19. Begin

9.2K 438 0
                                    

Kupastikan kau tidak hanya singgah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kupastikan kau tidak hanya singgah. Sekali menetap dan pemiliknya tidak akan berubah.

.
.
.
.

Bau harum dari sup ayam yang baru matang memenuhi dapur. Memindahkan dalam wadah kemudian membawanya menuju ruang makan. Hanya masakan sederhana untuk sarapan kali ini. Tapi masakan itu adalah makanan favorit tuan muda di rumah mewah keluarga Darellion.

Kedua remaja yang sudah rapih dengan seragam sekolah menuruni tangga. Dengan si gadis menggenggam erat tangan kiri lelaki di sampingnya. Mendudukan diri, mengambil makanan dan mulai menyuapkan nasi dengan sup ayam kesukaannya.

"Bi Ratna, supnya enak bangetttt" Gio menatap Ara yang sedang tersenyum dengan mulut penuh. Bi Ratna tersenyum senang, karena pacar tuan mudanya menyukai masakan yang ia buat.

Ya, Ara menginap di rumah Gio dari kemarin malam. Lebih tepatnya ia memaksa ingin menginap. Ia juga sudah mendapat lampu hijau dari Papa Arga, jadi Ara bisa sesuka hati menginap di rumahnya ini.

Selesai sarapan, keduanya menuju garasi. Gio sudah rapih dengan hoodie Bartaha juga helmnya. Tiba-tiba Ara mendudukan diri di jok belakang tanpa aba-aba, yang membuat Gio kaget.

Menengok ke belakang lalu membuka kaca helmnya, "Turun"

"Gak mau!"

"Lo-kan ada motor" dengan mata melirik pada motor besar di sampingnya.

"Ya biarin. Gue berangkat sekolah sama pacar emang salah?!" Ara memeluk Gio erat. Membuat lelaki itu menghela napas dan mengucapkan kata sabar dalam hati.

Melirik pada bagian paha gadis itu lalu matanya melebar. "Lo, kenapa pake jaket gue?!" gadis di belakangnya mendongak dengan tatapan polos.

"Ya buat nutupin paha gue. Yakali mau diumbar gitu aja" membuat Gio kembali menghela napas. Ini masih pukul 06.42, tapi darah Gio sudah mendidih.

Menyalakan mesin kemudian ikut memadati jalan raya. Lebih baik ia segera tiba di sekolah agar memiliki jarak dengan gadis menyebalkan di belakang. Tapi sialnya, kelas mereka bersebelahan. Ya, Gio masuk kelas 12 IPS 2. Poor Gio.

Saat lampu merah, Ara memajukan kepalanya, "Lo udah tau salah satu rahasia gue. Kenapa lo berenti? Lo pasti kesiksa. Padahal kalok lo mau lanjut, gue gak papa" Ara mengeratkan pelukannya. Motor kembali melaju membelah jalan yang mulai padat.

Lelaki di depannya hanya diam. Tidak merespon ucapannya sedikitpun.

Sebenarnya, Gio mendengar apa yang Ara ucapkan. Hanya saja, ia bingung harus membalas apa. Ia berhenti juga karena itu keinginannya. Walau rasa sakit yang teramat ia tahan. Itu lebih baik. Ternyata gadis di belakangnya tidak seburuk yang orang bilang, pikirnya.

Memasuki area sekolah, keduanya menjadi pusat perhatian. Gosip tentang mereka menjadi obrolan menarik sepagi ini. Memarkirkan motor di jajaran motor teman-temannya. Siulan menggoda banyak tertuju pada mereka. Gio acuh, sedangkan Ara tersenyum sombong.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang