Part 5. Gadis Kecil

13.5K 2.3K 349
                                    

Vote sebelum baca:)

Vote sebelum baca:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aduh, paman. Kenapa terlihat terkejut begitu melihat An Na? Apakah karena An Na terlalu cantik dan menggemaskan?"

Pangeran Hong Xiang mengernyitkan kening. Merasa aneh dengan tingkah penuh percaya diri gadis kecil di hadapannya.

Pria itu terdiam sejenak. Menatap gadis kecil itu penuh penilaian. Dari atas sampai bawah. Dan di matanya, anak kecil itu terlihat seperti anak orang kaya.

Lihat saja pakaian mahal dan perhiasan yang melekat di tubuhnya. Belum lagi aura anak kecil itu terdapat aura bangsawan meskipun masih kecil.

Melihat gadis kecil itu menatapnya polos dan mengedipkan mata imut, hati dingin Pangeran Hong Xiang mulai meleleh.

Selama tiga puluh tahun hidup, baru kali ini ia menyadari betapa lucunya seorang anak kecil.

Pangeran Hong Xiang pun berjongkok. Menyamakan tingginya dengan gadis kecil. Untuk sejenak ia merasa tertegun melihat wajah gadis kecil itu dari dekat. Sangat imut dan menggemaskan.

Dia bahkan tidak bisa menahan rasa gemasnya saat gadis kecil itu mengerjapkan mata bulatnya dengan pipi yang mengembung lucu.

Tanpa dapat ditahan, tangannya mendarat di puncak kepala gadis kecil bernama An Na itu. "Kenapa gadis kecil sepertimu bisa ada di hutan ini?"

Raut wajah An Na tampak berubah drastis. Dari yang tadinya berseri-seri menjadi muram. Begitu pun dengan mata bulatnya yang mulai berkaca-kaca.

"Apa yang terjadi padamu?" Tanya Pangeran Hong Xiang kaget sekaligus penasaran.

An Na memeluk tubuh Pangeran Hong Xiang tanpa terduga. "Kakak dan bibi tidak menginginkan An Na lagi. Mereka tidak menyayangi An Na dan hendak menjual An Na ke seorang kakek tua sehingga An Na pun kabur dari rumah karena tidak ingin dibawa kakek itu." Adu gadis kecil tersebut sambil menangis pilu. Membuat hati Pangeran Hong Xiang teriris.

"Jangan menangis lagi. Kau ikut denganku saja ke kerajaan. Aku akan melindungimu, gadis kecil."

An Na melepaskan pelukannya dan menatap Pangeran Hong Xiang senang. "Benarkah?!" Tanyanya antusias.

"Iya." Sahut Pangeran Hong Xiang sembari menghapus air mata An Na.

"Paman bukan orang jahat 'kan?" An Na bertanya polos.

"Tentu saja bukan. Kalau aku orang jahat sudah pasti aku akan membunuhmu." Jawabnya gemas.

"Lalu, kenapa paman membunuh prajurit itu?" Tanya An Na polos sambil menunjuk mayat di belakang Pangeran Hong Xiang.

"Itu karena dia orang jahat."

An Na mengangguk mengerti. "Berarti boleh membunuh orang kalau dia jahat?"

Pangeran Hong Xiang menyeringai. "Ya."

An Na mengerjap pelan lalu mengangguk mengerti.

Pangeran Hong Xiang terkekeh geli melihat reaksinya. "Siapa namamu, gadis kecil?" Mengalihkan pembicaraan.

Pangeran itu hampir tertawa melihat wajah kesal An Na yang terlihat sangat menggemaskan. "An Na. Paman budeg, hah?!"

Pria itu tertawa kecil. "Lalu, berapa umurmu?"

"7 tahun."

"Oh, kupikir umurmu baru 5 tahun tadinya."

"Memangnya An Na sekecil itu, ya?" Renggut An Na.

Pangeran Hong Xiang tertawa mendengar pertanyaan sebal gadis kecil di hadapannya. "Ya. Kau memang sekecil itu tapi nanti tenang saja, saat pulang bersamaku, tubuhmu akan sebesar gajah."

"Astaga, ngab!! Jangan sampai! An Na tidak mau menjadi gendut dan berakhir di ejek semua orang." Jerit An Na panik.

"Memangnya siapa yang berani mengejekmu selagi ada aku?"

"Tentu saja mereka mengejek An Na saat paman tidak ada."

Pangeran Hong Xiang berdiri sedangkan gadis kecil itu mendongak, menatapnya polos.

"Ayo pulang." Ajaknya dan mendapatkan senyuman lebar dari An Na.

Hati Pangeran Hong Xiang terasa menghangat saat tangan mungil An Na mengenggam jemarinya.

Seulas senyuman tulus terbit pertama kali di bibirnya. Berlebihan memang. Tapi memang benar begitu adanya.

"Tangan dan baju paman masih berlumuran darah," kata An Na tiba-tiba.

Pangeran Hong Xiang tersentak. Untung saja An Na mengatakan hal itu padanya, kalau tidak, sudah pasti akan dicurigai orang. Tiba-tiba sebuah ide cemerlang muncul di dalam otaknya.

Pangeran itu berhenti. Otomatis An Na pun berhenti.

Pangeran Hong Xiang mengambil pisau yang digunakannya untuk membunuh tadi dan menyayat tangannya sendiri.

"Kenapa paman melukai tangan paman sendiri?"

Pangeran Hong Xiang tersenyum manis dan mengelus puncak kepala An Na lembut. "Karena aku tidak ingin dicurigai orang Lain akibat berlumuran darah. Kalau ada orang yang bertanya aku kenapa, kau jawab saja aku terluka karena melawan penjahat. Apakah kau mengerti, gadis kecil?"

Pangeran tampan satu itu tersenyum puas melihat anggukan patuh An Na. Merasa tidak sia-sia membawa gadis kecil itu bersamanya karena begitu penurut dan patuh. Di masa depan, dia pasti bisa memanfaatkan An Na untuk kepentingannya.

Bersambung....

Itu An Na gengs🖐️😭

Biasalah!😂

8/8/21

My Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang