18. With You

9K 387 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



I want to spend every night with you.

.
.
.
.

Jalanan dipadati kendaraan dengan berbagai tujuan. Tapi tujuan paling banyak yaitu jalan dengan pacar. Ya, karena ini malam minggu waktu kunjung pacar aka wakuncar.

Memasuki wilayah elite dengan menunjukkan kartu tanda penduduk pada penjaga. Menghentikan motor di depan gerbang hitam yang menjulang. Sang satpam yang belum pernah melihat motor itu sebelumnya, mendekat.

"Mau cari siapa ya?" yang ditanya melepaskan helm lalu satpam itu tersenyum canggung.

"Duhh maaf Non, bapak engga tau kalo Non Ara yang dateng"

"Gak papa Pak. Kan baru kali ini liat Ara bawa motor"

"Kirain temennya Den Gio. Yaudah, silahkan masuk Non" menyalakan kembali motornya lalu memasuki pekarangan rumah mewah keluarga Darellion.

Setibanya di depan pintu, Ara menekan bell. Tak berapa lama Bi Ratna membukakan pintu besar di hadapannya.

"Ehh Si cantik. Silahkan masuk Non Ara"

"Makasih Bi" yang diangguki Bi Ratna. Mengikuti langkah wanita paruh baya itu menuju ruang tamu.

"Tunggu dulu ya Non, Bibi buatin minum sebentar"

"Engga usah Bi. Ara mau ketemu Gio langsung"

"Den Gio masih di kamarnya Non. Belum turun dari tadi"

Menatap lantai dua, "Yaudah, Ara ke atas aja ya Bi" yang dijawab iya oleh Bi Ratna. Ara berlari kecil menaiki tangga. Menatap sebentar pada pintu bercat hitam dengan gambar Griffin di depannya.

Membuka perlahan, memasukkan kepalanya lalu melihat ke seluruh kamar. Tapi sang empu tidak ada di dalamnya. Mulai melangkah lebih dalam dan ia mendengar suara kucuran air dari kamar mandi.

Dengan tidak tau dirinya, Ara merebahkan diri di kasur Gio yang sudah rapih. Lalu bersembunyi di balik bad cover berwarna abu-abu. Suara air dari kamar mandi menghilang, digantikan dengan suara pintu yang tertutup.

Ara menatap minat pada lelaki yang hanya mengenakan handuk itu. "Duhh pengen pegang", gumamnya dengan tatapan yang tak lepas.

Mendudukan diri di depan cermin, masih dengan handuk yang melilit area bawahnya, Gio mulai mengeringkan rambut dengan handuk kecil yang berada di pundak. Tiba-tiba ada tangan yang mengambil alih pekerjaannya, membuat Gio terkesiap.

Menatap pada gadis yang sedang tersenyum lebar lewat cermin. "Sejak kapan lo masuk?" masih dengan tatapan yang tak lepas.

"Belom lama. Tadik gue ngumpet di bawah bad cover, hehehe" Gio yang melihat tawa cengengesan Ara hanya merotasikan matanya.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang