24. Meeting

7.4K 314 2
                                    

Memasuki rumah 2 lantai dengan tangan saling menggenggam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memasuki rumah 2 lantai dengan tangan saling menggenggam. Tatapan memuja, kagum, jahil tertuju pada mereka. Tapi kebanyakan, tatapan tertuju pada gadis cantik yang berada di samping lelaki berwajah datar.

"Matanya mau gabisa liat lagi!" peringatan dari Gio membuat anggota Baratha mengalihkan pandangan.

"Sa ae si Boss" ujar Juna dengan kekehan.

"Gada yang berani nikung Boss. Belom beraksi, udah mati" menyeruput kopinya, Galang melempar tatapan geli pada Gio.

"Kan Bu Boss baru pertama kali ke markas, mau dibuatin minum apa?" Ara tersenyum canggung. Ia tidak tau, anggota Baratha akan se-welcome ini padanya.

"Bu Boss mau makan apa? Kita ada chef di sini" ucap lelaki dengan kalung berbandul pedang.

"Gue minum seadanya aja" ucap Ara ramah. Membuat anggota Baratha yang bersekolah di Gardapati tercengang.

Pacar Bossnya terkenal sangat sombong dan angkuh. Tapi tadi, Ara menjawab dengan ramah dan senyum tipis. Tidak seperti sifat yang ia tampilkan di luar.

"Siyap. Laksanakan!" Lelaki yang menawari Ara minum menuju dapur.

"Ra, lo bisa ramah juga ya. Makin suka gue yang ada. Gamon nih" canda Raka yang mendapat tatapan datar dari Gio.

"Lo mending kek biasanya aja Ra. Udah cantik, pinter, ramah yang ada saingan Boss makin banyak"

"Ntar gue juga jadi saingannya Boss" lanjut Galang dengan cengirannya.

"Ra, lo mau gak jadi selingkuhan gue?" pukulan mendarat di bahu Juna. Sorakan memenuhi ruang tamu karena permintaan Juna yang tidak tau diri.

"Sini lo. Mau mati sekarang apa besok pagi?" Gio menyuruh Juna mendekat. Namun lelaki itu menggeleng kuat, dengan peace pada kedua tangannya. Membuat yang lain tertawa karena wajah Juna yang ketakutan.

"Ampun Boss. Canda doang. Gue masih mau mantap-mantap sama bebeb Jessy" lagi-lagi sorakan tertuju pada Juna, si playboy Gardapati.

Mengabaikan sekitar, Ara merapatkan diri pada Gio. Mengusap sayang rambut gadisnya. "Emang di sini beneran ada chefnya?" tanya Ara pada Gio yang sedang mengamati anggotanya.

"Namanya Radit. Dia jago masak dan part time di resto gitu"

"Yang mana orangnya?" pertanyaan Ara mendapat tatapan tak suka dari Gio. "Aku mau ngajak dia kerja sama aku" setelah diberi penjelasan Gio baru melunak.

"Radit!" seru Gio menggelegar. Lelaki yang dipanggil Radit berjalan cepat mendekati Gio. Ia sedang mengecek perlengkapan dapur yang sudah berkurang.

"Ada apa ya Boss?" tanya Radit takut-takut. Setaunya, ia tidak pernah membuat masalah. Tapi Gio memanggilnya dengan keras di depan anggota Baratha yang lain. Membuat jantungnya bergemuruh tak karuan.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang