Part 3. Menakutkan

14K 2.5K 859
                                    

Pangeran Hong Xiang menguatkan injakannya di punggung prajurit hingga prajurit malang itu menjerit kesakitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pangeran Hong Xiang menguatkan injakannya di punggung prajurit hingga prajurit malang itu menjerit kesakitan.

Saat prajurit lainnya hendak menyerang dari belakang, Pangeran Hong Xiang menyikut kuat perut prajurit, berbalik secepat kilat, dan menendang perut prajurit itu hingga terlempar ke dinding.

Prajurit muntah darah dan terkapar tidak berdaya sehingga membuat para dayang gemetar menghadapi perubahan menakutkan Pangeran Hong Xiang.

Pangeran Hong Xiang yang mereka kenal ialah pangeran yang lemah, bodoh, kekanakan, dan cengeng bukan pangeran yang brutal dan kuat seperti ini.

Mereka sampai bertanya-tanya di dalam hati apa yang telah terjadi sebenarnya. Apa yang membuat Pangeran Hong Xiang berubah menjadi semenakutkan ini.

"Masih berani melawanku?"

Pertanyaan dingin Pangeran Hong Xiang membuat keadaan di sekitar sana mencekam.

Tidak ada yang berani menjawab pertanyaannya seolah akan mati dalam sekejap mata jika menjawab pertanyaan Hong Xiang.

Penonton yang tidak terluka bahkan bergerak mundur secara teratur. Menjauh dari tempat Hong Xiang berdiri.

"Jawab!" Murka Pangeran Hong Xiang akibat pertanyaannya dicuekin semua orang. Saking murkanya, ia menendang tubuh malang prajurit yang tergeletak di dekat kakinya dan tendangannya itu mampu membuat prajurit itu kembali menjerit kesakitan.

Para prajurit kian ketakutan melihat tindakan kasarnya. Mereka kompak menjawab supaya tidak dihajar lagi.

"Kami tidak akan berani lagi, pangeran."

"Maafkan kami, pangeran."

Mohon mereka seraya bersujud di kaki Hong Xiang dengan tubuh gemetar ketakutan. Hong Xiang tersenyum puas. Hal seperti itu lah yang diharapkan oleh Pangeran Hong Xiang.

Pangeran itu sangat menikmati ketakutan dan kepasrahan para prajurit yang telah berani menentangnya.

"Bagus!"

Ia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah namun tidak ada satu orang pun yang berani bersitatap dengannya. Mereka semua menunduk dalam saat ditatap oleh Pangeran Hong Xiang.

Pangeran Hong Xiang bersandar dengan tiang di sampingnya sembari menatap datar para bawahannya.

"Mulai sekarang kalian semua harus menghormatiku dan melakukan apa pun yang ku perintahkan. Kalau kalian berani bersikap kurang ajar padaku, maka aku akan menghukum kalian dengan kejam. Apakah kalian mengerti?!" Tegasnya.

"Mengerti, pangeran." Jawab semuanya takut dan pelan.

Pangeran Hong Xiang tersenyum puas.

"Sekarang buatkan aku makanan. Aku akan makan setelah membersihkan diri."

Para dayang yang bertugas di dapur menyahut dengan patuh dan izin undur diri untuk melaksanakan tugas mereka.

"Lakukan tugas kalian yang seharusnya! Kalau kalian lalai dalam bertugas, maka aku tidak akan segan-segan lagi menjatuhkan hukuman pada kalian. Lagipula aku tidak butuh orang yang tidak bisa diatur." Ucapnya tegas.

"Baik, pangeran. Kami akan melakukan tugas kami dengan baik."

Pangeran Hong Xiang tersenyum puas untuk kesekian kalinya.

Sangat mudah sekali membalikkan keadaan.

Sekarang, kediaman ini sudah berada di bawah kekuasaannya.

Ia bisa melakukan apa pun di sini sesuai yang diinginkannya.

"Carikan aku obat untuk mengobati lukaku ini dan letakkan di atas kasurku. Kalau sampai setelah mandi aku tidak melihat obatnya, maka kalian semua akan aku hukum." Kekehnya dan pergi ke kamarnya. Meninggalkan para prajurit dan dayang yang semakin tidak habis pikir dengan perubahan seorang Pangeran Hong Xiang.

"Cepat Carikan obat untuk pangeran!" Titah kepala dayang di kediaman Pangeran Hong Xiang.

Sementara itu, Pangeran Hong Xiang membuka pakaiannya dan menikmati kolam pemandian barunya.

Biasanya di zaman modern ia mandi menggunakan bathub atau pun shower, tapi sekarang berbeda.

Akan tetapi hal itu tidak membuatnya canggung karena menurutnya itu sama saja. Malah mandi di kolam lebih menyenangkan.

Tak lama kemudian, ia pun keluar dari kolam pemandian. Menyambar sehelai kain dan melingkarkan ke pinggangnya. Langsung ke luar dari kamar mandi dan menuju tempat tidur. Mengambil obat dan mulai mengobati lukanya seorang diri.

Luka di tubuhnya belum lah seberapa baginya karena di zaman modern, ia pernah terluka lebih parah. Yaitu tertembak pistol musuh. Saat itu ia mengeluarkan peluru yang bersarang di kakinya seorang diri lalu menjahit Lukanya tanpa bius. Apalah arti luka bekas tinjuan dan tendangan Pangeran Cheng Mo baginya.

"Setelah ini, aku harus mengembalikan perut sixpack ku." Gumamnya seraya melihat perut rata Pangeran Hong Xiang.

Bersambung...

5/8/21

My Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang