Vote sebelum baca ><
Keadaan An Na sudah pulih total. Gadis kecil itu kembali bersemangat seperti biasanya. Membuat Hong Xiang dan Shu Rien merasa bahagia.
Di pagi yang cerah itu, Hong Xiang mengajak keluarga kecilnya untuk keluar dari kediaman dengan tujuan merayakan kesembuhan An Na.
Hong Xiang tahu bahwa An Na paling suka bermain di luar kediaman. Makanya tanpa ragu ia langsung mengajak An Na untuk keluar. Selain itu, dia juga tahu An Na mudah tertarik pada barang-barang dan suka berbelanja.
Dengan membawa gadis kecil itu berjalan-jalan sekaligus berbelanja, dia harap An Na semakin senang.
"Lihatlah tingkahnya, begitu menggemaskan." Kekeh Shu Rien melihat An Na berjalan di depan mereka sambil menyapa orang-orang yang dilewatinya.
"Iya. Kadang aku sampai ingin mengurungnya untuk ku nikmati sendiri."
"Ucapanmu terdengar seperti pria yang menyukai anak dibawah umur."
"Aku memang menyukainya tapi yang kucintai itu hanya dirimu. Suka dan cinta itu beda. Jadi, kau tidak perlu cemburu pada An Na."
Godaan Hong Xiang membuat Shu Rien memutar bola mata malas. "Jangan mengada-ngada. Aku tidak cemburu sama sekali."
"Aku tahu, mulut dan hati wanita itu sangat bertentangan."
"Terserah."
"Jangan marah. Nanti kau semakin jelek." Hong Xiang merangkul bahu istrinya.
Shu Rien mendorong Hong Xiang kesal. "Jangan merangkul ku. Tanganmu berat." Protesnya.
"Oh, baiklah. Kalau begitu ku gendong saja kau."
Shu Rien terpekik kaget saat Hong Xiang menggendongnya secara tiba-tiba.
Hong Xiang tertawa gemas melihat wajah kaget bercampur malu istrinya. Terbukti dari semburat merah yang muncul di pipi putih Shu Rien.
Sifat jahilnya mendadak muncul. Ia menunduk dan langsung mengecup bibir Shu Rien sekilas.
Tawanya menguar begitu saja kala melihat wajah merah padam Shu Rien.
"Berhenti lah menggodaku!"
Protesan Shu Rien malah membuat Hong Xiang semakin bersemangat menggoda istri cantiknya itu. Ia kembali menunduk dan mengecup bibir Shu Rien untuk kedua kalinya.
"Astaga. Kau ini."
Kekesalan Shu Rien menghadirkan tawa manisnya. Menurutnya, Shu Rien sangat lah lucu dan imut kalau sedang malu.
"Turunkan aku. Apakah kau lupa? Masih ada An Na di sini." Keluhnya.
Hong Xiang sontak mencari keberadaan An Na. Ia benar-benar lupa dengan An Na untuk sesaat.
Pria itu hampir tersedak salivanya sendiri kala melihat An Na sedang duduk di tanah dan menatap mereka polos.
"Tidak apa-apa. Lanjutkan saja kegiatan kalian. Anggap saja An Na tidak ada hehe."
Cengiran manis An Na membuat Hong Xiang berdehem canggung. Lantas menurunkan Shu Rien dengan hati-hati dan berjalan mendekati An Na. "Jangan duduk di tanah. Nanti pakaianmu kotor."
"Aduh, paman. Tidak usah pedulikan An Na. Paman lanjut bercinta saja dengan Kakak. An Na bisa main sendiri kok."
Hong Xiang meraup wajahnya gusar mendengar kata bercinta yang keluar dari mulut mungil An Na. Bisa-bisanya seorang anak kecil mengucapkan kata terlarang itu.
"Ayo berdiri. Tidak baik duduk di tanah." Ulangnya sekali lagi.
Akhirnya An Na menurut. Hong Xiang meraih tubuh mungil An Na dan membawa ke dalam gendongannya.
Pria itu pun berbalik, kemudian tersenyum pada Shu Rien. "Mari melanjutkan perjalanan."
Gadis itu membalas senyumannya. Bergegas mendekati Hong Xiang. Kemudian berdiri di sisi Hong Xiang. Ia mengerjap pelan kala tangan Hong Xiang terangkat ke atas kepalanya. "Ah, ada daun di rambutmu." Wajah Shu Rien kembali bersemu.
An Na yang melihat drama itu tersenyum geli. "Dasar pengantin baru." Gumamnya lirih.
Bersambung...
19/8/21
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love In The Past
FantasyDamian Alexander adalah pria lajang berusia 30 tahun yang sangat berpengaruh di dunia. Perusahaannya berdiri di seluruh negara dan menguasai berbagai bidang. Suatu hari, Damian dibunuh oleh Charlos. Namun, itu bukan lah akhir dari kisah hidupnya mel...