7. Family

9.9K 437 5
                                    

Saya iri pada mereka yang memiliki keluarga utuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saya iri pada mereka yang memiliki keluarga utuh. Iri adalah tanda tidak mampu. Ya, saya iri karena saya tidak mampu. Wajarkan jika saya iri.

.
.
.
.

Malam ini, inti Baratha menghadiri acara BBQ di rumah Langit untuk merayakan pencapaian lelaki pendiam itu.

Jika tadi siang, sepulang pembagian rapor seluruh anggota Baratha sudah mendapat traktiran di salah satu kafe terkenal, saat ini hanya inti Baratha dan juga keluarga Langit saja.

Mereka sibuk membakar bahan makanan di taman belakang rumah samping kolam renang.

Seorang wanita paruh baya membawa nampan berisi minuman juga camilan yang dibantu oleh seorang ART.

"Wahh Tante tau aja kita udah kehausan" sambil tersenyum lebar dengan tangan yang meraih gelas berisi jus jeruk, Raka mendapat decihan dari Gabriel.

"Engga ngapa-ngapain aja, aus segala" ejek Gabriel yang mendapat pelototan dari Raka.

"Ahh lu mah buka kartu El. Malu nih gue depan Tante Karin" Karin hanya tersenyum sambil menggeleng melihat tingkah teman-teman putranya yang sangat ajaib.

Sementara Raka dan Gabriel masih cekcok, Langit dan Gio sedang membakar sosis, daging, udang dan juga jagung. Mengabaikan kedua temannya yang masih saja berdebat.

Sedangkan Galang dan Juna sedang membuat sambal untuk bakaran mereka di dapur bersama Bi Ratna.

Seorang gadis manis melangkah menuju taman belakang yang cukup ribut hingga terdengar sampai ke dalam rumah. Padahal pintu kaca sebagai penghubung tertutup rapat.

Menghentikan langkahnya di belakang keduanya, "Bang Raka sama Bang Gabriel diem deh! Berisik banget dari tadik" ucapnya ketus dengan bersedekap dada.

Keduanya membalik badan, "Ehh cantiknya Bang Raka baru nongol udah marah-marah. Nanti cepet keriput loh" candanya dengan senyum jahil. Yang ditanggapi rotasian mata jengah.

Memukul kepala belakang Raka dengan sendok, "Udah kek om-om pedo lo kek gitu" ucap Gabriel sambil bergidik geli.

"Angel dari mana, kok baru keliatan?" sambil menyusun piring dan sendok Gabriel bertanya pada gadis yang dipanggil Angel.

"Angel di kamar aja. Mager mau turun dari tadi. Kata Mama, bakarannya udah mau beres jadi turun deh" ucap gadis itu dengan menatap lawan bicaranya yang sedang meletakkan piring terakhirnya.

"Pinter banget ya. Jadi gak bau asep" Raka menatap dengan tangan berkacak pinggang.

"Ya bodoamat. Inikan acara Abang aku. Wleee" setelah mengejek Raka, Angel menuju Abangnya yang masih sibuk memindahkan hasil bakaran.

"Bang Gio, Bang Raka nyebelin. Pecat aja dari Baratha ya" dengan wajah memelas, Angel bergelayut manja pada Gio yang dibalas usapan lembut pada kepalanya.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang