Part 16. Tidak Kenal Takut

6.4K 1.3K 115
                                    

Voment

Hari itu, Hong Xiang benar-benar memanjakan An Na

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu, Hong Xiang benar-benar memanjakan An Na. Membelikan semua yang diinginkan gadis kecil itu tanpa merasa keberatan sedikit pun. Mulai dari barang murah sampai barang mahal.

Lagi-lagi Pangeran itu dibuat penasaran oleh An Na. Tidak biasanya seorang anak kecil tertindas membeli banyak barang. Setidaknya mereka tahu diri sedikit lah pada orang yang menolong. Bukan seperti An Na yang tidak tahu diri. Tapi, tak apa. Hong Xiang tetap menyayanginya. Apapun keinginan gadis kecil itu akan dikabulkannya sebab pengeluaran banyak tidak lah seberapa jika dibandingkan dengan kebahagiaan An Na.

Mereka baru pulang setelah An Na mengeluh kelelahan. Tanpa membuang waktu Hong Xiang berjalan secepat mungkin ke istana supaya gadis kecil itu bisa beristirahat. Akhirnya ia sampai di gerbang kerajaan. Dia hendak masuk ke dalam tapi langsung ditodong senjata oleh para prajurit. "Ada apa ini?" Tanyanya kesal.

"Kaisar memerintahkan kami untuk menangkap dan membawa Anda kehadapan yang mulia, pangeran."

Hong Xiang memutar bola mata malas. Menebak di dalam hati ini semua terjadi atas aduan Pangeran Zhi Ro.

"Turunkan senjata kalian! Aku tidak akan kabur."

Prajurit itu menurut karena takut dengan tatapan tajam Hong Xiang.

"Biarkan aku mengantar An Na ke kediaman dulu, setelah itu baru aku menghadap kaisar."

"Tidak bisa, pangeran! Kaisar langsung menyuruh Anda untuk menghadapnya."

Hong Xiang mendesah kesal. "Baiklah. Cepat bawa aku padanya!" Lebih baik menyelesaikan masalah ini secepat mungkin.

Para prajurit memimpin jalan. Sementara, Hong Xiang terus mengikuti dari belakang sambil mengelus kepala An Na agar gadis kecil itu tidak terbangun.

Tak lama, mereka akhirnya sampai di hadapan kaisar. Prajurit menunduk hormat ke kaisar dan berlalu meninggalkan ruangan sehingga di ruangan itu hanya tersisa kaisar, Hong Xiang, dan An Na yang tertidur.

"Darimana saja kau, Pangeran Hong Xiang?!"

Hong Xiang tetap santai meskipun mendapatkan tatapan tajam dan tak bersahabat dari kaisar. Dia tidak merasa takut sama sekali karena ia merasa derajatnya lebih tinggi dibandingkan kaisar. Jika pria itu berani menyakitinya, maka dia duluan yang akan menyakiti kaisar. Tidak susah untuk melumpuhkan pria tua seperti kaisar.

"Menemani An Na ku bermain. Kenapa memangnya?"

Kaisar menunjuk wajah Hong Xiang kesal. "Berani sekali kau membawanya ke luar! Apa kau tidak takut orang-orang akan mengira kau tidak normal?!"

"CK! Hanya orang bodoh yang akan berpikir aku tidak normal karena membawa seorang anak kecil berjalan-jalan."

Kaisar memukul meja kuat sehingga membuat An Na terbangun seketika. "Jadi kau mengatakan aku bodoh?!" Teriaknya murka.

Hong Xiang menyeringai. "Bukan aku yang mengatakannya tapi kau sendiri."

Kaisar semakin naik pitam. Tidak terima direndahkan oleh Hong Xiang. Kaisar kembali menunjuk-nunjuk wajah Hong Xiang.

"Kau tidak tahu aturan! Tadi kau memukuli adikmu dan sekarang kau malah melawanku! Kau akan menerima hukuman mu, Pangeran Hong Xiang!"

"Huaaaa!! Jangan hukum paman!!" Teriak An Na sambil menangis keras. Berhasil mengalihkan perhatian keduanya.

Kala tatapannya mengarah ke gadis kecil itu, ia langsung terdiam dan terpesona dalam diam karena keimutan An Na.

Wajah imut yang dibasahi air mata malah membuat gadis kecil itu tampak semakin menggemaskan.

"Kakek, jangan hukuman paman. Hukum An Na saja." Ujarnya terbata-bata.

"Jangan sembarangan gadis kecil! Aku tidak akan pernah membiarkanmu dihukum."

"Tapi An Na tidak mau melihat paman dihukum."

Hong Xiang menghapus air mata An Na. "Jangan menangis lagi karena aku tidak akan dihukum. Iya 'kan, ayah?" Tatapannya mengarah ke kaisar. Penuh tuntutan.

Kaisar mengangguk. Dia jadi tidak tega melihat gadis kecil itu semakin menangis keras.

"Benarkah? Paman tidak akan dihukum?" Tanya An Na kembali riang.

Kaisar tersenyum. "Iya."

"Kakek baik sekali. An Na sayang kakek."

Kaisar tersenyum geli. "Kalau An Na sayang kakek, main lah dengan kakek sesekali."

Hong Xiang kembali waspada.

Ayahnya ini bukan pedofil seperti sang adik kan?!

"Ya. An Na akan bermain dengan kakek."

"Jangan macam-macam, ayah," Kata Hong Xiang penuh penekanan.

Kaisar tahu jelas maksud Hong Xiang. Dia hanya menatap datar dan kesal. "Kau yang jangan berpikiran macam-macam! Aku hanya menganggapnya sebagai cucu perempuanku."

Hong Xiang mendesah lega.

"Macam-macam apa paman? Macam-macam warna dan rasa?" Tanya An Na polos.

Kaisar tertawa geli sedangkan Hong Xiang mengusap puncak kepala An Na lembut.

"Kalau tidak ada yang ingin kau katakan lagi, aku akan kembali ke kediamanku. An Na butuh istirahat." Ujarnya datar.

Kaisar menatap Hong Xiang dingin. "Kali ini aku mengampunimu tapi kalau kau masih menyakiti anak-anakku, aku tidak akan pernah mengampunimu."

Hong Xiang terkekeh geli. "Lucu sekali. Dulu saat aku disakiti oleh anak-anakmu yang lain, kenapa kau tidak pernah peduli sedikit pun? Kenapa sekarang kau memperbesar masalah dan hendak menjatuhkan ku hukuman?!"

Pangeran itu mengungkapkan isi pemikirannya tanpa peduli pada resikonya. "Kau tidak adil dan bijaksana! Asal kau tahu, kau tidak pantas menjadi seorang ayah apalagi menjadi seorang kaisar."

Bersambung...

12/8/21

My Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang