Part 9. Tak Habis Pikir

8.3K 1.5K 167
                                    

Voment:)

Setelah mengurung diri selama sebulan lebih di dalam kediaman, luka-luka di tubuh Pangeran Hong Xiang telah sembuh sepenuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengurung diri selama sebulan lebih di dalam kediaman, luka-luka di tubuh Pangeran Hong Xiang telah sembuh sepenuhnya. Kekuatannya sudah pulih. Perut sixpack impiannya mulai terbentuk.

Sekarang pangeran itu tengah menatap bangga pada perut sixpacknya di depan sebuah cermin kecil.

"Tidak sia-sia usahaku selama ini." Kekehnya puas.

Pria itu segera memakai baju dan keluar dari kamar. Berniat menghampiri An Na dan mengajak gadis kecil itu jalan-jalan.

Semenjak membawa gadis kecil itu pulang, Pangeran Hong Xiang tidak pernah membawa An Na berjalan-jalan keluar istana sekali pun akibat fokus memulihkan kekuatan dan bentuk tubuhnya. Namun, mereka tetap sering bertemu.

An Na pun juga tidak menuntut banyak padanya seperti anak kecil pada umumnya. An Na tidak pernah merengek untuk ditemani bermain atau pun jalan-jalan. An Na begitu mandiri dan seperti tidak ingin merepotkannya.

Pangeran Hong Xiang langsung masuk ke dalam kamar An Na saat tiba di sana. Pemandangan seorang gadis kecil tertidur nyenyak di lantai sambil memeluk bantal menculik perhatiannya. Buru-buru Pangeran itu menghampiri An Na dan menggendong An Na kembali ke kasur.

"Eh, paman. Kenapa paman ada di kamar An Na?" Gumam gadis kecil itu sambil membuka sedikit matanya. Tindakan pangeran memindahkan tubuhnya membuat tidur nyenyaknya terganggu.

"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan, gadis kecil."

Sontak saja ucapannya membuat An Na membuka mata lebar-lebar dan menatapnya bahagia. "Benarkah?!"

Pangeran Hong Xiang mengangguk.

An Na berdiri di kasur lalu melompat-lompat girang tapi hal itu tidak bertahan lama karena Pangeran Hong Xiang menarik tubuh An Na ke dalam pelukannya. "Jangan melompat seperti tadi lagi. Aku takut kau terluka, gadis kecil."

"Astaga, paman! An Na tidak akan terluka hanya karena hal sepele ini." Sahut An Na gemas.

Pangeran Hong Xiang melepaskan pelukannya dan menatap An Na serius. "Patuhi saja perintahku, gadis kecil," katanya dengan nada penuh peringatan sehingga membuat An Na mengerucutkan bibir kesal.

"Iya, iya."

"Oh ya, kenapa kau tidur di lantai? Apakah para dayang yang menyuruhmu tidur di lantai?" Tanyanya penuh kecurigaan. Kalau sampai kecurigaannya terbukti, maka dia tidak akan pernah mengampuni dayang itu. Ia akan membuat dayang tersebut merasakan kematian yang sangat menakutkan dan menyakitkan.

"Bukan, paman. An Na tidur di lantai karena merasa gerah."

"Tapi kenapa harus tidur di lantai? Apakah tubuhmu tidak terasa sakit sedikit pun sekarang?"

"Sama sekali tidak sakit karena An Na sudah sering tidur di lantai."

Hati Pangeran Hong Xiang berdenyut nyeri mendengar perkataan polos An Na. Ia tidak tega membayangkan tubuh semungil dan serapuh tubuh An Na harus tidur di lantai tiap harinya karena orang yang tidak bertanggungjawab.

Sementara itu, An Na meringis mendengar isi hati Pangeran Hong Xiang. Pria itu salah paham pada ucapannya. Dia memang sering tidur di lantai tapi bukan karena intimidasi orang lain. Dia sendiri yang ingin melakukan itu sampai-sampai sang ayah sering menasehatinya.

"Baiklah, sekarang kita makan. Perutmu pasti sudah lapar 'kan."

An Na mengangguk, membenarkan.

Pangeran Hong Xiang berdiri. Berjalan menuju pintu. Merasa An Na tidak mengikutinya, ia pun menoleh dan menatap An Na heran. "Kenapa masih duduk di sana? Ayo ikuti aku, gadis kecil."

An Na meniup poninya sebal. "An Na mau mandi dulu, paman."

"Tidak usah mandi."

An Na melotot kesal sambil berkacak pinggang. "Paman jahat. Masa An Na tidak mandi tapi paman sendiri sudah selesai mandi. Paman sudah ganteng sedangkan An Na masih jelek karena tidak mandi."

Pangeran Hong Xiang menaikkan alisnya heran. "Kata siapa kau jelek?! Meskipun belum mandi sama sekali, kau tetaplah cantik dan menggemaskan."

"Paman bohong! Pokoknya An Na mau mandi dulu." Sahut An Na kesal.

Pangeran Hong Xiang menggeleng tak habis pikir. "Terserah kau saja, gadis kecil. Aku akan memanggilkan dayang untukmu."

An Na menggeleng lagi. "Jangan panggil dayang, paman."

"Oh, kau ingin aku mandikan, gadis kecil?"

Pangeran Hong Xiang tertawa lepas kala melihat An Na memeluk tubuhnya sendiri sambil menatapnya horor. "An Na bisa mandi sendiri."

"Kenapa tidak mau aku mandikan?" Tanyanya iseng.

An Na tersenyum sombong dengan dagu terangkat angkuh. "Karena An Na takut kecantikan memikat An Na membuat paman lupa diri dan berakhir mencintai An Na. Ingat, An Na masih suka berondong. Kalau bisa nanti An Na menikah dengan anak paman saja."

Pangeran Hong Xiang tercengang.

"Pamanku, Ayah Mertuaku. Wow. Bukan kah itu suatu judul yang bagus untuk membuat sebuah cerita, paman?" Tanya An Na antusias.

Pangeran tampan itu benar-benar tak habis pikir dengan pola pikiran seorang An Na. Gadis kecil yang tak sengaja dibawanya ke kerajaan.

"Cepatlah menikah paman agar suami masa depan An Na cepat lahir." Cengir An Na tanpa merasa bersalah sedikit pun telah membuat Pangeran Hong Xiang syok mendengar ucapannya.

Cukup lama pria itu terdiam akibat terlalu syok.

"Siapa kau sebenarnya, gadis kecil? Kenapa kau sepercaya diri itu bahwa aku akan mencintai gadis kecil sepertimu? Oh ayolah. Umurku sudah 30 tahun, tidak tertarik pada anak kecil sepertimu." Jelasnya.

"Loh, usia paman maju ya? Kata Dayang usia paman baru 20 tahun?" Celetuk An Na iseng.

Pangeran Hong Xiang mengerjap pelan. Tersadar akan realita. Ya, usianya di zaman ini baru 20 tahun bukan 30 tahun!

Bersambung...

9/8/21

Follow firza532

My Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang