39. Rescue

4.1K 201 6
                                    

Pertemuan singkat yang berakhir sakit yang begitu hebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertemuan singkat yang berakhir sakit yang begitu hebat.
.
.
.
.



Menautkan kedua tangan dengan mata terpejam. Mengatur napas dan menenangkan hatinya. Bahunya ditepuk pelan oleh Langit. Keduanya bertatapan dan mengerti perasaan berkecamuk di diri masing-masing.

Setibanya di tempat tujuan, setiap tim berbaris sesuai formasi dengan ketua tim di bagian terdepan. Kevin memberi aba-aba, kemudian tim Alpha mulai memasuki wilayah target. Tim Alpha bertugas untuk menghancurkan benteng pertahanan yang berarti membuka jalan bagi tim penyelamat yaitu tim Betha.

Suara tembakan mulai terdengar di tengah perkebunan kopi. Terdapat rumah bertingkat 3 yang menjadi tempat penyanderaan sang Queen.

Tim Betha mulai bergerak setelah menerima intruksi dari Samuel yang menjadi ketua tim Alpha. Tim Betha terdiri dari tujuh anggota Baratha mulai memasuki lantai satu. Beberapa mayat penjaga tergeletak dengan darah yang menjadi pewarna lantai putih itu.

Setibanya di lantai tiga, anggota tim Alpha sudah tidak lagi utuh. Gio bergegas memimpin anggotanya mendekati tim Alpha. Samuel memberi kode bahwa pintu bercat putih di samping mereka adalah kamar penyekapan Queen.

Dua orang Alpha bertugas membuka pintu sedangkan yang lain berada di sisi dinding dengan sikap waspada.
3.....
2.....
1.....
Pintu terbuka dan mereka mulai memenuhi kamar tersebut. Hal yang mereka lihat adalah Ara yang sedang ditahan dengan sebilah pisau berada di lehernya.

Mata keduanya saling bertemu. Pandangan Ara mulai kabur sebab air mata mulai memberontak keluar.

"A... Ayah" ucap Gabriel lemah dengan mata menatap lelaki yang menahan Ara. Membuat orang yang berada di kamar itu tercengang.

"Gabriel" Nando menatap Gabriel dengan wajah tak percaya.

Tanpa aba-aba Gabriel menghampiri Nando dan menarik Ara menjauh. Karena keterkejutannya, Nando menurunkan kewaspadaan sehingga Gabriel dengan mudah menyelamatkan Ara.

Dengan tangan bergetar dan mata berkaca-kaca, Gabriel menodongkan pistol pada sang Ayah. "Selama ini aku suka bertanya-tanya, kenapa Ayah ninggalin Bunda gitu aja. Kenapa Ayah tega ninggalin Bunda yang lagi hamil aku. Aku penasaran muka Ayah, suara, sentuhan, dan disayang sama Ayah. Mulai dewasa aku tanya ke bi Emi, sebenernya Ayah aku siapa dan aku dikasih foto Ayah. Dari situ aku tau nama Ayah dan tau alasan kenapa Ayah ninggalin Bunda"

Gabriel mengatur napas yang memburu. Dadanya sesak dan air matanya mulai berjatuhan. "Sekarang aku bersyukur Ayah ninggalin Bunda. Aku bersyukur banget" lalu suara tembakan menggema di kamar itu. Tidak hanya sekali tapi berkali-kali yang berasal dari pistol yang digenggam Gabriel. Akhirnya aku bisa hilangin orang yang udah nyakitin Bunda.

Ara memeluk Gio erat. Badannya gemetar hebat. Sejak awal saat mendengar suara tembakan badannya mulai bereaksi. Ingatan buruk saat meninggalnya sang Mama memenuhi pikirannya. Tak berapa lama kesadarannya menghilang. Dengan cepat Gio meraih Ara dalam gendongannya.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang