Mereka tidak tau rasanya dicintai dengan tulus, berkumpul dengan anggota keluarga yang lengkap, dan bercerita betapa sulitnya tugas sekolah pada orang tua.
Mereka hanya ingin mengisi kekosongan dengan bersenang-senang dan melanggar aturan. Tapi rua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . .
Selamat membaca dari author yang ngilang lama.
Memasuki dapur dengan kantong plastik di tangan. Meraih dua mangkuk dan mengisinya dengan bakso yang langsung membaui penciuman. Menatap lapar pada bakso yang masih mengepulkan asap. Hujan semakin deras dengan kilat yang mengerikan.
Bel berbunyi membuat Ara meletakkan sendok asal lalu menuju pintu. Ternyata Samuel menyerahkan kunci motor milik Gio lalu berpamitan. Kembali menuju dapur denga Gio yang menuangkan saus, kecap dan sambal pada salah satu mangkuk di meja makan.
Ara hanya menambahkan sedikit sambal dan tidak menggunakan saus juga kecap. Dia tidak suka pedas dan juga tidak suka menggunakan saus dan kecap pada makanan berkuah. (kek gua wkwk gasuka. Aneh aja rasanya)
"Ahh enaknyaaaa. Dingin-dingin emang paling enak yang anget-anget"
Senyum miring Gio muncul. "Beres makan, mandi gihh. Nanti aku angetin" mengerlingkan mata lalu terdengar tawa renyah dari gadis di depannya.
"Siyapp sayangku"
Keduanya menghabiskan makanan dengan sesekali bercanda. Mengabaikan suara guntur dan hujan yang saling beradu di luar.
🌼
Menepuk kasur di bagian depan yang membuat Ara dengan semangat melompat pada kasur. Gio terkekeh karena tingkah gadisnya. Memeluk Ara yang baru saja menyelesaikan ritual mandinya. Mencium lama rambut halus dengan wangi coklat yang menenangkan tapi membuat Gio ingin memakannya.
Meletakkan dagu pada sisi kiri bahu Ara, "Jadi?"
"Hmmm mereka itu bodyguard aku. Yang duduk samping supir di mobil kita tadi namanya Om Samuel. Udah kerja sama Papa dari Papa kuliah. Papa ke mana-mana pasti ada dia. Om Sam kepala bodyguard gitu deh" Ara memilin tangan Gio dan sesekali menggigitnya.
"Mereka alasan aku masih virgin walaupun mantan aku banyak" Gio menaikan alisnya tanda tidak mengerti.
"Kamu tau kan aku player dan hampir tiap malem ke club. Jadi kalok aku mabuk, tuh para bajingan bawa aku ke hotel apagak ke apart mereka. Tapi selalu gagal karena bodyguard aku. Yang berakhir besoknya aku putusin mereka" terang Ara yang menerbitkan senyum lebar Gio.
"Dihh, senyumnya lebar amat pak? Kesambet kah?"
Meraih kepala gadisnya lalu mengecup pipinya lama. "Aku seneng aja mereka jagain kamu dari buaya-buaya itu"
"Helehh. Mana percaya"
"Ihh beneran dehh"
"Ehh tapi kok mereka biarin aku sama kamu anuu" lanjut Gio dengan pandangan menerawang.
"Mungkin Danu yang udah bilangin mereka"
"Bisa jadi sii" senyum Gio kembali mengembang yang mumbuat Ara menipiskan bibir.