Part 49. Terbuka

5.2K 1K 123
                                    

Vote!!

Istana digemparkan dengan berita kematian Min Ah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Istana digemparkan dengan berita kematian Min Ah.

Ayah Min Ah, jendral perang Kekaisaran Hong tidak terima dengan kematian putri kesayangannya dan menyalahkan pihak kerajaan yang tak memperhatikan putrinya saat ia pergi.

Namun, setidak terima apapun dia, itu tidak membuat Min Ah kembali hidup.

Kaisar hanya bisa meminta maaf dan membujuk Ayah Min Ah menerima kepergian putri kesayangannya.

Sedangkan Hong Xiang sangat senang atas kematian Min Ah. Tidak perlu bersusah payah lagi mengurus penganggu hubungannya itu.

Kini ia bisa hidup tenang bersama Shu Rien, istri tercintanya.

Seperti halnya sekarang, dia sedang berada di dalam kediaman bersama sang istri. Menemani Shu Rien sedang makan siang untuk kedua kalinya.

Semenjak hamil, nafsu makan Shu Rien sangat besar. Shu Rien bisa makan 6-8 kali dalam sehari. Belum lagi nyemil berbagai macam makanan dan buah. Kadang Hong Xiang sampai geleng-geleng kepala melihat Shu Rien.

"Aku mau jujur satu hal padamu, sayang."

Shu Rien menghentikan kunyahannya. Menatap Hong Xiang polos serta penasaran namun bibirnya terkunci rapat.

Hong Xiang menghela nafas sembari menatap Shu Rien serius. "Sebenarnya aku bukan Hong Xiang yang asli. Nama asliku Damian Alexander. Seorang pria yang berasal dari zaman modern. Aku dibunuh oleh sepupuku, Charlos dan jiwaku nyasar ke dalam tubuh ini."

"Jadi, maksudnya jiwamu bukan berasal dari zaman ini?"

"Iya."

"Kenapa bisa?"

"Aku juga tidak tahu. Ehm, apakah kau percaya bahwa jiwa manusia bisa berpindah tempat dan dimensi?"

"Percaya."

Hong Xiang tersenyum lega. "Untung saja kau percaya. Padahal aku sudah menyiapkan diri dikatai gila olehmu karena mengatakan hal ini."

Shu Rien terkikik geli. "Bagaimana mungkin aku mengataimu gila, suamiku."

Wanita cantik itu mendekat dan tiduran di samping Hong Xiang. Menjadikan lengan berotot Hong Xiang sebagai bantalnya. Matanya berbinar seperti anak kecil. "Bagaimana kehidupanmu sebagai Damian?"

"Kehidupanku sebagai Damian disegani banyak orang karena aku memiliki kekuasaan. Semua orang tunduk padaku dan berusaha menjilat padaku."

"Lalu, kenapa sepupumu membunuhmu? Apakah untuk merebut kekuasaan mu?"

"Tepat sekali."

"Aku heran kenapa orang-orang bisa menjahati saudara mereka sendiri karena kekuasaan." Decak Shu Rien kesal.

"Karena kekuasaan itu sangat penting, sayang. Tapi bagiku kau lebih penting dibanding kekuasaan. Apalah arti sebuah kekuasaan jika tidak hidup bersama orang yang kita cintai dan sayangi."

"Aku sependapat denganmu. Hidup sendirian itu terasa hampa dan kosong. Dulu aku merasakan kehampaan itu tapi untungnya sekarang aku sudah memilikimu." Shu Rien memeluk tubuh Hong Xiang manja dan menghirup rakus aroma tubuh Hong Xiang yang selalu membuatnya candu.

"Kau menggodaku, sayang?"

Suara serak Hong Xiang membuat Shu Rien segera menjauh. "Dasar suami mesum."

"Aku hanya bertanya." Elak Hong Xiang.

"Aku tahu isi pikiranmu."

Hong Xiang tertawa mendengar nada sinis Shu Rien.

"Oh ya, di kehidupan aslimu kau menjadi apa sehingga memiliki kekuasaan dan membuat orang-orang tunduk? Apakah kau juga kaisar?" Tanya Shu Rien kembali mengintrogasi.

Hong Xiang menggeleng. "Bukan, sayang. Aku ini pengusaha."

Kening Shu Rien mengernyit. "Pengusaha lebih berkuasa daripada kaisar?" Tanyanya kepo.

Hong Xiang mengangguk gemas.

"Kenapa bisa? Bukan kah kaisar pemimpin yang paling berkuasa?"

"Karena zaman kita berbeda, sayang."

Shu Rien mengangguk mengerti. Namun secara mendadak wanita itu tertunduk sedih. "Apakah kau akan kembali?"

"Sepertinya tidak karena tubuhku pasti sudah rusak oleh tembakan Charlos."

"Benarkah? Kau tidak akan kembali 'kan? Kau tidak akan meninggalkanku, 'kan?"

Hong Xiang menangkup wajah Shu Rien pelan lalu menatapnya intens. "Tidak akan, sayang. Kita akan selalu bersama sampai kapan pun."

Sepasang suami istri itu semakin mendekat dan saling memagut lembut. Mencurahkan perasaan mereka satu sama lain.

Bersambung...

27/8/21

My Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang