.
An Na langsung terkagum-kagum melihat kalung putih berkilauan itu. "An Na mau ini!!"
Hong Xiang dan Shu Rien menghela nafas lega melihat An Na kembali bersemangat.
Hong Xiang membelikan An Na kalung itu meskipun harganya sangat mahal. Bahkan lebih mahal daripada gelang yang dibeli Shu Rien. Taktik si penjual benar-benar hebat dalam menguras uangnya. Menjadikan anak kecil sebagai sarana mendapatkan banyak uang.
Selesai membeli perhiasan, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini An Na jalan sendiri. Berada di tengah-tengah Hong Xiang dan Shu Rien.
"Wah, di sana ada pertunjukan. Bagaimana kalau kita melihat pertunjukannya dari dekat?" Sorak Shu Rien semangat.
"Baik. Kita ke sana."
Hong Xiang tentu saja menyetujui permintaan istrinya. Apapun akan dilakukannya untuk membuat sang istri bahagia.
Pangeran itu bergegas mengikuti Shu Rien sampai mengabaikan An Na untuk kesekian kalinya. Ia sudah benar-benar dimabuk cinta.
Sepasang suami istri itu begitu menikmati pertunjukan.
Pertunjukan itu begitu menarik. Apalagi ada acara penonton terpilih akan mendapatkan hadiah. Membuat para penonton semakin heboh, terutama untuk Shu Rien.
Shu Rien tersenyum ceria ketika dirinya terpilih. Senyuman ceria yang membuat Hong Xiang merasa bahagia.
Di dalam hati ia berjanji akan membuat Shu Rien selalu tersenyum ceria. Dia tidak akan pernah membiarkan kesedihan dan kesialan menghampiri istrinya itu. Dia akan selalu menjadi pelindung sang istri.
"Aku tidak tahu sejak kapan aku mulai mencintaimu tapi yang pasti, aku akan selalu mencintaimu sampai akhir hidupku." Gumamnya lirih.