Extra Part II

6.7K 175 5
                                    

Lika-liku rumah tangga dilalui keduanya dengan sedikit pertengkaran kecil yang malah membumbui keharmonisan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lika-liku rumah tangga dilalui keduanya dengan sedikit pertengkaran kecil yang malah membumbui keharmonisan mereka. Sudah dua tahun usia pernikahan tapi Tuhan belum mempercayakan mereka untuk memiliki momongan.

Ada beberapa ucapan pedas saat reuni sekolah yang terkadang membuat Ara menangis tengah malam. Ara juga ingin memiliki buah hati, ia dan sang suami sudah menjalani berbagai tes dan serangkain pengobatan lainnya. Namun takdir belum merestui keduanya menambah anggota keluarga.

Dulu, Ara memang tidak peduli tentang tanggapan orang lain terhadap dirinya. Tapi sekarang berbeda. Karena ini mengenain anak yang mereka impikan sejak dulu.

Gio terbangun karena isak tangis istrinya. Mengeratkan pelukan dan mengusap lembut bahu bergetar itu. Gio membiarkan Ara menangis sepuasnya. Hatinya sakit. Sepulang dari reuni Ara selalu murung.

Gio sudah menyarankan untuk tidak usah menghadiri acara, namun sang istri yang memiliki gengsi tinggi tidak ingin kalah oleh orang-orang yang hanya bisa berkomentar tanpa tau usaha mereka seperti apa.

Pagi menjelang siang suasana rumah masih tentram. Tak berapa lama terdengar teriakan dari ruang tamu. Teriakan semakin mengeras dengan langkah kaki sedikit berlari. Langkah itu menuju taman belakang tempat biasa Ara menghabiskan waktu saat senggang.

Dipeluknya wanita yang sedang memejamkan mata dengan kedua telinga tertutup earphone. "Bunda, Lily kangen" yang membuat Ara terperanjat karena pelukan gadis mungil itu.

Mengangkat dan meletakkan Lily pada pangkuannya, "Bunda juga kangen Lily. Gimana liburannya?"

"Asik banget Bun. Sayang, Bunda Ara gak ikut" ekspresinya menjadi sedih di ujung kalimat.

"Kan Bunda udah jelasin ke Lily. Bunda lagi banyak urusan jadi engga bisa ikut liburan sama Lily. Next time deh yaa Bunda usahain" senyum Lily mulai merekah.

"Lily bawa oleh-oleh buat Bunda. Tapi lupa, ketinggalan di mobil. Llily udah engga sabar liat Bunda. Hehee" senyum lebarnya memperlihatkan dua gigi depan yang tanggal.

Menggendong Lily menuju ruang tamu. Ada sang suami, Langit, dan Manda yang sedang mengobrol. "Mama, oleh-oleh buat Bunda" seru Lily semangat.

"Kamu ya seneng banget ketemu Bunda Ara. Sampe lupa oleh-oleh padahal dari rumah udah dipeluk terus" ujar Manda.

Mereka larut dalam obrolan mengenai liburan keluarga Langit. Kemudian membahas liburan dengan anggota Baratha yang akan diadakan akhir tahun nanti. Mereka berencana mengunjungi Swiss selama satu minggu lalu berpindah ke Jepang untuk menyambut tahun baru di negeri Sakura tersebut.

🌼

Keluar dari walk in closet, dengan senyum lebar Ara mendekati Gio. Ternyata sang suami tertidur yang membuat Ara berdecak kesal. Merebahkan diri di samping Gio, Ara memeluk Gio dengan senyum yang mengembang. Sedari tadi ia sangat ingin berteriak, namun ia tahan.

Dipanggilnya Gio dengan lembut, "Sayang, bangun bentar yuk" Gio yang hanya memejamkan mata langsung menghadap Ara. Mengangkat satu alis bermaksud bertanya.

"Aku ada sesuatu buat kamu" Gio mulai memperhatikan sang istri dengan serius.

"Tadi kan aku cek nih...." ucapan Ara langsung dipotong Gio. "Kan aku udah bilang. Gausah terburu-buru yang. Aku gak mau kamu kecewa" yang membuat Ara cemberut. Berbalik membelakangi Gio sembari melempar bendang kecil dan panjang.

Gio meraih beda yang mengenai dahinya dan reflek melompat dari kasur. "GARIS DUA! ISTRI GUA HAMILLL" suaranya menggelegar. Ara yang menutup wajah dengan selimut tersenyum senang.

"Ya Tuhan. Terima kasih banyak" lalu ia memeluk istrinya dengan senyum lebar. "Ya ampun yang. Ini, ini aku harus gimana. Aku seneng banget. Sampe bingung mau ngapain" dibukanya selimut yang menutupi sang istri, Gio membopong Ara dalam pangkuannya.

Dikecupnya seluruh wajah Ara sembari bergumam terima kasih. "Ya ampun. Ini harus ngabarin anak-anak Baratha dulu. Besok kita adain makan-makan" ini mengapa sang suami sudah memikirkan acara makan-makan, pikir Ara.

Setelah mengambil gambar alat tes kehamilan, Gio mulai mengetikkan kalimat pemberitahuan di grup Baratha. Dalam beberapa detik grup penuh dengan ucapan selamat. Mereka sangat senang mengetahui bahwa Bu Boss hamil. Penantian 2 tahun pasangan itu pun terbayarkan.

"Mulai besok gak usah nganterin aku bekal ke kantor ya. Kamu cukup di rumah, shopping boleh tapi gak boleh lama, engga usah ke salon. Aku buatin di deket taman belakang nanti. Spa juga. Boleh beraktivitas di luar tapi gak boleh capek. Kalo mau meet up sama temen-temen kamu, suruh aja mereka ke rumah terus nyalon atau spa bareng"

Ara memperhatikan semua ocehan Gio. Ia tahu itu untuk kebaikannya. Yang malah membuat air matanya menetes. Tetesan itu menjadi aliran di kedua pipi tirus Ara. Gio yang menyadarinya semakin mengeratkan pelukan.

"Akhirnya, aku hamil juga" Gio yang mendengar ucapan itu juga ikut menitihkan air mata. "You're miracle of my life" gumam Gio.

Terima kasih Tuhan. Sudah memberikan kami kesempatan untuk menjadi orang tua. Kami tidak akan menyia-nyiakan karuniaMu ini. Semoga kami bisa menjadi orang tua yang baik kelak, batin Gio.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Holla. Apa kabar kalian? Semoga sehat dan baik yaa. Happy reading. Dah lah gitu aja. Byeee




Jes

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang