Mungkin kalian bakal kena notif banyak 🙈🙈🙈
Bagi yang baca jangan lupa komen dan vote ya. Koreksi jika ada typo atau kesalahan nama 💛Terima kasih dan selamat membaca 💛
___
Amanda merawat luka Thomas di ruang OSIS. Lagi-lagi dia tak mengikuti pelajaran karena harus mengurusi sesuatu. Tidak, dia bukannya tak ikhlas mengurusi Thomas. Tapi dia memang sudah tertinggal banyak mata pelajaran beberapa hari ini. Apalagi minggu kemarin dia sibuk dengan pelatihan anggota komunitas. Dan minggu ini diawali dengan hal buruk juga.
"Kakak kenapa banyak banget luka gini sih?" Tanya Amanda sambil mengoleskan salep ke pundak Thomas yang memar.
"Mereka keroyokan. Masa dua lawan satu." Balas Thomas dengan sedikit meringis.
"Kata Kak Bima tadi Kakak yang mulai." Sahut Amanda dan membenarkan seragam Thomas.
"Aku gak suka aja kamu deket-deket sama dia." Ucap Thomas santai.
Amanda mengernyit, merasa bingung dengan ucapan Thomas.
"Deket gimana? Aku aja sendirian tadi di aula." Jawab Amanda polos.
"Aku tahu Man, kamu kemarin mau nemuin Bima kan di taman itu?" Tanya Thomas penuh selidik. "Tapi gagal karena si brengsek itu malah berduaan sama Abella." Lanjut Thomas.
Amanda terpaku di hadapan Thomas. Tangannya yang tadi ingin menggapai pelipis Thomas dia turunkan lagi. Tak menyangka Thomas tak mempercayai kebohongannya. Dan Thomas tahu maksud dirinya ke taman itu. Sepertinya berbohong juga tidak benar. Akhirnya malah membuat Thomas melampiaskan kebenciannya pada Bima.
"Aku cuma bingung aja mau cerita ke siapa, Kak. Tapi selebihnya gak ada apa-apa." Ucap Amanda, kini duduk di kursi menghadap Thomas yang duduk di atas meja.
"Kamu punya masalah sama aku, lalu kamu lari ke cowok lain, Man? Itu bukan hal bijak. Bahkan dari situ bisa bikin hubungan gak sehat. Bisa timbul perselingkuhan juga." Bentak Thomas nampak marah pada Amanda.
Amanda terkejut akan bentakan Thomas. Dia tahu dia bersalah, tapi tak sepenuhnya salahnya. Dia terpaksa melakukan itu. Tidak ada pilihan lain. Toh itu juga tidak terjadi.
"Gak usah nangis terus. Jangan pakai air matamu buat meluluhkanku." Thomas turun dari meja dan berjalan ke arah pintu. Hendak meninggalkan Amanda.
"Bagaimana.." Suara Amanda tercekat oleh isak tangisnya. Namun berhasil membuat Thomas berbalik menatapnya lagi.
"Bagaimana bisa aku selesaiin urusan sama Kakak sedangkan Kakak begitu seram kalau marah? Bahkan Kakak hampir memperkosaku. Kita gak bisa ngobrol baik-baik dan selalu saja berantem. Aku bingung Kak. Aku takut saat Kakak marah." Amanda berusaha menyampaikan isi hatinya. Meski dengan suara serak, dia berhasil mengucapkannya dengan lancar.
Dada Thomas seperti tertohok mendengar ucapan Amanda. Gadis itu benar. Dirinyalah yang egois. Lagi-lagi egonya membuat semuanya berantakan. Dia bahkan tak memikirkan perasaan gadisnya dan selalu menuntut pada gadis itu. Bagaimana Amanda bisa bercerita dan menyelesaikan semua bersamanya jika dirinya tak bisa diajak kompromi?
Thomas melangkah mendekat ke arah Amanda. Direngkuhnya tubuh gadis itu. Berusaha menenangkan dan meredakan tangisnya. Gadis yang selalu nampak kuat ini sudah berkali-kali dia sakiti. Sudah berkali-kali dia buat menangis.
"Sorry." Kalimat singkat itu meluncur dari mulut Thomas. Kalimat sederhana yang penuh makna.
Amanda membenamkan wajahnya ke dada Thomas. Pertama kalinya dia merasakan pacaran dan ini mungkin cobaan untuknya dan hubungannya. Selebihnya dia akan bersabar. Mungkin nanti dia akan bertanya bagaimana menghadapi sebuah hubungan kepada Erin atau Abella. Tapi Amanda tak yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Senior
RomanceNama lengkapnya Thomas Rafe Valiant. Dia adalah putra kedua dari Mr. Valiant. Pernah tidak naik kelas saat kelas dua SMA bersama kedua temannya. Buruk perangainya, bahkan kata teman-temannya dia pelit dan tidak modal. Sampai pada akhirnya dia dipind...