Part 1. Damian Alexander

19.8K 2.7K 324
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekumpulan orang terlihat sedang berdiskusi di dalam ruangan rapat. Mendiskusikan produk baru yang akan mereka luncurkan beberapa hari lagi. Produk yang pastinya akan membuat dunia gempar serta memberikan banyak keuntungan untuk perusahaan mereka di masa depan.

Hampir setahun lamanya mereka membuat produk tersebut. Berbagai kegagalan mereka terima tapi hal tersebut tidak membuat mereka menghentikan proses pembuatan karena mereka sangat optimis bisa membuatnya seperti rencana awal.

Produk yang dimaksud adalah sebuah robot pintar. Bisa melakukan apapun. Sangat berguna untuk memudahkan semua pekerjaan. Baik itu memasak, mencuci, mengasuh anak, menjaga keamanan, atau pun pekerjaan lainnya.

Di bawah pimpinan seorang Damian, mereka berhasil menciptakan robot tersebut.

Damian Alexander adalah seorang pengusaha kaya raya yang sangat berpengaruh di dunia. Pria lajang berusia 30 tahun itu masuk ke dalam jejeran 5 orang terkaya di dunia. Perusahaannya berdiri di seluruh negara dan menguasai berbagai bidang.

Tidak hanya kaya raya, ia juga memiliki paras yang sangat tampan sehingga membuat wanita semakin tergila-gila padanya.

Namun, meskipun Damian berkuasa dan berwajah tampan, ia tidak pernah tertarik untuk bercinta dengan wanita manapun. Secantik dan semenarik apapun mereka. Ia tidak pernah mencintai dan menaruh simpati pada wanita manapun. Hatinya terlalu dingin untuk merasakan itu karena yang paling terpenting baginya adalah kekuasaan. Sejak kecil, dia sudah berambisi menjadi orang paling berpengaruh di dunia. Selama 30 tahun hidup, dia tidak pernah jatuh cinta dengan perempuan. Baginya, perempuan hanya pemuas nafsu membunuhnya.

Damian memang sangat suka membunuh dan bermain-main dengan para korbannya tapi targetnya hanya orang yang membuatnya kesal bukan orang baik. Damian masih punya secuil hati baik pada orang lain.

"Oke. Rapat kita tutup sampai di sini."

Perkataan Damian membuat semua orang mendesah lega. Selama rapat aura Damian sangat mengintimidasi mereka. Mereka bahkan sampai tidak berani bergerak berlebihan akibat takut melakukan kesalahan.

Damian tidak akan segan-segan dalam memecat karyawan yang tidak becus di matanya. Makanya mereka ketakutan seperti itu.

Para bawahannya mulai meninggalkan ruangan satu persatu. Menyisakan Damian yang menyandarkan kepala lelah ke kursi kebesarannya.

Memejamkan matanya sejenak. Mengusir rasa lelah. Sedari tadi, dia sudah sibuk mengikuti rapat sana sini.

Setelah dirasa lelahnya hilang, Damian mulai menegakkan tubuhnya. Memasukkan laptop ke dalam tas dan meninggalkan ruang rapat.

Damian turun menggunakan lift pribadinya. Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya ia pun sampai di lantai bawah. Semua orang menyapanya hormat. Hal yang sudah biasa baginya.

Damian keluar dari gedung perusahaan, hendak menghampiri mobilnya yang diparkiran. Namun, hujan lebat menghalangi niatnya.

Pria itu berdiam diri sejenak. Menatap langit yang terlihat sangat gelap. Petir menyambar-nyambar seolah sedang murka. Hujan turun semakin deras.

Wajah datarnya tidak menunjukkan ekspresi berarti. Kakinya yang terbalut sepatu hitam mengkilat mulai berjalan, menerobos hujan.

Air hujan membasahi seluruh tubuhnya. Mencetak tubuhnya yang sangat kekar.

Para perempuan yang tak sengaja melihat bentuk tubuh boss besar mereka meneguk saliva kasar dan tak bisa mengalihkan pandangan.

Damian membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam. Mengusap wajahnya yang dibasahi air hujan dengan handuk kecil. Lalu mengganti pakaiannya. Setelah itu, barulah menjalankan mobil.

Hujan lebat dan petir yang semakin parah tidak membuat niatnya untuk pulang surut seketika.

Mobilnya melaju kencang layaknya seorang pembalap profesional. Hujan tak menjadi penghalang untuknya.

Tidak membutuhkan waktu lama, ia pun sampai di dalam mansion mewahnya.

Damian ke luar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam mansion mewahnya. Sudah tidak sabar untuk menghempaskan tubuh lelahnya ke kasurnya yang sangat nyaman.

Pria itu membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju kasur lalu menghempaskan tubuhnya begitu saja.

Matanya sontak terbuka kala merasakan kehadiran orang lain di dalam kamarnya. Namun ia telat. Punggungnya lebih dulu di tembak oleh orang yang menyusup masuk ke dalam kamarnya.

"Matilah kau, sialan!"

Damian berusaha berbalik dan menatap tajam sepupunya, Charlos.

"Sekarang aku bisa menguasai seluruh hartamu." Charlos tertawa iblis. Pelurunya semakin menghujam seluruh tubuh Damian.

Damian menjerit kesakitan namun Charlos tidak pernah berhenti menembaki tubuhnya. Kesadarannya pun mulai terkikis dan hilang sepenuhnya.

Sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya, Damian mengutuk Charlos dan bersumpah akan membunuh Charlos lebih kejam lagi kalau ia selamat.

Keadaan terasa begitu hening dan sunyi hingga ... "Sepertinya dia sudah mati, ibunda."

Samar-samar Damian mendengar orang berbicara.

"Sebaiknya kita segera meninggalkan dia sebelum ada yang melihat kita, putraku."

"Ibunda benar."

Tepat setelah kedua orang itu pergi, pria yang terkapar di tanah mulai membuka mata dan menunjukkan sorot penuh kebencian.

Ia mengerang kesakitan saat sebuah memori yang bukan miliknya berputar ulang di otaknya.

"Diamlah pangeran bodoh! Teriakan mu membuat telinga kami sakit!" Teriak salah satu prajurit yang tak sengaja lewat di sana.

Ingatan itu berhasil dia dapatkan sepenuhnya dan rasa sakit itu juga menghilang dengan sendirinya. Seringaian menakutkan terbit di bibirnya. "Baiklah, mulai sekarang aku adalah Pangeran Hong Xiang. Kalian semua, tunggulah pembalasanku." Bisiknya penuh kebencian.

Bersambung...

5/8/21

My Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang