Part 17. Perkelahian Lagi

6K 1.2K 187
                                    

Rupanya Pangeran Zhi Ro tak kapok menganggu Hong Xiang meskipun telah dibuat babak belur lima hari yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rupanya Pangeran Zhi Ro tak kapok menganggu Hong Xiang meskipun telah dibuat babak belur lima hari yang lalu.

Pangeran Zhi Ro tetap menghampiri dan mengajak An Na pergi bersamanya.

Tingkahnya tentu saja membuat Hong Xiang kembali naik pitam. Pria itu menyentak tangan Pangeran Zhi Ro dari tangan mungil An Na dan mencekiknya kuat. "Apakah peringatan ku hari itu masih belum cukup jelas bagimu?!"

Pangeran Zhi Ro tersenyum miring. "Aku tidak peduli karena yang paling terpenting bagiku adalah memiliki An Na."

"Mimpi!" Satu pukulan keras mendarat di pipi kanan Pangeran Zhi Ro hingga pangeran itu meringis kesakitan.

Hong Xiang menguatkan cekikan nya. "Jangan bermimpi untuk memiliki An Na, sialan!" Melepaskan cekikan nya dan mendaratkan pukulan keras lainnya di pipi Pangeran Zhi Ro.

Pangeran Zhi Ro mengusap kasar sudut bibirnya yang terluka. Tatapannya terlihat sangat tajam pada Hong Xiang. "Kemarin kau memang diampuni ayah setelah menyakitiku tapi jangan harap Ayah akan mengampunimu lagi. Tunggu saja hukumanmu."

"Kau ingin mengadu seperti anak kecil lagi? Silahkan! Aku tidak akan menghalangimu untuk mengadu pada ayah." Provokasi Hong Xiang.

"Ah, anak kecil memang selalu mengadukan masalahnya ke ayah. Memalukan."

Pangeran Zhi Ro tersulut amarah mendengar ejekan tersebut. "Aku tidak akan mengadu!"

"Aku tidak yakin mengingat sifat pengadumu. Bahkan An Na yang masih kecil saja tidak pernah mengadu padaku. Kau kalah dari seorang anak kecil, Pangeran Zhi Ro."

Ejekan Hong Xiang semakin membuat pangeran Zhi Ro murka hingga ia pun menyerang Hong Xiang bertubi-tubi.

Pukulan demi pukulan ia layangkan namun tidak ada satupun yang mengenai Hong Xiang.

Hong Xiang terlihat begitu terlatih dan lincah sehingga bisa menghindari pukulan-pukulan itu dengan mudah.

Kelincahannya membuat para prajurit dan dayang yang tak sengaja melihat perkelahian itu menjadi terkagum-kagum.

Mendadak mereka merasa Hong Xiang benar-benar seperti orang baru. Tidak hanya aura yang berbeda tapi juga cara berbicara dan bertingkah.

Biasanya Hong Xiang akan terlihat seperti orang bodoh dan kekanakan serta lemah tapi sekarang tidak lagi!

Belakangan ini mereka memang sudah melihat perubahan drastis Hong Xiang tapi mereka tidak bisa untuk tidak kagum dan terheran-heran.

"Ayo pukul aku lagi." Ledek Hong Xiang melihat serangan Pangeran Zhi Ro terhenti.

Pangeran Zhi Ro kembali menyerang mendengar nada cemooh Hong Xiang tapi hasilnya nihil. Tidak ada satu pun dari serangannya yang mengenai Hong Xiang. Pukulannya hanya mengenai udara hampa.

Energinya sudah terkuras habis tapi Hong Xiang tetap terlihat baik-baik. Hal itu semakin membuatnya kesal.

Pangeran Zhi Ro tiba-tiba merebut pedang prajurit dan menyerang Hong Xiang lebih brutal lagi.

"Sepertinya permainan ini harus segera diakhiri." Kekeh Hong Xiang dan mulai melakukan perlawanan.

Dengan mudah ia menyingkirkan pedang Pangeran Zhi Ro dan membuat pedang itu terjatuh ke tanah.

Lalu, dalam satu kali serangan, membanting tubuh Pangeran Zhi Ro ke tanah dan menginjaknya.

"Rasanya aku ingin sekali membunuhmu tapi sayang sekali kau adikku, Pangeran Zhi Ro. Aku hanya bisa berbelas kasihan padamu." Ujarnya begitu dingin.

Di luar ia memang mengucapkan itu, tapi di dalam hati ia bersumpah akan membunuh Pangeran Zhi Ro secepatnya.

Dia akan membuat Pangeran Zhi Ro mati perlahan dan menyakitkan.

Tidak hanya Pangeran Zhi Ro, tapi semua orang yang menyakiti Pangeran Hong Xiang di masa lalu akan mendapatkan balasan mereka masing-masing. Secepatnya.

"Aku akan membunuhmu!" Teriak Pangeran Zhi Ro marah.

Hong Xiang tersenyum sinis. "Coba saja kalau bisa. Tapi saranku, lebih baik kau obati dulu lukamu supaya punya kekuatan untuk membunuhku."

Pangeran Zhi Ro meringis kesakitan kala injakan Hong Xiang semakin kuat di dadanya.

Setelah puas melihat wajah menderita Pangeran Zhi Ro, baru lah ia menjauhkan kakinya. Kemudian mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang. Siapa lagi kalau bukan An Na.

Pangeran tampan itu sontak terkejut saat tidak melihat sosok An Na. "Apakah kalian melihat An Na?!" Tanyanya kalut.

"Maaf, pangeran. Prajurit Fu membawa An Na pergi karena tidak tega melihat An Na yang ketakutan."

Bersambung...

12/8/21

firza532

My Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang