Vote dan komen jgn lupa><
Beberapa Minggu kemudian, secara tak terduga Kaisar Hong mengundurkan diri sebagai kaisar dan menyerahkan jabatannya itu ke Pangeran mahkota yang tak lain tak bukan Pangeran Hanzhi.
Hong Xiang pun baru tahu Pangeran Hanzhi naik jabatan sebagai kaisar saat hari pelantikan. Entah karena dia yang acuh tak acuh atau karena memang Kaisar Hong yang memang melakukan semua itu secara mendadak.
Hong Xiang tidak tahu pasti tapi yang terpenting ia sudah tidak peduli lagi dengan tahta karena menurutnya bersama Shu Rien lebih baik. Waktunya bersama Shu Rien tidak akan berkurang sedikit pun karena tidak sibuk mengurus masalah negara.
Ya, pangeran itu telah berubah pikiran sepenuhnya. Dia juga sudah menceritakan hal tersebut ke istrinya dan tentu saja Shu Rien tidak merasa keberatan sedikit pun.
Sekarang Hong Xiang hanya terfokus pada istrinya karena sudah tidak ada lagi penganggu disekitar mereka.
Keadaan sudah berbeda 180° dengan dulu. Sekarang Hong Xiang lebih dihormati dan disegani. Tidak ada lagi yang berani menganggunya."Kenapa kau melamun? Jangan bilang kalau kau mendadak tidak rela melihat Hanzhi sebagai kaisar baru." Bisik Shu Rien sangat pelan.
Pandangannya otomatis teralihkan ke Shu Rien. Tatapannya terlihat sangat datar dan tanpa disangka-sangka, pria itu menjitak kening Shu Rien gemas.
Wajah Shu Rien tampak cemberut dan tatapannya terlihat sangat kesal. "Kenapa kau malah menjitak keningku? Aku merasa kesakitan tahu."
Hong Xiang tersenyum miring. "Aku akan bertanggungjawab karena sudah membuatmu kesakitan." Wajahnya semakin mendekat ke Shu Rien sehingga membuat istrinya itu panik.
"Jangan macam-macam."
"Hanya satu macam." Kekeh Hong Xiang. Bibirnya menyentuh lembut kening Shu Rien.
Senyuman lebar muncul di bibirnya kala melihat reaksi Shu Rien. Wajah cantik istrinya itu merah padam dan tertunduk malu.
Hong Xiang semakin bersemangat menggoda istrinya. Tanpa mempedulikan perjamuan kaisar baru, dia terus menggoda Shu Rien.
Orang-orang yang hadir di perjamuan itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Hong Xiang tapi mereka tidak berani menegur. Bahkan Kaisar Hanzhi saja membiarkan hal itu karena paham dengan perasaan adiknya.
Para tamu perempuan merasa sangat terpesona oleh ketampanan Hong Xiang. Mereka yang dulunya pernah dijodohkan dengan Hong Xiang mendadak merasa menyesal telah menolak pria itu.
Wajah tampan dan sifat manis Hong Xiang membuat mereka kian tergila-gila. Mereka juga ingin berada di posisi Shu Rien. Dimanja dan disayangi.
Sementara itu, Shu Rien mulai sadar dengan tatapan para perempuan ke arah suaminya.
Mendadak perasaan kesal menyelimutinya. Wajahnya tertekuk sebal, membuat Hong Xiang keheranan. "Ada apa dengan wajah kesal mu itu?" Pria itu melotot kaget saat lengannya dicubit oleh istrinya.
"Ada apa denganmu?!" Tanyanya dengan nada kesal tertahankan.
Shu Rien melipat tangan di depan dada dan tak mau menatap Hong Xiang.
Tingkahnya membuat Hong Xiang kebingungan. "Apa salahku?" Gumamnya tak mengerti.
Hong Xiang mencolek lengan Shu Rien tapi istrinya malah bergeser menjauh.
Akhirnya Hong Xiang tak mau ambil pusing dan membiarkan Shu Rien bertingkah sesukanya.
Hong Xiang melahap hidangnya di depannya tanpa menoleh ke arah Shu Rien lagi.
"Dasar pria tidak peka."
Hong Xiang melongo.
"Orang kesal itu harusnya dibujuk bukannya malah diabaikan."
Hong Xiang semakin melongo.
"Sepertinya kau tidak mencintaiku seperti yang sering kau katakan itu."
Hong Xiang langsung terbatuk-batuk akibat tersedak.
Shu Rien buru-buru mengambilkan minuman dan memberikannya ke Hong Xiang tapi wajahnya tetap terlihat cuek.
Pria itu menerima dengan senang hati dan menghabiskannya dalam satu kali teguk.
Setelah merasa lebih baik, Hong Xiang memeluk pinggang Shu Rien dan menatapnya serius. "Apa maksudmu?"
"Pikir saja sendiri."
Shu Rien berusaha melepaskan pelukan Hong Xiang tapi pria itu tak mau melepaskannya dan malah mempersempit jarak di antara mereka.
"Katakan saja intinya, aku tidak bisa memahami pemikiran wanita." Keluh Hong Xiang.
Shu Rien mendengkus kesal. "Mereka menyebalkan." Adunya pelan.
Kening Hong Xiang semakin mengernyit. "Mereka siapa?"
"Para perempuan itu." Isyarat Shu Rien.
Hong Xiang terbahak kala mengetahui apa yang terjadi. "Jadi sekarang kau merasa cemburu suami tampanmu ini dilihat wanita lain?" Bisiknya menggoda.
Wajah Shu Rien merah padam merasakan elusan Hong Xiang di pinggangnya. Ia mulai bergerak gelisah. "Jangan sembarangan. Di sini masih banyak orang."
Hong Xiang tersenyum geli lalu mengecup tangan istrinya itu sekilas. "Baiklah, baiklah. Aku tidak akan menggodamu lagi."
Bersambung...
24/8/21
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love In The Past
FantasyDamian Alexander adalah pria lajang berusia 30 tahun yang sangat berpengaruh di dunia. Perusahaannya berdiri di seluruh negara dan menguasai berbagai bidang. Suatu hari, Damian dibunuh oleh Charlos. Namun, itu bukan lah akhir dari kisah hidupnya mel...