Mereka tidak tau rasanya dicintai dengan tulus, berkumpul dengan anggota keluarga yang lengkap, dan bercerita betapa sulitnya tugas sekolah pada orang tua.
Mereka hanya ingin mengisi kekosongan dengan bersenang-senang dan melanggar aturan. Tapi rua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You're smell so good. That makes me want to have you.
. . . .
Classmeeting berakhir hari ini dan besok pembagian rapor yang mewajibkan siswa membawa orang tua atau walinya.
Ketiganya di kantin dan masih asik dengan makanan juga gosip yang sedang hangat.
Mengabaikan godaan yang selalu tertuju pada mereka, "Semalem lo pulang sama sapa Sa?" dengan alis terangkat Hanna menatap Salsa yang salah tingkah.
"Sama Dewa kah?" tanya Ara dengan tatapan tajam. Yang dijawab anggukan Salsa sambil menggigit sedotan yang ada di gelasnya.
"Lo kuda-kudaan gak semalem?"
"Iya, hehe" dengan tampang polos Salsa mendapat sentilan dari Ara di jidatnya.
"Awas aja sampe bunting. Main aman pokoknya" ucap Ara galak dengan mata melebar.
"Siyap sayang-sayangku" sambil mencubit gemas pipi kedua sahabatnya itu.
Menengok pada meja tengah, "Boss rasanya dicium cewe cantik kek Ara gimana?" tanya Raka pada Gio dengan tampang penasaran.
Gio hanya merotasikan matanya malas. "Ganas juga ya dia" ucap Juna sambil menatap leher Gio yang terdapat tiga tanda cantik karya playgirl Gardapati, yang membuat Gio berdecak kesal.
Anak-anak Baratha yang mendengar ucapan Juna pun memusatkan pandangannya pada Gio. Lalu terbelalak dengan mata tertuju pada leher bossnya.
Langit memukul kepala bagian belakang Raka, "Bayangin apa lo?!" yang membuat Raka mengaduh lalu tersenyum bodoh.
"Gue bayangin dicium tuh cewe. Keknya gamau gue basuh deh bekasnya" yang membuat Langit geleng kepala dan mendapat toyoran dari Gabriel.
"Sumpah. Tuh cewe wangi banget. Masih inget banget gimana wanginya gue. Ya gak boss?" meminta pengakuan pada Gio yang dijawab deheman saja.
Gio akui, gadis itu memang harum. Harum sekali malah. Hingga pakaiannya semalam terdapat bau gadis itu. Gadis yang seenaknya duduk di pangkuannya lalu membuat tanda di lehernya.
Gadis yang diidam-idamkan kaum adam dari sekolahnya bahkan dari sekolah-sekolah lain.
"Waktu dia jalan ngelewatin gue sama Juna aja kecium wanginya" kata Galang dengan tatapan yang tertuju pada meja tengah kantin.
"Kok lo diemin aja boss waktu dia beraksi?" tanya Galang sambil menyangga kepalanya dengan tangan kanan.
Obrolan berlanjut dengan Ara sebagai topiknya. Bahkan sampai jajaran mantan gadis itu juga. Ya, memang semenarik itu Laura Evelyn Fernandes dengan segala daya tarik dan pesonanya.
🌼
Sepulang hangout, seorang gadis cantik mengunjungi rumah mewah sebuah keluarga. Setibanya di sana, "Yuhuu, kakak dateng nihh" suaranya yang menggelegar ke penjuru rumah, membuat beberapa pelayan menghampirinya lalu menunduk hormat.
Seorang gadis berusia 14 tahun berlari lalu menubruk tubuhnya. "Kakak lama banget gapernah ke rumah. Aku kangennnn banget" mengeratkan pelukannya lalu mengusap sayang kepala gadis itu.
"Maaf ya sayang, kak Eve sibuk akhir-akhir ini" mengendurkan pelukannya lalu mengecup kedua pipi adiknya.
Keduanya berjalan menuju meja makan yang sudah di isi pasangan suami istri.
Mendudukkan diri pada kursi tengah yang diikuti gadis manis nan manja itu. "Om, tante, apa kabar?" dengan senyum mengembang lalu di sodorkan piring yang sudah diisi nasi beserta lauk oleh seseorang yang ia panggil tante itu.
"Baik. Kamu apa kabar sayang?" lalu mendudukkan dirinya setelah memastikan gadis itu memegang piring dengan erat.
"Eve baik tante" menyendokkan udang balado favoritnya, "Om, Eve pengen motor" pintanya dengan menatap lelaki yang duduk di kursi ujung.
"Nanti kirim gambarnya ya. Besok pulang sekolah udah ada di samping mobil kamu" yang diangguki semangat gadis itu.
Gadis remaja yang ada di sampingnya menggoyangkan lengannya, "Kakak malem ini nginep sini ya. Aku mau tidur sama kakak" puppy eyes itu tak akan bisa ditolaknya.
"Iya, kakak nginep deh. Buat adik kesayangan kakak apa sih yang engga" yang membuat gadis manis itu tersenyum lebar lalu menghabiskan makan malamnya dengan lahap.
Waktu sudah menunjukkan angka 01.16 dini hari. Seorang gadis menuju dapur karena minum di kamar adiknya lupa diisi.
Menuang air dingin dalam gelas lalu meneguknya hingga tandas. Meletakkan gelas kosong pada wastafel kemudian melangkah pada meja makan. "Baru pulang Nu?" tanya gadis itu pada lelaki yang sedang makan dengan tenang.
Menghabiskan makanannya lalu meletakkan piring kotor, "Iya. Kakak jangan sering-sering ke club ya. Gue khawatir" mendekat lalu mengusap surai halus gadis yang ia panggil kakak itu.
"Gue ke sana kalok lagi bosen aja"
"Tapi lo bosennya tiap hari"
"Ya gimana gee. Guekan kesepian" sambil menggelayut manja pada lelaki yang lebih tinggi darinya itu.
"Ya kalok kesepiankan bisa ke sini. Main sama Violet"
"Iya iya Danu adikku sayang" dengan jahil mengecup pipi orang yang dipanggil Danu itu.
Mengecup dahi kakaknya, "Sana tidur. Udah malem" sambil mendorong punggung itu menuju tangga.
"Di sekolah jangan bandel-bandel loh kak" peringat adiknya. "Iya, tapi gak janji ya. Hehe" langsung berlari dengan tawa tertahan yang membuat lelaki itu melotot karena khawatir kakaknya jatuh.