.
.
.
.Selamat membaca🤗
Sudah memasuki pukul 10 malam, namun pencarian mereka tidak menghasilkan kabar baik. Hanna dan Salsa saling memeluk mendengar berita itu.
"Ini salah kita Na, harusnya nunggu Ara dijemput baru kita pulang. Bukan malah ninggalin dia" ujar Salsa sesenggukan.
"Iyaa, harusnya kita paksa dia pulang bareng" melepaskan pelukan lalu menutup wajah dengan kedua tangan. Hanna merasa gagal menjadi sahabat Ara begitu juga dengan Salsa.
Ya, Ara hilang sejak sepulang sekolah dan dua bodyguard yang bertugas menjaganya hari ini, ditemukan bersimbah darah dengan dada berlubang ditembus timah panas di jalan menuju belakang sekolah.
Kevin dan Langit sudah menyebarkan bodyguard untuk mencari gadis kesayangan mereka yang dipimpin oleh Samuel. Anggota Baratha pun turut andil mencari kekasih dari ketua mereka.
Karin dan Violet tak henti-hentinya menangis sejak tadi. Mendesak Kevin dan Langit agar segera menemukan Ara dengan keadaan yang baik.
"Cepet temuin Eve Pa, pasti dia belum makan. Ini udah malem" seru Karin dengan air mata terus berjatuhan yang langsung dipeluk oleh Kevin.
"Doain semoga Eve kita baik-baik aja Ma" Karin mengangguk dan mengeratkan pelukannya pada Kevin.
🌼
Seorang lelaki mengendarai motor tanpa tujuan. Pandangannya kosong, pikirannya kacau dan hatinya kalut. Ia takut gadisnya pergi meninggalkannya. Menghentikan laju kendaraan lalu mendudukan diri di halte bus.
Menatap kosong pada lautan bintang. Malam ini bulan tidak datang sepertinya bulan sedang menemani gadisnya yang entah di mana.
"Ara! Kamu di mana?!" teriakan Gio hanya disahuti hewan malam.
"Aku takut Ra, aku takut gabisa ketemu kamu" lirih Gio dan membiarkan setetes kristal jatuh dari matanya.
Perasaannya tidak enak. Firasatnya akan ada hal buruk yang terjadi. Tapi Gio mencoba untuk berpikir positif walau hatinya berkata lain.
🌼
Mencoba menggerakkan kaki dan tangan tapi tidak bisa. Mencoba membuka mata namun sulit. Menenangkan diri dan mulai mengingat apa yang terjadi. Ara berteriak tapi suaranya tertahan. Suara pintu dibuka membuatnya diam sejenak.
"Sudah bangun princess?" yang dibalas geraman tertahan Ara.
"Makan dahulu. Jika tidak, kamu akan mati lebih cepat"
Tak berapa lama lakban di mulut Ara terlepas. "Anda siapa?"
Orang itu tersenyum miring. "Saya yang akan mencabut nyawamu" Ara menegang. Apa salahnya? Sehingga orang di depannya ini ingin membunuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle
Teen FictionMereka tidak tau rasanya dicintai dengan tulus, berkumpul dengan anggota keluarga yang lengkap, dan bercerita betapa sulitnya tugas sekolah pada orang tua. Mereka hanya ingin mengisi kekosongan dengan bersenang-senang dan melanggar aturan. Tapi rua...