8. Sunset

9.7K 429 6
                                    

Senja kita berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senja kita berbeda. Senjamu indah, dengan memori yang indah juga. Sedangkan senjaku indah, dengan memori luka dibaliknya.

.
.
.
.

Tiga koper besar sudah tersimpan dalam bagasi mobil hitam milik Hanna. Liburan kali ini tidak perlu menaiki pesawat seperti sebelum-sebelumnya. Tujuan mereka adalah pantai di pinggiran kota yang membutuhkan 2 jam perjalanan.

Sebelum menempuh perjalanan, mereka menuju rumah Tante dan Om Ara. Karena gadis itu akan berpamitan langsung pada mereka.

Waktu masih menujukkan pukul 07.15, dan Ara sudah berada di depan rumah yang ditujunya.

Membiarkan kedua sahabatnya menunggu di depan gerbang, Ara berlari kecil melewati taman depan rumah yang ditumbuhi berbagai macam bunga warna-warni.

Memasuki rumah dan menuju dapur. Mendekat pada wanita yang sedang mencuci sayuran, "Tante, Eve pamit liburan ya" memeluknya dari belakang, lalu mencium pipi kanan Tantenya itu.

Mengelap tangannya yang basah kemudian berbalik, "Hati-hati ya sayang. Makan yang teratur dan jangan kecapean loh" mengusap sayang bahu gadis di depannya.

"Eve udah mau berangkat?" tanya pria paruh baya yang sudah rapi dengan jas tersampir di lengan kirinya.

Melangkah menghampiri pria itu, "Iya Om, Eve pamit ya" memeluk gadis itu lalu mengecup dahinya.

"Kalo ada apa-apa langsung kabarin ya"

"Siyap 86!" dengan tangan berada di pelipisnya.

"Titip salam buat Danu dan Vio ya Om, Tante. Eve berangkat, dadahh" melambaikan tangannya lalu pergi meninggalkan dapur.

Seorang lelaki yang baru saja keluar dari kamar memandang Eve dari lantai dua dengan alis terangkat. Ia tidak melihat wajah gadis itu dan hanya melihat bagian belakangnya sekilas.

Kok, kayak gak asing, batinnya.

Menuju dapur lalu meraih gelas dan menuangkang air dingin. Meneguknya hingga tandas kemudian meletakkan gelas kosong pada wastafel.

Saat berbalik, "Udah bangun Gio, yang lain bangunin ya. Bilang sarapannya udah jadi gitu" yang diangguki Gio.

"Perempuan tadi siapa Tante?" tanyanya yang masih berdiri di dekat wastafel.

"Ohh itu Kakaknya Langit dan Angel. Yang semalem Angel ceritain"

"Kalian juga satu sekolah kok" lanjutnya, yang membuat Gio menukikkan alisnya.

"Namanya siapa Tante?"

"Namanya Eve. Tante gabisa kasih tau nama aslinya. Dia yang bilang sendiri gamau temen-temen Langit tau. Tante juga engga tau alesannya apa. Udah sana bangunin yang lain" meninggalkan Gio yang masih perang dengan pikirannya, Karin membawa susu coklat hangat kesukaan putri bungsunya menuju meja makan.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang