Damian memasuki rumah mewahnya dengan langkah besar lantaran sudah tidak sabar bertemu istri dan anak tercintanya.
Bibirnya membentuk senyuman lebar kala melihat istri dan anaknya sedang bermain di ruang tamu.
Meletakkan tas kerja di lantai dan memeluk keduanya dari belakang sehingga membuat dua orang itu terlonjak kaget.
"Daddy mengagetkanku saja." Rajuk Nathan. Putranya.
Damian terkekeh geli lalu melepaskan pelukannya. Mengambil posisi duduk di samping Shu Rien.
"Makanya kau itu harus peka dengan keadaan di sekitar, putraku." Ejek Damian.
Nathan cemberut. Melipat tangannya di depan dada dan menatap Damian kesal.
Shu Rien tertawa kecil. "Kau ini. Baru pulang langsung membuat Nathan kesal." Gemas wanita cantik itu.
Damian menyengir tanpa merasa bersalah. Dipeluknya tubuh Shu Rien posesif dan melayangkan sebuah ciuman ke bibir istrinya itu. "Aku merindukanmu." Bisiknya pelan.
Wajah Shu Rien merah padam. Ia langsung mendorong dada Damian kuat dan melotot kesal. "Jaga sikapmu. Nathan masih di sini."
"Sudahlah, mom. Percuma saja Mommy mengomeli Daddy karena Daddy akan selalu mengulanginya seperti yang sudah-sudah."
Yah, begitu lah.
Shu Rien memang sering kali mengomeli Damian yang menciumnya sembarangan tapi Damian tetap saja mengulanginya. Lagi, lagi, dan lagi.
Nathan bahkan sudah terbiasa melihat kedua orangtuanya itu berciuman dan bermesraan.
"Dengarkan perkataan Nathan, sayang." Kikik Damian.
"Dasar!" Gerutu Shu Rien.
Nathan tiba-tiba berdiri sambil membawa robotnya. "Nathan ke kamar dulu." Pamitnya.
Damian tersenyum senang. Putra kecilnya itu memang sangat mengerti dirinya.
Setelah Nathan pergi, Damian langsung membawa Shu Rien ke atas pangkuannya. "Aku sangat merindukanmu." Bisiknya sekali lagi lalu mencium leher Shu Rien.
Shu Rien menjambak rambut Damian kuat hingga pria itu meringis kesakitan. "Kau jahat sekali, sayang," kata Damian pura-pura sedih.
Shu Rien menghela nafas gusar. "Jangan menciumku kalau sedang diluar kamar."
"Jadi kalau di dalam kamar boleh? Oke! Kalau begitu kita ke kamar!!" Damian langsung menggendong tubuh Shu Rien menuju kamar dengan penuh semangat. Sama sekali tidak mempedulikan protesan Shu Rien. Masuk ke kamar dan mengunci pintu kamar. Meletakkan tubuh wanita itu di atas kasur dan menindihnya sambil tersenyum miring.
Belum sempat Shu Rien protes, Damian sudah mencium bibir Shu Rien agresif. Benar-benar tidak melepaskan Shu Rien sedikit pun.
Damian baru melepaskan ciumannya saat sudah puas mengungkapkan rasa rindunya.
Menggulingkan tubuhnya ke samping dan memeluk Shu Rien posesif.
"Tidak ingin mandi dulu?" Tanya Shu Rien saat melihat Damian memejamkan mata.
Pria itu membuka mata dan tersenyum menggoda. "Apakah kau sedang mengajakku mandi bersama, istriku?"
Shu Rien berdecak tak percaya. "Pikiranmu meresahkan. Tolong kurangi pikiran mesum mu itu."
Damian tergelak sedangkan Shu Rien menatap pria itu datar. Lantas, pria itu pun berusaha menghentikan tawanya dan mengecup bibir Shu Rien sekilas. "I love you."
Shu Rien diam saja.
"Kenapa tidak membalas ucapanku? Apakah kau sudah tidak mencintaiku?" Tanya Damian kesal.
"Menurutmu?"
"Tentu saja kau mencintaiku."
"Nah, itu tau."
"Tapi aku ingin mendengarnya dari mulutmu sendiri."
"Hm.."
"Ayolah. Ucapkan kata cinta untuk suami tampanmu ini." Rajuk Damian.
Shu Rien tersenyum geli lalu menangkup wajah Damian. Menatap suaminya dalam dan penuh cinta. "I love you too."
Damian tersenyum lebar. Meskipun tahu Shu Rien selalu mencintainya, itu tidak membuatnya puas. Ia ingin mendengar ucapan cinta dari mulut Shu Rien setiap harinya. Ia bahkan tidak pernah bosan mendengar kata itu selama lima tahun belakangan ini.
Pikiran pria itu mendadak melayang ke Lima tahun silam. Setelah dirinya dan Shu Rien jatuh dari tebing, jiwanya kembali ke zaman modern. Ia kembali tepat di hari sebelum jiwanya nyasar di tubuh Pangeran Hong Xiang.
Saat kembali, hal pertama yang dilakukan Damian adalah menangkap Charlos dan menyiksa Charlos sampai mati.
Setelah itu mencari keberadaan Shu Rien karena yakin Shu Rien juga mengalami perjalanan waktu sepertinya.
Damian tak pernah putus asa dalam mencari Shu Rien hingga pencariannya membuahkan hasil yang manis.
Dia menemukan Shu Rien saat pergi ke club' malam. Kala itu, Shu Rien dijadikan bahan lelang dan Damian membeli Shu Rien dengan harga tinggi.
Damian menjelaskan semuanya ke Shu Rien. Menceritakan semua hal yang telah mereka lalui di zaman kuno, membuat Shu Rien percaya padanya.
Lalu, beberapa Minggu kemudian Damian dan Shu Rien mengadakan pernikahan yang megah. Disusul oleh kelahiran buah hati mereka beberapa bulan kemudian. Melengkapi kebahagiaan mereka berdua.
Pertemuan Damian dengan cinta sejatinya di masa lalu memberikan kebahagiaan yang tiada taranya bagi pria itu.
Tiada hentinya Damian mengucapkan kata syukur dalam hati karena telah merasakan betapa indahnya dicintai dan mencintai. Berharap di dalam hati dia dan Shu Rien akan selalu bersama. Dimanapun dan kapanpun.
-TAMAT-
Jangan lupa follow instagramku firzalufita532
Jangan lupa follow wattpadku juga firza532 serta temui cerita menarik lainnya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love In The Past
FantasíaDamian Alexander adalah pria lajang berusia 30 tahun yang sangat berpengaruh di dunia. Perusahaannya berdiri di seluruh negara dan menguasai berbagai bidang. Suatu hari, Damian dibunuh oleh Charlos. Namun, itu bukan lah akhir dari kisah hidupnya mel...