Kuharap hadirmu dapat temani hariku. Hariku yang tidak lagi sama, semenjak hari itu.
Aku kesepian tiap malam. Malamku mengerikan karena mimpi yang menyesakkan..
.
.
.Jam weker sudah berbunyi beberapa kali, tapi pemilik kamar yang sedang bergelung dalam selimut tetap tidak terjaga. Matahari mulai meninggi dengan sinar yang malu-malu menyelinap di celah tirai kamar.
Mengucek mata yang masih berat, mematikan jam yang mengganggu tidurnya. 15 menit lagi bel sekolah berbunyi, tapi Ara masih dengan santainya menendang-nendang selimut dan tangan mengusap sisi kasur yang dingin.
Meregangkan badan beberapa saat lalu menuju kamar mandi. Ini hari pertama sekolah setelah libur semester. Biasanya sekolah tidak menutup gerbang saat bel masuk berbunyi. Melainkan menutupnya saat jam menunjukkan angka 08.00, satu jam lebih lama dari biasanya.
Walaupun hari senin, mereka tidak melaksanakan upacara bendera karena pembelajaran belum dilaksanakan. Hanya pembagian kelas dan pengambilan alat kebersihan di ruang TU.
(gambar untuk membantu imajinasi pembaca)
Setelah merias diri, Ara mengambil beberapa lembar roti untuk sarapannya. Menuang susu pada gelas lalu meneguknya. Meraih handphone untuk meminta jemputan pada kedua sahabatnya. Hari ini dua mobilnya disevice. Dia juga tidak mungkin menggunakan motornya untuk ke sekolah.
Bitches
Me:
Jemput dongSalsa:
Gue sama Hanna
udah di sekolah Ra.
Kami dianter supir:(Hanna:
Sorry ya Ra😩Salsa:
Mobil lo pada ke mana?Me:
Service.
Adanya mobil buat kerjaHanna:
Pake yg ada aja ya cantikSalsa:
Si blacky ya.
Pasti nanti pada heboh
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle
Teen FictionMereka tidak tau rasanya dicintai dengan tulus, berkumpul dengan anggota keluarga yang lengkap, dan bercerita betapa sulitnya tugas sekolah pada orang tua. Mereka hanya ingin mengisi kekosongan dengan bersenang-senang dan melanggar aturan. Tapi rua...