Mereka tidak tau rasanya dicintai dengan tulus, berkumpul dengan anggota keluarga yang lengkap, dan bercerita betapa sulitnya tugas sekolah pada orang tua.
Mereka hanya ingin mengisi kekosongan dengan bersenang-senang dan melanggar aturan. Tapi rua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . .
Selamat membaca❤
Memasuki kelas dengan lesu yang membuat kedua sahabatnya menatap heran. Mendudukan diri lalu menenggelamkan wajah pada lipatan tangan. Hanna dan Salsa saling melempar pandangan.
"Lo kenapa Ra?" Salsa menyentuh pundak Ara dengan sedikit guncangan.
Mengangkat kepala, "Gio bolos"
"Ohh gegara semalem ya?" tanya Hanna yang diangguki Ara.
"Emang semalem kenapa?" tanya Salsa dengan wajah polosnya.
Hanna menyentil jidat Salsa yang di balas timpukan buku di pundaknya. "Makanya jan kudet jubaedah. Markas Baratha-kan diserang. Makanya anggota Baratha gada yang sekolah hari ini"
"Wahh nyari mati tuh yang nyerang" seru Salsa dengan menggebrak meja.
Ara kembali menenggelamkan wajah pada lipatan tangan sedangkan Hanna dan Salsa melanjutkan obrolan penyerangan markas Baratha semalam.
🌼
Suara ketukan menginterupsi imajinasinya. Setelah diberi izin, seseorang memasuki ruangan yang didominasi warna abu-abu itu.
Memberi hormat dengan menundukan kepala, "Apakah rencana selanjutnya bisa dimulai Tuan?"
"Ya lanjutkan sekarang"
"Baik, kami akan mempertaruhkan nyawa kami untuk misi kali ini"
Setelahnya, lelaki itu meninggalkan ruangan dan memberi perintah pada anggotanya untuk memulai misi selanjutnya.
Sedangkan orang yang dipanggil Tuan itu mendekati jendela dengan senyum miring. "Say good bye to the world little girl"
🌼
Memasuki kamar lalu merebahkan diri. Pakaiannya sedikit kotor karena membersihkan sisa kekacauan semalam. Kepalanya sakit memikirkan dalang dibalik penyerangan di markas Baratha. Ada tiga anggotanya yang terluka cukup parah, dan dilarikan ke rumah sakit sejak semalam.
Penyerangan semalam bukan dilakukan oleh Demonic, yang membuat Gio dan inti Baratha harus berusaha keras mencari tau. Bahkan cctv di sekitar komplek sudah mereka retas sehingga tidak meninggalkan jejak.
Karena letak markas berada di kompek perumahan yang mayoritas penghuninya bekerja hingga sore, membuat mereka sulit mencari bukti karena saat malam sudah tidak ada orang yang beraktivitas di luar. Bahkan semalam satpam komplek ditemukan tak sadarkan diri di pos jaganya.
Setelah sadar, ia mengaku di pukul benda tumpul pada punggungnya saat sedang berkeliling. Biasanya ia berdua, namun temannya sedang izin karena sakit.