Part 4. Kejam

13.5K 2.2K 690
                                    

Jangan lupa vote!

Semua orang meneguk saliva mereka susah payah saat melihat Pangeran Hong Xiang berjalan ke arah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang meneguk saliva mereka susah payah saat melihat Pangeran Hong Xiang berjalan ke arah mereka.

Tidak ada yang berani bergerak sembarangan. Mereka semua tertunduk dalam dan memilin jari-jari mereka.

Pangeran Hong Xiang yang melihat pemandangan itu tersenyum lebar. Pemandangan seperti ini lah yang diinginkannya. Semua orang harus tunduk dan takut padanya.

Pria itu menatap makanan di atas meja. Tidak menarik di matanya sedikit pun. "Masakkan aku makanan yang lain!" Titahnya.

Kepala koki mengangkat wajahnya takut-takut. "Apakah ada masalah dengan makanan yang kami hidangkan, pangeran?"

"Makanannya tidak membuatku berselera." Pangeran Hong Xiang menjawab datar tapi penuh intimidasi.

Orang itu tak berani bertanya lebih jauh lagi tentang makanan di atas meja dan hanya bisa pasrah. "Makanan apa yang pangeran inginkan? Kami akan memasakkannya untuk pangeran."

"Ayam."

Jawaban singkat Pangeran Hong Xiang membuat dayang mengerjap tak mengerti. "Apa maksud pangeran?"

Pangeran Hong Xiang mengebrak meja kesal. "Aku ingin kalian memasak ayam."

Mereka menelan Saliva kasar akibat melihat perubahan drastis Pangeran Hong Xiang.

Dulu bersifat lemah dan sekarang malah bersifat semena-mena serta arogan.

"Kenapa kalian semua masih di sini?! Cepat masak!" Bentak Pangeran Hong Xiang membuat para dayang lari terbirit-birit ke dapur.

Kini hanya Pangeran Hong Xiang yang tersisa di dalam ruangan. Pangeran itu memijit kepalanya yang terasa pusing akibat para dayang tidak terlatih seperti para maid di rumahnya. Membuat dia kesal saja!

Kalau saja dia sudah punya kuasa, maka dia tidak akan segan-segan memecat mereka semua.

"Sepertinya aku harus menyusun rencana secepat mungkin untuk menjadi kaisar supaya aku bisa berkuasa lagi."

Dari dulu, ia memang sosok yang sangat suka memegang kendali. Dia suka melihat semua orang berlutut dan menyembah padanya.

Pandangannya teralihkan pada makanan di atas meja lalu membuang makanan tersebut begitu saja ke lantai. Makanan itu membuat matanya sakit.

Sembari menunggu, ia duduk di dekat jendela. Melihat pemandangan di luar.

"Membosankan!" Ujarnya ketus.

"Lebih baik aku bermain." Kekehnya.

Mengambil sebuah pisau lalu menyelipkan di pinggangnya. Berjalan meninggalkan ruangan. "Kau ikut aku sebentar." Ujarnya langsung pada orang yang ditemuinya pertama kali setelah keluar dari ruangan.

Prajurit itu mengangguk patuh akibat takut dihajar seperti temannya.

"Kau orang beruntung hari ini karena terpilih menjadi teman bermainku." Ujar Pangeran Hong Xiang ambigu.

Prajurit itu salah paham dan mengartikan ucapan Pangeran Hong Xiang sebagai pertanda baik. Mungkin setelah ini dia bisa menjadi prajurit pribadi Pangeran Hong Xiang dan mendapatkan bayaran dua kali lipat daripada biasanya.

Wajah senang prajurit membuat Pangeran Hong Xiang tersenyum sinis dan mencemooh dalam hati.

"Kita mau kemana sebenarnya, pangeran?" Tanya prajurit mulai heran saat memasuki hutan.

"Ke sebuah tempat yang tenang sehingga tidak akan ada orang yang menganggu kita bermain."

Prajurit itu melotot kaget seraya memeluk tubuhnya sendiri. "Jangan perkosa saya, pangeran. Saya masih perjaka." Jeritnya histeris.

Pangeran Hong Xiang menatap malas. "Siapa juga yang ingin memperkosa pria kurus kering dan jelek sepertimu?!"

Jleb!

Sungguh menusuk hati perkataan seorang Pangeran Hong Xiang.

Prajurit itu saja sampai terdiam dengan wajah pucat pasi, menahan malu.

"Lagipula aku ini pria normal!" Cetusnya menambahkan.

Prajurit itu menggaruk kepala salah tingkah. "Maaf, pangeran."

Suasana kembali diam. Mereka semakin masuk ke dalam hutan.

Pangeran Hong Xiang berhenti berjalan. Otomatis prajurit pun berhenti dan menatap Pangeran Hong Xiang heran.

Prajurit itu kembali menjerit kaget saat tubuhnya di dorong ke batang pohon besar.

"Jangan perkosa saya, pangeran!! Saya mohon!!" Jerit prajurit itu lagi dengan mata terpejam.

"Saya masih normal. Saya punya perempuan yang sangat saya cintai. Saya akan menyatakan cinta pada perempuan itu. Jangan lecehkan saya, pangeran. Hormatilah keperjakaan saya." Racau prajurit.

Pangeran Hong Xiang yang kesal mendengar perkataan tidak masuk akal itu langsung memasukkan pisaunya ke dalam mulut prajurit.

Prajurit itu menjerit kesakitan dan berusaha berontak tapi Pangeran Hong Xiang tidak peduli. Dia semakin merobek mulut prajurit yang membuatnya kesal itu.

Setelah merobek mulut prajurit, pisau Pangeran Hong Xiang berpindah ke perut prajurit.

Prajurit itu kembali memberontak sekuat tenaga tapi rontaannya percuma. Dia tidak bisa terlepas dari cengkraman Pangeran Hong Xiang sedikit pun.

Prajurit semakin menjerit kesakitan saat pisau menusuk perutnya berulang kali. Air mata menjadi bukti rasa sakit yang dirasakannya.

Pangeran Hong Xiang tentu saja semakin bersemangat melihat ekspresi kesakitan korbannya. Ia menekan pisau sedalam mungkin dan memutarnya beraturan lalu menarik semua usus prajurit ke luar.

Pangeran Hong Xiang begitu kejam dan beringas sehingga membuat prajurit kehilangan nyawa dalam seketika dengan keadaan yang sangat mengenaskan.

Pangeran Hong Xiang menusuk dada prajurit dan hendak menarik jantung prajurit akan tetapi teriakan melengking seseorang di belakangnya membuat Pangeran Hong Xiang terkejut dan melepaskan mayat prajurit begitu saja. Ia segera berbalik dan melotot terkejut melihat orang yang berteriak.

Bersambung...

⁵/⁸/²¹

Hayoo. Siapakah orang yang melihat aksi kejam Pangeran Hong Xiang??

My Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang