Mereka tidak tau rasanya dicintai dengan tulus, berkumpul dengan anggota keluarga yang lengkap, dan bercerita betapa sulitnya tugas sekolah pada orang tua.
Mereka hanya ingin mengisi kekosongan dengan bersenang-senang dan melanggar aturan. Tapi rua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . .
Melepaskan pelukan lalu melayangkan pukulan keras pada bahu sang pacar. Beberapa anggota Baratha berseru mampus dan ada juga yang tertawa mengejek.
"Dari tadi ditelpon kenapa gak diangkat?!" omel gadisnya dengan dua tangan bertolak pinggang.
"Ehh itu, itu, hp aku dicash di kamar atas"
Dengan penjelasan singkat dapat meredakan amarahnya yang berkobar tadi.
Mensejajarkan diri dengan sang pacar kemudian meletakkan tangan pada pinggang ramping itu. "Hmmm hmmm, gays minta waktunya sebentar. Berdirinya gue di sini sama si cantik yang sebentar lagi ganti status, dari girlfriend jadi ex girlfriend"
"Ehh yang bener lo anjing"
"Maksudnya apaan sat?!"
"Sabar-sabar. Makanya dengerin gue sampe selesai. Jadi, sebulan lagi gue Arjuna Putra Sadewa dan Jessie Putri Hardianto otw pelaminan. Gue harap kalian semua dateng diacara bahagia kita" jelas Juna dengan senyum jumawa.
"Wedehh si bajingan PK ini mau kawin. Asikkk makan gratis" seru Galang senang lalu merangkul Juna yang memasang wajah datar. *penjahat kelamin
"Kawinnya mah udah sering kali Lang" balas Gabriel.
"Kita baru lulus hari ini, kok lo udah mau nikah aja. Jangan-jangan nih" Raka menatap Juna yang mulai cengengesan.
Menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Hehe iya, goal duluan gue" jawab Juna yang mendapat sorakan dari Raka cukup keras.
"Udah berapa bulan?" tanya Gio pada Jessie.
"Jalan 2 bulan"
Tatapan mata yang menyiratkan kerinduan membuat suasana hening sejenak. Mereka paham akan tatapan mata Gio yang diarahkan pada perut Jessie. Mereka semua tau keinginan Gio sebelum ujian tengah semester, ia menginginkan seorang bayi dari sang pacar sebagai hadiah jika ia masuk 10 besar. Tapi takdir berkehendak lain.
🌼
Tahun-tahun berlalu dengan begitu lambat. Tumpukan rindu yang mengakar dan mulai memberontak. Rasanya sesak dan sakit karena tidak dapat bertemu wanitanya. Sebenarnya ia diizinkan menemui Ara, namun ia merasa belum pantas. Gio ingin saat bertemu setelah sekian lama, ia ingin mengajak gadisnya ke jenjang yang lebih serius.
Menjadi workholic demi membuat dunia bak istana dongeng bagi kekasihnya. Gio tak ingin membuat Ara kekurangan apapun saat hidup bersamanya.
Deringan ponsel mengalihkan atensinya pada tumpukan kertas.