Part 46. Hilang Kesabaran

4.9K 984 106
                                    

Wajah Hong Xiang berseri-seri karena berhasil menemukan barang yang diinginkan Shu Rien

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah Hong Xiang berseri-seri karena berhasil menemukan barang yang diinginkan Shu Rien. Namun wajah senangnya tak bertahan lama akibat dihadang oleh Min Ah.

Ekspresi datarnya tidak membuat Min Ah mundur. Gadis itu malah semakin mendekat dengan tidak tahu malunya.

Min Ah tersenyum manis namun tampak menjijikkan di mata Hong Xiang. "Aku membuatkan pangeran sup sirip hiu. Mohon pangeran menerimanya." Pintanya dengan nada bicara yang diimut-imutkan. "Aku membuat sup ini penuh perjuangan, pangeran. Lihat tanganku ini, penuh dengan sayatan pisau." Meski tidak mendapat sahutan, Min Ah tetap melanjutkan ucapannya.

Hong Xiang menghela nafas kesal. Ia sangat tidak suka dengan Min Ah. Penganggu dan menyebalkan.

Andaikan saja semalam Shu Rien tidak ngidam dan menangis, pasti dia sudah berhasil menyingkirkan Min Ah sehingga tidak perlu lagi menghadapi gangguan siluman rubah di hadapannya ini.

"Pangeran kenapa diam saja? Apakah pangeran terharu melihat perjuanganku?" Tanya Min Ah percaya diri.

Pangeran Hong Xiang berjalan melewati Min Ah begitu saja sambil mengucapkan kata menyakitkan, "Jangan ganggu aku!"

Tapi hal itu tidak membuat Min Ah menyerah. Gadis itu malah mengejar Hong Xiang dan berjalan di sisi pria itu. Tetap tersenyum manis dan seolah tidak mendengar perkataan Hong Xiang sebelumnya.

"Cicipi lah masakan ku, pangeran. Setelah itu baru aku pergi." Rayunya.

Hong Xiang menghentikan langkahnya dan merebut masakan Min Ah lalu membuangnya ke tanah. "Jangan membuat kesabaranku habis!" Ancamnya.

Ekspresi Min Ah terlihat sangat sedih. Matanya mulai berkaca-kaca. "Kenapa pangeran membuang masakan ku? Aku sudah bersusah payah membuatnya!" Teriaknya kesal.

"Aku tidak menyuruhmu membuatnya, jalang." Jawab Hong Xiang dingin.

Min Ah semakin tidak terima diperlakukan jahat oleh pria yang dicintainya. Dia memeluk tubuh Hong Xiang dan mencium bibir Hong Xiang kesal.

Hong Xiang dengan mudah mendorong Min Ah dan mencekik gadis itu tanpa merasa kasihan. "Kau semakin membuat kesabaran ku habis. Jangan pikir aku tidak berani menyakiti perempuan jalang sepertimu."

Pria itu menghantukkan kepala Min Ah ke pohon sekuat tenaga sehingga kepala Min Ah terluka parah namun itu tidak membuat Hong Xiang menghentikan tindakannya. Hong Xiang malah semakin brutal menghantukkan kepala Min Ah ke pohon sampai gadis itu memohon untuk dilepaskan.

Telinga Hong Xiang seolah tuli. Tidak menghentikan siksaannya pada Min Ah dan malah semakin menjadi-jadi. Kesabarannya sudah habis menghadapi perempuan tidak tahu malu dan menyebalkan seperti Min Ah.

Kemarahannya membuat Hong Xiang lupa dengan keadaan sekitar. Untung saja tidak ada orang yang berlalu lalang di sana. Kalau ada, sudah pasti dia akan langsung terjerat masalah besar.

"Hentikan.." lirih Min Ah lemas.

Hong Xiang tersenyum sinis. "Berani mengangguku sama saja dengan mempercepat kematian mu. Jika selamat ingatlah untuk menjauh dariku." Sarkasnya.

Min Ah jatuh tak sadarkan diri saat Hong Xiang semakin menguatkan cekikannya. Beriringan dengan itu, muncullah Shu Rien.

Shu Rien sangat terkejut melihat keadaan mengenaskan Min Ah. Buru-buru dia memeluk tubuh tegap suaminya. "Jangan sakiti dia lagi. Aku mohon." Lirihnya.

Hong Xiang refleks berhenti dan melepaskan cekikannya. Tubuh Min Ah tersungkur ke tanah begitu saja.

Shu Rien melepaskan pelukannya dan memeriksa keadaan Min Ah. Wanita cantik itu menghela nafas lega saat merasakan Min Ah masih bernafas.

Meskipun ia sangat membenci Min Ah, dia tidak bisa membiarkan Min Ah mati di tangan suaminya.

Bisa-bisa nanti suaminya ditangkap dan dihukum penjara seumur hidup karena membunuh seseorang. Sungguh, Shu Rien tidak ingin itu terjadi.

"Bantu aku membawa Min Ah ke tempat tabib." Titahnya ke Hong Xiang.

Sontak saja dia langsung mendapatkan penolakan. "Untuk apa membawanya ke tabib. Biarkan saja dia mati di sini dan dia tidak akan bisa menganggu kita lagi."

"Bagaimana kalau dia tidak mati? Lalu, dia menceritakan semuanya pada orang lain. Apakah kau tidak berpikiran sampai ke sana, Hong Xiang?!" Tanya Shu Rien gemas.

Hong Xiang mengerjap polos. "Aku harus bagaimana?"

Shu Rien menghela nafas gusar. "Bantu aku membawanya ke tabib. Kita harus lebih dulu membuat alasan keadaannya menjadi seperti ini. Saat terbangun, siapa yang akan percaya pada ucapannya?"

"Ternyata istriku licik juga." Seringai Hong Xiang.

Shu Rien melotot kesal. "Ini bukan saatnya menggodaku. Lebih baik kau segera membantuku."

"Baiklah, baiklah. Jangan melotot lagi padaku atau cintaku padamu akan bertambah semakin besar."

"Hong Xiang!!" Jerit Shu Rien kesal sedangkan Hong Xiang tertawa senang.

Akhirnya sepasang suami istri itu membawa Min Ah ke tabib dan menceritakan alasan Min Ah terluka parah. Semua orang percaya pada mereka dan alasan Min Ah terluka parah juga menyebar cepat ke seisi istana.

Bersambung....

27/8/21

firza532

My Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang