Part 43. Ucapan Tajam

5.3K 1K 306
                                    

Voment ^^

Orang-orang berdatangan ke kediamannya untuk mengucapkan selamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang-orang berdatangan ke kediamannya untuk mengucapkan selamat. Namun Hong Xiang tahu bahwa itu hanya lah sekedar formalitas belaka.

Dari semua tamu yang datang, hanya Min Ah lah yang paling tidak disukai Hong Xiang. Pangeran itu bahkan berharap dalam hati Min Ah akan segera pergi dari hadapannya.

Sikap centil Min Ah membuatnya merasa sangat terganggu dan senyuman sok manis Min Ah membuatnya merasa mual.

Jika saja tidak ada orang lain di sana, Hong Xiang tidak akan segan-segan merobek bibir Min Ah dengan pisau supaya tidak bisa tersenyum sok manis lagi.

Di mata Hong Xiang, senyuman Min Ah lebih buruk daripada senyuman boneka annabel.

Belum lagi, perempuan itu sok kenal sok dekat dengannya. Membuatnya semakin muak.

"Pangeran, maaf sebelumnya. Saya pernah mendengar gosip tidak mengenakkan tentang Shu Rien. Apakah pangeran yakin anak yang dikandung Shu Rien anak pangeran?"

Semua orang terkejut mendengar pertanyaan lancang Min Ah.

Hong Xiang menatap Min Ah dingin. "Prajurit!" Teriaknya keras.

Para prajurit berbondong-bondong menghampirinya.

"Bawa perempuan itu keluar dan jangan pernah membiarkannya masuk ke dalam kediamanku!" Titah Hong Xiang sambil menunjuk Min Ah.

"Pangeran, apa salahku? Aku hanya mengungkapkan apa yang ada dalam pikiranku." Ujar Min Ah berusaha membela diri.

"Kau tidak punya etika. Bisa-bisanya meragukan Shu Rien tidak mengandung anakku. Kau ini seorang anak bangsawan tapi kenapa sikapmu lebih buruk daripada rakyat jelata?" Hong Xiang bertanya sadis.

Mata Min Ah terlihat berkaca-kaca. "Kenapa pangeran begitu jahat kepadaku?"

Hong Xiang mengibaskan tangan muak. "Jangan bertingkah seolah menjadi perempuan yang paling tersakiti di muka bumi ini karena aku tidak akan tertipu oleh air mata buayamu. Daripada drama di sini, lebih baik pergi dan jangan menganggu ku lagi."

"Apa maksud pangeran? Kapan aku menganggu pangeran?" Isak Min Ah.

Orang-orang di sana mendadak menaruh simpati pada Min Ah tapi tidak dengan sepasang suami istri itu.

Untung saja tidak ada kaisar dan para pangeran lainnya. Yang ada hanya lah istri kaisar dan beberapa selir.

"Gunakan lah otakmu itu untuk berpikir dimana letak kesalahanmu, jangan hanya memikirkan cara menggoda pria."

Perkataan Hong Xiang sangat kejam hingga membuat orang-orang di sana menelan Saliva kasar.

"Masih tidak ingin pergi dari kediamanku?" Ketus Hong Xiang sembari mengusap puncak kepala Shu Rien yang bersandar di dadanya.

Hong Xiang menatap Min Ah dari atas sampai bawah lalu tersenyum meremehkan. "Aku hanya akan mengatakan ini satu kali." Tatapannya kian menajam namun di mata Min Ah malah terlihat keren. Gadis itu benar-benar sudah buta oleh ketampanan Hong Xiang.

"Buang jauh-jauh perasaanmu padaku karena sampai kapan pun hanya Shu Rien yang kucintai." Tekannya.

"Aku tidak mencintai pangeran." Elak Min Ah.

Hong Xiang memberikan kode ke prajurit untuk membawa Min Ah keluar.

Prajurit yang mengerti langsung membawa Min Ah secara paksa ke luar.

Para perempuan di dalam kediaman itu meringis melihat perlakuan kejam Hong Xiang tapi mereka tidak dapat menyalahkan pria itu karena memang Min Ah yang salah. Min Ah tidak sopan dan menuduh Shu Rien sembarangan.

Akhirnya mereka juga keluar dari kediaman Hong Xiang setelah izin undur diri.

Hong Xiang yang kini kembali berduaan dengan istrinya tersenyum puas. "Akhirnya para penganggu itu pergi." Kekehnya. Tangannya terus mengelus rambut Shu Rien.

Istri cantiknya itu mendusel manja di dada bidangnya. Menghirup aroma tubuh Hong Xiang dalam-dalam. Kemudian mengatakan pemikirannya sejak tadi. "Ucapanmu ke Min Ah tadi sangat kejam."

Hong Xiang mengecup puncak kepala istrinya lembut. "Aku tidak peduli. Dia yang salah karena telah meragukan anakku. Memangnya kau tidak marah dia meragukan mu?" Herannya.

"Tentu saja marah tapi tidak ada gunanya berdebat dengan dia."

"Aku tidak berdebat. Hanya memberinya sedikit pelajaran supaya lebih berhati-hati dalam berbicara."

"Tindakanmu seperti seorang wanita." Kikik Shu Rien.

Hong Xiang segera melepaskan pelukannya dan menatap sang istri kesal. "Dasar wanita tidak tahu terima kasih. Lain kali aku tidak akan membantumu." Geramnya.

"Huaaaa!! Kau jahat!!" Tangis Shu Rien kencang, membuat Hong Xiang melongo tidak percaya.

Bersambung ...

firza532

My Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang