Part 47. Menyiksa Secara Perlahan

4.9K 985 155
                                    

Vote dan komen jangan lupaa❤️

Ayah Min Ah sedang tidak berada di kekaisaran sehingga gadis itu terpaksa dirawat di istana untuk sementara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayah Min Ah sedang tidak berada di kekaisaran sehingga gadis itu terpaksa dirawat di istana untuk sementara.

Hong Xiang pura-pura menjenguk Min Ah dan bersimpati atas apa yang terjadi namun mereka tidak tahu Hong Xiang diam-diam telah menaruh racun perusak pita suara ke dalam obat. Dia ingin membuat Min Ah tersiksa secara perlahan karena telah mencium bibirnya.

Pria itu akan terus menghantui hidup Min Ah. Membuat orang-orang memandang gadis itu rendah dan berakhir menjadi cemoohan semua orang.

Tiga hari setelahnya, Min Ah baru sadar. Efek racun Hong Xiang bekerja begitu cepat. Min Ah mendadak jadi bisu.

Hal itu membuat Min Ah menjadi semakin tidak terkendali. Setiap hari selalu mengamuk. Menghancurkan banyak barang. Menolak semua tamu. Menyakiti diri sendiri. Mencoba mengakhiri hidup namun selalu digagalkan oleh tabib.

Tidak hanya sampai di sana rencananya menghancurkan Min Ah, dia juga memberikan obat perangsang ke dalam makanan Min Ah sehingga membuat gadis itu melakukan hal tercela pada tabib dan diketahui banyak orang.

Dalam sekejap, reputasi Min Ah benar-benar dihancurkan oleh Hong Xiang.

Tidak ada lagi Min Ah yang terkenal lembut dan beretika. Yang ada hanya lah Min Ah bisu dan murahan.

Rencana Hong Xiang membuat batin Min Ah tertekan berhasil. Setiap hari Min Ah mengurung diri di dalam kamar dan tak berani keluar serta tidak ingin bertemu dengan siapapun. Bahkan dengan ayahnya sendiri.

Keadaan Min Ah sangat membuat Hong Xiang puas dan bahagia.

Bagaimana tidak bahagia jika penganggu dalam hidupnya sudah hancur?!

Sekarang saat keluar dari kediaman tidak perlu cemas diganggu Min Ah lagi. Hubungannya dengan Shu Rien juga tidak akan terganggu lagi oleh kesalahpahaman yang diciptakan Min Ah. Aman, damai, dan tentram. Hidup yang didambakan Hong Xiang.

"Kenapa kau tersenyum? Jangan-jangan kau memikirkan gadis cantik?" Tuding Shu Rien.

Hong Xiang refleks menoleh ke arah Shu Rien. Tatapan istrinya itu sangat tajam dan penuh selidik. Membuatnya terkekeh geli. "Ya, aku sedang memikirkan gadis cantik."

Shu Rien melotot kesal. "SIAPA?!" tekannya.

"Gadis yang sedang duduk di pangkuanku sekarang ini."

Shu Rien memukul dada Hong Xiang pelan. "Aku bukan gadis lagi tapi wanita. Apakah kau tidak lihat aku sedang mengandung anakmu sekarang?" Omelnya.

Hong Xiang tertawa kencang. "Baiklah, kalau begitu aku ralat. Wanita cantik bukan gadis cantik." Pria itu menciumi pipi berisi Shu Rien gemas. "Apakah kau sudah puas, istriku?"

Shu Rien menahan bibir Hong Xiang dengan telapak tangannya. "Jangan menciumiku lagi." Namun tangannya disingkirkan begitu Saja.

Hong Xiang kembali menciuminya tapi kali ini di bibir bukan di pipi. Berulang kali mengecup bibir Shu Rien tanpa membiarkan istrinya itu lepas dari cengkramannya. Shu Rien hanya bisa pasrah dan membiarkan Hong Xiang bertindak sesukanya. Ciuman itu baru terhenti kala mendengar perut Shu Rien berbunyi.

"Kau lapar?" Tanyanya memastikan.

Shu Rien mengangguk dengan bibir yang mengerucut kesal.

"Kau ingin makan apa?"

"Terserah."

"Memangnya ada jenis makanan terserah?" Goda Hong Xiang.

"Ada."

"Kenapa aku baru tahu?"

"Karena kau bodoh dan tidak berpengetahuan."

"Astaga, sayang. Kenapa ucapanmu menjadi setajam ini padaku?"

Shu Rien mengendikkan bahu cuek. Hong Xiang yang terlampau gemas kembali menyerang bibir istrinya itu.

Para dayang yang sedari tadi menjadi penoton hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah sepasang suami istri itu. Lalu dengan sadar dirinya membuatkan makanan untuk Shu Rien. Membiarkan sepasang suami istri itu saling mengungkapkan cinta lewat tindakan.

"Pangeran, ada surat untuk pangeran dari An Na!!" Teriak Fu menghancurkan suasana.

Fu mundur perlahan dan tersenyum canggung saat melihat tatapan tajam semua orang. Terutama tatapan Hong Xiang.

"Eh, maaf. Lanjutkan saja mencium tuan putri, pangeran. Saya pergi dulu."

Fu berlari sekuat tenaga meninggalkan ruangan yang mendadak terasa sangat mencekam itu.

Melarikan diri dari bahaya lebih tepatnya namun dia tidak seberuntung itu karena Hong Xiang sudah memberikan hukuman mematikan padanya.

"BERSIHKAN SEMUA KANDANG KUDA DI KERAJAAN INI, FU!!"

Bersambung...

27/8/21

My Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang