Part 35. Cemburu?

7.3K 1.1K 238
                                    

FOLLOW firza532

"An Na sudah pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"An Na sudah pergi." Jawab Hong Xiang singkat.

Kaisar terlihat kecewa. "Sejak kapan dia pergi?"

"Sepertinya saat kita semua sedang menghadiri pemakaman kedua pangeran."

Kaisar menghela nafas panjang. "Kenapa kau tidak menjaganya baik-baik? Atau jangan-jangan ada prajurit yang membawanya karena sudah tahu sayembara ini?"

"Tidak. Dia pergi murni atas keinginannya sendiri. Dia membuat surat."

"Ck. Sudahlah."

Kaisar pergi begitu saja dengan wajah kecewa.

Bagaimana tidak kecewa jika hadiah yang diimpikannya tadi hilang dalam sekejap.

Dia menyesal kenapa tidak dari dulu saja tahu ada hal ini. Kalau dari dulu tahu, kan bisa membawa An Na kembali ke Kekaisaran Wu.

"Kaisar lucu sekali." Kekeh Shu Rien.

"Tidak usah pedulikan dia." Hong Xiang memeluk pinggang istrinya sembari memberikan kecupan singkat.

Shu Rien berdecak tidak percaya. "Astaga, sekarang kau merasa cemburu pada ayahmu sendiri?"

"Intinya aku tidak suka kau memuji orang lain. Kau hanya boleh memujiku."

Hong Xiang kembali mencium bibir istrinya. Namun kali ini penuh tuntutan.

Shu Rien hanya bisa pasrah di bawah kuasa pria itu karena dia tidak akan bisa melawan.

Hong Xiang terlalu kuat dan tidak mau berhenti menciumnya selama pria itu belum puas melampiaskan emosinya.

Yah, begitu lah Hong Xiang. Dia tipe pria yang posesif dan dominan.

Baginya Shu Rien adalah wanitanya, miliknya.

Miliknya tidak boleh memuji pria lain.

Miliknya hanya boleh memujinya!

"Masih berani memuji pria lain di depanku?" Seringainya.

Ibu jarinya mengusap lembut bibir bawah Shu Rien tapi auranya begitu mengintimidasi sehingga gadis itu merenggut pelan.

"Padahal aku tidak memujinya."

"Masih berani mengelak? Mau aku cium lagi, hah?!" Sentak Hong Xiang kesal. Yang dia inginkan hanya lah permintaan maaf dari istrinya, bukannya bantahan.

Pangeran itu semakin mempersempit jarak di antara mereka kala Shu Rien hanya diam sambil menatapnya malas.

Tatapannya begitu tajam layaknya predator yang hendak menghabisi mangsanya.

Akhirnya, gadis cantik itu mengaku kalah di bawah tekanan Hong Xiang.

"Baiklah, aku minta maaf. Aku juga tidak akan memuji pria lain lagi. Apakah kau puas?!"

Hong Xiang tersenyum manis. Kemudian menarik tengkuk Shu Rien dan menyatukan bibir mereka lagi.

Shu Rien hanya bisa pasrah dan membalas ciuman Hong Xiang sebisanya.

Mereka terus berciuman dengan panas tanpa mempedulikan siapa pun.

Mereka terlalu larut dalam dunia mereka sendiri hingga tak menyadari diri mereka menjadi tontonan orang yang berlalu lalang.

Ciuman itu membuat mereka lupa akan segalanya. Termasuk kesedihan atas kepergian An Na.

Hong Xiang melepaskan tautan mereka. Menyatukan keningnya dengan kening Shu Rien. Menatap gadis itu dengan tatapan berkabut penuh nafsu. "Aku sangat ingin memakanmu sekarang." Bisiknya.

Shu Rien tersenyum malu. "Nanti saja kalau sudah malam."

"Aku tagih janjimu. Awas saja kalau menghindar." Kekeh Hong Xiang.

Shu Rien mengigit bibir bawahnya malu. Pipinya bersemu merah dan tak berani lagi menatap Hong Xiang. Dia berusaha menjauh tapi Hong Xiang tidak membiarkan itu terjadi.

Hong Xiang mengunci tubuh mungil Shu Rien dalam tubuh besarnya. Memiringkan kepalanya, hendak mencium bibir Shu Rien lagi. Akan tetapi ... "Pangeran, alangkah baiknya melanjutkan kegiatan pangeran di dalam kediaman. Kasihan para penonton yang kepanasan, pangeran." Ringis Fu.

Hong Xiang menatap bawahannya kesal. "Kau ku hukum! Bersihkan kandang kuda sekarang juga!" Titahnya.

Fu melotot kaget dan hendak memohon pada Hong Xiang untuk mencabut hukumannya tapi Hong Xiang lebih dulu pergi membawa Shu Rien menjauh.

Bersambung...

20/8/21

My Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang