30. Explain

6K 281 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.


Selamat membaca🤗






Keduanya menuruni tangga dengan sang gadis menunduk dalam. Ara menatap keduanya tajam. Mendudukkan diri dengan perbedaan ekspresi yang sangat mencolok. Ara bersedekap menatap keduanya lamat.

"Kemaren lo bilang mau ke perpus" membuang napas dan memejamkan mata sejenak. "Jelasin!"

Gadis yang menautkan tangannya itu melirik Ara takut-takut. Air matanya kembali akan tumpah. Langit yang melihat itu merengkuhnya lalu mengusap lengan kanan sang gadis. Hal itu membuat Ara dan Gio menatap penasaran.

"Saya beneran ke perpus kak. Waktu di gerbang sekolah dipaksa masuk mobil sama kak Langit" Ara menatap tajam adiknya yang menampilkan wajah santai.

"Jadi, lo dipaksa?!" gadis itu mengangguk dan air matanya pun tumpah.

Ara bangkit. Menerjang Langit tanpa ampun. Umpatannya memenuhi ruang tamu. Sedangkan Gio berusaha melepaskan Langit dari kemarahan gadisnya. Langit hanya diam. Ia sadar jika ia salah. Ia hanya tidak suka gadis itu berdekatan dengan pria lain.

"Bajingan lo Danuuuu!"

"Anjing! Bangsat! Brengsek lo ya!"

"Udah yang. Kita dengerin penjelasan Langit dulu" Ara melepaskan Langit yang sudah mendapat luka dibeberapa bagian. Menjatuhkan diri pada sofa dan mengatur napas.

"Jelasin!"

Langit menatap gadis itu sekilas. Mengusap surainya dengan senyum mengembang. "Gue suka sama Manda" terang Langit membuat yang lain terdiam.

Ya, gadis yang Langit tiduri adalah Amanda Fransisca. Salah satu gadis kesayangan Ara, selain sahabat dan adik Langit. Manda yang dikabarkan menghilang ternyata dibawa paksa oleh Langit. Lantaran Langit cemburu melihat Manda mengobrol asik dengan salah satu kakak kelas saat kembali dari perpus.

Lagi-lagi Ara mengembuskan napas. Mengusap wajah dengan gurat lelah. "Jadi, hubungan kalian apa?"

"Pacar"
"Engga ada"

Langit dan Manda saling tatap. Tapi Manda buru-buru mengalihkan pandangan. "Tapi sayakan engga suka sama kak Langit" ucap Manda pelan tapi menampar Langit sangat keras. Ara tertawa kecil. Yang mendapatkan tatapan tidak suka dari Langit.

Menatap Manda tajam, "Lo harus jadi pacar gue. Suka engga suka ya harus"

"Engga mau!"

"Mau!"

"Engga!"

"Oke. Bulan depan lo hamil anak gue" ucap Langit santai. Satu bantal sofa mengenai wajahnya. Bukan Manda yang melempar tapi Ara.

"Jangan dipaksa. Lo harus perjuangin dia sampe dia luluh. Emang lo mau dapet raganya tapi hatinya engga?" Langit menggeleng.

Ini pertama kalinya Langit menyukai seorang gadis. Rasa menggebu ini sangat asing. Tapi dia suka. Dia akan berjuang mulai detik ini untuk meluluhkan hati Manda. Menarik Manda dalam pelukan. Mengecup beberapa kali. "Gue pastiin, engga lama lagi, lo bakal suka dan cinta sama gue"

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang