31. Us

5.8K 276 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Selamat membaca🌼









Menjejaki tangga menuju rooftop sekolah. Membuka pintu yang berderit karena sudah termakan usia. Suara siulan dan tatapan menggoda tertuju padanya. Mendudukan diri pada kursi kayu usang dan menatap langit cerah.

"PJ lah PJ"

"Makan-makan lah di cafe"

"Traktir di kantin aja deh yang gampang"

Langit hanya menatap sekilas mereka. Mengabaikan seruan lain dan mulai memainkan ponsel.

"Jadian aja kagak" celetukan Ara menarik perhatian. Ara dan Gio baru saja memasuki area rooftop.

"Hahh! Maksudnya si Langit belom jadian sama sapa tuh cewe......"
"Manda"
"Nahh iya itu?"

"Orang Mandanya aja gak suka" lagi-lagi ucapan Ara membuat yang lain kaget. Bisa-bisanya ada siswi Gardapati yang tidak menyukai Langit. Gadis langka, pikir mereka.

Langit hanya diam. Mencoba fokus pada game di ponsel. Walau godaan mulai tertuju padanya dan membuat ia sedikit geram.

"Tapi tuh bocah udah jebol gawang duluan" Ara menatap Langit dengan senyum miring. Melihat Langit yang tidak fokus dengan gamenya yang membuat Ara semakin senang mengusiknya.

"Woahhh. Mantap gilaaa"

"Lehh ugha Lang"

"Bukan maennn"

"Berapa ronde anjing"

"Gimana-gimana?"

"Berisik!" peringatan Langit mereka abaikan. Mereka masih saja mengolok dan menggoda Langit si kulkas dua pintu.

"Gue kira alim ternyata doyan selang...aduhhhh" Juna mengusap dahinya yang memerah akibat lemparan kaleng minuman yang dilakukan oleh Langit.

"Bacot!"

"Lepas perjaka anjirr. Cie cie" Raka tertawa hingga muncul air di sudut mata.

Gabriel mengode Galang, "Gimana? Enak gak?" serunya bersamaan yang membuat rooftop semakin ramai. Ini adalah kesempatan langka bisa meledek Langit sepuasanya. Karena lelaki itu tidak pernah bertingkah yang dapat dijadikan bercandaan.

"Jangan ngambek" Langit merotasikan mata. Mengabaikan ucapan Gio yang tidak berarti.

"Anjirr. Si Boss sekalinya ngeluarin suara bikin emosi" Raka terkekeh. Sedangkan Gio menatap geli ekspresi Langit yang sedikit berubah.

"Udah-udah. Kasian" Ara mengusap air di sudut mata.

Pasti Langit sedang mengumpat di dalam hatinya. Menyesali tindakannya yang memasuki rooftop dijam pelajaran pertama. Padahal gosip tentangnya sedang hangat.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang