Voment
Cerita An Na semalam membuat Hong Xiang kian protektif. Dia tidak memperbolehkan An Na pergi keluar kediaman sendirian. Takut gadis kecil itu diculik lagi oleh orang jahat.
Untungnya kemarin An Na berhasil lolos dari cengkraman orang jahat itu dan bisa kembali ke kerajaan seorang diri. Jika tidak, maka Hong Xiang tidak bisa membayangkan apa yang akan menimpa gadis kecilnya.
Namun, meskipun An Na kembali dengan selamat, gadis kecil itu sekarang sedang sakit. Kepala panas, wajah pucat, tubuh menggigil, dan muntah-muntah.
Keadaannya membuat Hong Xiang panik. Tak tahu apa yang harus dilakukan karena tidak berpengalaman menjaga orang sakit.
Untungnya ada Shu Rien yang berpengalaman. Istri cantiknya itu merawat An Na begitu telaten. Mengompres, memberi obat, memeluk, bahkan membersihkan muntah An Na.
Dari hasil pemeriksaan tabib, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. An Na hanya terserang demam biasa dan akan segera pulih selama minum obat secara teratur.
"Berhentilah mondar mandir di hadapanku. Kau membuatku pusing." Tegur Shu Rien pelan.
Hong Xiang tidak mendengarkan perkataan istrinya. Pria itu tetap mondar mandir sambil mengigit bibir bawahnya cemas. Tatapannya tak pernah lepas dari An Na.
"Jangan menguji kesabaran ku. Berhenti lah mondar mandir! Tidak hanya aku yang akan pusing tapi juga An Na. Kau tidak ingin melihat An Na cepat sembuh ya?!"
Barulah Hong Xiang berhenti. Wajahnya terlihat tertekuk. "An Na tidak akan kenapa-napa, 'kan?" Lirihnya.
"Iya. Dia tidak akan kenapa-napa."
"An Na tidak akan mati, 'kan?"
Shu Rien menampar paha Hong Xiang kuat. "Jangan terlalu berlebihan. Kau pikir dia sekarat sampai bertanya seperti itu, hah?"
Hong Xiang berdecak kesal dan mendorong kening sang istri. "Jangan menyentuhku!"
"Astaga. Menyentuh katamu?" Shu Rien bertanya dengan tatapan tidak percaya.
"Iya. Kenapa? Mau mengelak? Jelas-jelas kau menyentuh pahaku. Dasar wanita mu--"
Mulut Hong Xiang refleks tertutup kala mengingat sesuatu. "Aku ingin mengambil makanan dulu. Kau ingin apa? Aku akan membawakannya untukmu." Mengalihkan topik pembicaraan begitu saja.
"Aku tidak lapar."
"Kau belum makan dari tadi," kata Hong Xiang dingin.
"Lalu?"
"Harus makan!"
Shu Rien menggeleng. "Aku tidak lapar Sama sekali."
Hong Xiang melenggang pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun. Panggilan Shu Rien diabaikannya.
Ketika sudah keluar dari kamar An Na, pangeran tampan itu menyuruh dayang untuk membuatkan makanan.
Dalam kurun waktu setengah jam harus sudah selesai memasak semuanya. Kalau lama selesainya, maka siap-siap saja akan dihukum.
Mendengar titahnya, para dayang langsung berlari menyiapkan makanan.
Hong Xiang menunggu masakan selesai sambil menikmati teh. Dilayani oleh beberapa dayang.
Pangeran itu menikmati tehnya dalam diam. Tidak mempedulikan para dayang sedikit pun. Para dayang juga tidak berani berbicara tanpa ditanya terlebih dahulu.
Ketenangan tersebut tak berlangsung lama kala mendengar teriakan Pangeran Zhi Ro.
Hong Xiang berdiri dengan kasar. Lantas mendekati asal suara. Aura dingin nan penuh intimidasi yang keluar dari tubuhnya membuat siapapun merasa menciut seketika.
Akhirnya dia sampai di tempat Pangeran Zhi Ro berada. Pangeran itu kini tengah ditahan oleh Fu dan prajurit lainnya. "Pergi! Kau tidak diterima di sini!" Usir Hong Xiang langsung.
"Aku dengar An Na sakit. Aku ingin menjenguknya dan aku tidak akan pergi sebelum melihat An Na." Tegas Pangeran Zhi Ro.
"Aku tidak mengizinkanmu bertemu dengannya. Cepat pergi!"
"Memangnya kau siapa sampai berani melarangku bertemu dengannya?!"
"Orangtua angkatnya."
"Aku tidak peduli! Intinya aku harus melihat An Na sekarang juga!"
Pangeran Zhi Ro memberontak sehingga membuat para prajurit kewalahan dan melepaskannya. Lalu, pangeran itu menerobos masuk ke dalam kediaman.
Hong Xiang langsung menyerang Pangeran Zhi Ro dari belakang sehingga pangeran itu tersungkur. "Pergi dari sini atau aku akan membuatmu terluka parah?" Ancamnya.
Pangeran Zhi Ro segera berdiri. Menatap Hong Xiang marah dan kesal. Lalu, langsung menyerang Hong Xiang membabi buta.
Akhirnya, pertarungan pun tak dapat terelakkan di antara mereka. Para prajurit dan dayang hanya bisa menonton sebab mereka tak berani untuk memisahkan pertarungan sengit itu.
"BERHENTI!"
Bersambung...
18/8/21
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love In The Past
FantasyDamian Alexander adalah pria lajang berusia 30 tahun yang sangat berpengaruh di dunia. Perusahaannya berdiri di seluruh negara dan menguasai berbagai bidang. Suatu hari, Damian dibunuh oleh Charlos. Namun, itu bukan lah akhir dari kisah hidupnya mel...