Rupanya rencana cerdiknya tak berjalan sesuai ekspetasi Hong Xiang.Saat kaisar tahu dirinya terluka parah, kaisar memanggil tabib terhebat di kekaisaran dan menyuruh mereka mengobati Hong Xiang.
Alhasil, sebelum hari pernikahan, Hong Xiang sudah sembuh total. Bahkan bekas lukanya pun juga menghilang karena ramuan dari tabib. Hancur sudah rencananya karena pada akhirnya dia tetap menikah dengan Shu Rien.
Ingin sekali rasanya Hong Xiang kabur dari pernikahan karena tidak ingin terikat dengan wanita manapun, tapi dia tidak bisa melakukan itu karena An Na.
Sekarang dia hanya bisa pasrah dan melakukan semua ritual pernikahan. Menjalani satu tahap ke tahap lain dengan ogah-ogahan. Wajah datarnya tidak terlihat menganggu siapapun karena pada dasarnya memang tidak ada yang peduli pada dirinya.
Hong Xiang hanya lah alat untuk mempererat kerja sama antara dua kerajaan.
Wajah para tamu tampak bahagia. Saling mengobrol satu sama lain. Sangat berbanding terbalik dengan wajah Hong Xiang. Pria itu bahkan enggan melirik istrinya.
Setelah kegiatan panjang nan melelahkan, akhirnya pernikahan selesai dan mereka diperbolehkan kembali ke kediaman.
Hong Xiang ditekankan untuk tidur satu ruangan dengan Shu Rien. Benar-benar menyebalkan.
Hong Xiang berjalan terlebih dahulu. Sementara itu, Shu Rien mengikuti dari belakang tanpa banyak bicara.
Keheningan menyelimuti mereka. Tidak ada yang berniat memecahkan kesunyian. Seolah terlalu nyaman dengan kondisi mereka sekarang ini.
Daripada terlihat seperti sepasang pengantin, mereka lebih terlihat seperti musuh.
Semua dayang di kediaman menyambut kedatangan Hong Xiang dan Shu Rien.
"Bagaimana keadaan An Na? Apakah keadaannya sudah membaik?" Tanyanya langsung.
Tadi pagi An Na memang mengeluh pusing dan kedinginan. Karena khawatir penyakit gadis kecil itu semakin parah, Hong Xiang menyuruh An Na beristirahat saja.
"Sudah, pangeran. Tadi An Na sudah sembuh dan meminta kami membuatkannya mie pedas."
Hong Xiang memijit kepalanya mendengar jawaban sang dayang. "Kenapa kalian membiarkannya makan mie pedas lagi?"
"Maaf, pangeran. Kami tidak tega melihatnya menangis dan merengek."
Hong Xiang menghela nafas kasar.
"Apakah An Na sudah tidur?"
"Sudah, pangeran."
Hong Xiang mengangguk pelan. Tatapannya kembali terlihat tajam dan penuh intimidasi pada para bawahannya.
Para dayang menelan Saliva kasar dan bertanya di dalam hati apakah mereka melakukan kesalahan atau tidaknya.
Hong Xiang menoleh ke arah istrinya. "Perkenalkan dirimu pada mereka."
Perempuan itu tersentak kaget namun untungnya dapat menguasai diri dengan baik sehingga Hong Xiang tidak perlu mengulang ucapan dua kali. "Namaku Shu Rien. Istri Pangeran Hong Xiang." Tuturnya canggung.
Hong Xiang melipat tangan di depan dada sembari menatap para bawahannya dengan tatapan penuh intimidasi. "Kalian dengar itu 'kan? Dia istriku. Mulai sekarang kalian harus menghormatinya meskipun aku tidak berada di dalam kediaman. Kalau sampai aku mengetahui kalian tidak menghormatinya, maka aku akan menghukum kalian. Mengerti?!"
"Mengerti, pangeran." Sahut mereka kompak.
"Ah ya, kalau kalian melihatnya menyakiti An Na, laporkan padaku." Imbuh Hong Xiang.
"Baik, pangeran."
"Siapa An Na?" Tanya Shu Rien terdengar penasaran. Ini adalah pertama kalinya dia berbicara pada Hong Xiang.
"Dia anakku."
"Anak? Sejak kapan kau punya anak? Kenapa ayah tidak pernah memberitahuku kalau kau punya seorang anak?"
"Anak angkat." Jawabnya singkat.
"Ohh, anak angkat. Kenapa kau mengangkatnya menjadi anak? Dimana orangtua kandungnya? Kau tidak menculiknya dari orangtua kandungnya 'kan? Kau tidak mencintai seorang anak kecil 'kan?"
"Cerewet!" Desis Hong Xiang kesal sehingga membuat perempuan itu mendengkus kesal.
"Jawab saja pertanyaanku!"
Hong Xiang mencengkram bahu Shu Rien dan meremasnya kuat. "Kau mulai menunjukkan jati dirimu, huh?"
Shu Rien terkekeh geli. Menghadirkan kekesalan Hong Xiang. Pria itu menyeret Shu Rien ke kamar. Meninggalkan para dayang yang melongo kaget melihat drama sepasang pengantin itu.
Setibanya di kamar, Hong Xiang langsung membuka penutup kepala Shu Rien dan mendorong perempuan itu ke kasur. Kemudian menindihnya.
"Kau tidak sabar untuk melakukan malam pertama denganku, suami?" Kekeh Shu Rien tanpa merasa takut sedikit pun.
Hong Xiang terpaku melihat mata Shu Rien. Ia merasa familiar.
Pria tampan itu kembali sadar saat Shu Rien mengelus pipinya. "Kenapa melamun? Kau tidak tahu cara melakukan itu? Tidak apa-apa, aku akan mengajarimu sampai kau bisa." Cengir Shu Rien tanpa merasa malu sedikit pun.
Hong Xiang bangkit dari atas tubuh Shu Rien lalu meraup wajahnya kasar. "Dasar wanita murahan!" Desisnya.
Shu Rien menyengir lebar. "Dan wanita murahan ini adalah istrimu, Pangeran Hong Xiang."
Perempuan itu pun duduk. Merapikan rambutnya yang berantakan dan menatap Hong Xiang dengan tatapan menggoda. "Tidak kah kau ingin mencoba tubuh wanita murahan ini, suami?" Kekehnya geli.
Hong Xiang meringis jijik. "Tidak Sudi!"
"Yah, padahal banyak sekali pria di dunia ini yang ingin mencoba tubuhku tapi kau malah tidak mau mencobanya. Kau masih normal 'kan, suami?"
Hong Xiang menatap perempuan itu tajam. "Jangan pernah menunjukkan sikap murahanmu kepadaku!"
Bersambung...
16/8/21
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love In The Past
FantasíaDamian Alexander adalah pria lajang berusia 30 tahun yang sangat berpengaruh di dunia. Perusahaannya berdiri di seluruh negara dan menguasai berbagai bidang. Suatu hari, Damian dibunuh oleh Charlos. Namun, itu bukan lah akhir dari kisah hidupnya mel...