Part 41. Hamil

6.4K 1.1K 276
                                    

Semoga suka😪

Di sebuah ranjang tampak lah seorang pria yang mulai terbangun dan meraba-raba kasur di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah ranjang tampak lah seorang pria yang mulai terbangun dan meraba-raba kasur di sampingnya. Keningnya mengernyit karena tidak menemukan apa yang dia cari. Matanya mulai terbuka lebar. Mengucek matanya berulang kali agar penglihatannya lebih jelas.

"Kau sudah bangun?"

Hong Xiang langsung menoleh ke asal suara dan melihat istrinya sedang mengeringkan rambut.

Pria itu tersenyum manis. "Kemarilah." Pintanya manja.

Shu Rien menurut. Ia berjalan mendekat ke Hong Xiang. Sedikit tersentak kaget kala Hong Xiang menarik tangannya hingga dia langsung terjatuh di atas tubuh pria itu.

"Kenapa kau bangun sepagi ini? Apakah tidak lelah karena kegiatan kita semalam?" Tanyanya khawatir.

Shu Rien menumpukan tangannya di dada Hong Xiang. Menatap pria itu kesal. "Sebenarnya lelah tapi aku tidak bisa tidur lagi. Makanya aku mandi saja sambil menunggumu bangun."

Hong Xiang mengenggam beberapa helai rambut istrinya lalu menciumnya dalam. "Aku ingin lagi." Bisiknya penuh maksud.

Shu Rien hendak berdiri tapi Hong Xiang menahan pinggangnya. Wanita itu mendesah kesal akibat tidak bisa kabur. "Aku tidak mau karena sudah mandi." Jawabnya tegas.

"Nanti mandi lagi." Sahut Hong Xiang santai.

"Tidak mau. Dingin."

"Tenang. Aku akan membuatmu merasa panas." Seringai Hong Xiang tanpa dosa.

"Hong Xiang!!" Geram Shu Rien.

"Apa, istriku?"

"Kalau kau masih mendebat ku, maka aku tidak akan memberikanmu jatah sampai kapan pun." Ancam Shu Rien tak main-main.

"Baiklah, baiklah. Aku kalah. Aku tidak akan mendebat mu." Kekeh Hong Xiang.

"Sekarang lepaskan aku."

Hong Xiang menurut.

"Mandilah."

"Tidak mau. Aku masih mengantuk."

"Astaga, kau ini."

"Aku mengantuk karena kau terus menyerang ku tadi malam dengan agresif. Kau bahkan tidak membiarkanku tidur sampai kau puas."

Shu Rien memukuli tubuh Hong Xiang sekuat tenaga dengan bantal akibat mengingatkannya pada kejadian tadi malam.

Wanita cantik itu juga tidak tahu kenapa tadi malam dia menjadi begitu agresif. Dia tidak merasa puas Sama sekali hingga berakhir memaksa Hong Xiang.

"Jangan membuat dirimu seolah-olah sebagai korban. Padahal kau juga sangat menikmati, bahkan tadi saja sempat meminta itu lagi." Dengkusnya.

"Aku korban, sayang. Sekarang berikan aku ganti rugi."

"Aku yang rugi bukan kau." Gemas Shu Rien.

Hong Xiang tertawa geli lalu mendekap tubuh Shu Rien posesif.

"CK, lepaskan aku!"

"Tidak mau. Temani aku tidur lagi."

"Huft, baiklah."

"Nah, nurut dong dengan suami." Sahut Hong Xiang puas. Ia hendak mencium bibir Shu Rien lagi tapi istrinya itu tiba-tiba mendorongnya dan berlari secepat kilat ke kamar mandi.

Pria itu kebingungan akan tingkah Shu Rien namun pada akhirnya memilih tidak ingin ambil pusing. Bersiap memasuki alam mimpi lagi tapi teriakan Shu Rien membuatnya terkejut dan langsung berlari ke asal suara.

Betapa terkejutnya ia melihat Shu Rien sudah tidak sadarkan diri di lantai.

Buru-buru digendongnya tubuh Shu Rien ke kasur dan menyuruh prajurit untuk memanggil tabib.

"Maaf, aku lalai dalam menjagamu." Sesalnya.

Tangannya terus mengenggam tangan mungil Shu Rien seraya mengecupinya berulang kali. Demi apapun, dia takut terjadi apa-apa pada istri yang sangat dicintainya itu.

Tak membutuhkan waktu lama, tabib pun sampai di kediamannya. Tanpa basa basi, Hong Xiang langsung menyuruh tabib memeriksa keadaan Shu Rien. Pria itu menunggu hasil pemeriksaan tidak sabaran.

"Selamat, pangeran. Anda akan menjadi seorang ayah."

Otak Hong Xiang mendadak eror mendengar perkataan tabib. "APA?!"

Bersambung...

24/8/21

My Love In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang