34. Insident

5.8K 281 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Keadaan kamar yang berantakan membuat Ara melepas genggamannya pada Gio. Merapikan bedcover dan mengambil bantal di lantai. Kembali mendekati sang pacar yang hanya diam memperhatikan.

"Mau mandi apa langsung ganti baju?" tanpa menjawab Gio melepas seragam sekolah dan juga kaos yang menjadi dalaman. Melemparnya pada keranjang baju kotor kemudian menarik Ara dalam pelukan. Menggendongnya seperti koala dan mendudukan diri di atas kasur.

Mencium gadisnya berkali-kali yang membuat Ara tersenyum senang. "Aku takut banget tadi. Kamu beneran engga hamil?" Keduanya saling tatap. Ara dapat melihat ketakutan itu dalam tatapan Gio.

Mengusap pipi Gio yang membuat lelaki itu memejamkan mata. "Engga sayang. Tadi cuma prank. Kalo beneranpun aku seneng kok"

Kalimat terakhir gadisnya membuat Gio menaikan alis kanan yang dibalas senyuman lembut gadis dalam pelukan.

"Yakan jelas ada ayahnya, kenapa harus sedih dan takut. Gak usah takut sama masa depanku, kamukan tau aku udah punya segalanya. Yang aku butuhin bukan lagi materi tapi kasih sayang dan orang yang selalu ada gimanapun keadaan aku" Ara memicingkan mata. "Atau jangan-jangan kamu yang gak mau tanggung jawab?!" tuduh Ara yang membuat Gio menggelengkan kepala cepat.
(⚠tidak untuk ditiru⚠)

Gio menghela napas dengan pandangan menatap tangan mereka yang saling bertautan. "Aku mau banget nikahin kamu kalo bisa besok kita nikah. Tapi aku belum punya apa-apa sekarang. Aku malu ngadep keluarga kamu" yang membuat Ara berdecak malas.

"Kamu cukup bawa diri kamu gak perlu bawa apa-apa. Aku mau kamu bukan harta kamu" ucap Ara yang membuat Gio memejamkan mata sejenak.

"Tapi Ra, aku ini laki-laki, harus punya bekal buat istrinya. Gak ada harga dirinya dong kalo gak bawa apa-apa"

"Udahlah gausah bahas ini. Buru ganti baju terus makan" yang dibalas dehaman Gio.

Lelaki itu bangkit menuju kamar mandi. Mungkin air dingin akan menghilangkan sedikit keresahan dan ketakutannya.

Ara terdiam memikirkan perkataan Gio. Ara hanya ingin Gio dan tidak ingin harta lelaki itu tapi harga diri Gio sebagai lelaki akan tersentil saat menghadap keluarga Ara tanpa memiliki apapun. Ara mengerti apa yang dimaksud sang pacar lalu mendesah lelah.

🌼

Menyusuri rak yang berisi buku-buku baru dengan senyum mengembang. Setelah mengembalikan buku sejarah yang ia pinjam minggu lalu, kali ini Manda ingin meminjam buku Biologi yang baru masuk.

Tanpa ia sadari, sedari tadi ada seseorang yang memperhatikannya dari belakang.

Manda berjinjit untuk meraih buku yang ia inginkan. Sedikit lagi tangannya akan meraih buku itu namun ada tangan lain yang mengambilnya. Membuat ia membalikkan badan. Manda tersentak. Ternyata Kak Satia alias penjaga perpus baru yang mengambilnya.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang