26 - Bad Boy

1.9K 155 16
                                    

Aku tahu rasanya penasaran itu gak enak.
Jadi gas deh baca lagi wkwk. Biar sama-sama saling menguntungkan, kalian yang baca juga kasih feedback ya. Kasih komentar-komentar menarik kalian biar aku juga ngerasa ada temennya wkwk. 🤣 *Ngenes amat lo, Thor! plak
Jangan lupa follow ig aku ya @ melopearl_


Happy reading 💛

___

Amanda berjalan santai memasuki ruang kelas. Tak mempedulikan pandangan orang-orang terhadapnya. Ia bergegas menuju bangkunya. Banyak coretan dan juga tempelan kertas. Miska pun tak lagi duduk di sampingnya.

Dengan sabar dia membersihkan kursi dan merapikan kertas-kertas yang berceceran di atas meja. Dia lalu duduk dan memasukkan tasnya ke dalam laci. Gadis itu membuka ponsel, lalu menutupnya lagi karena semua berita di story milik teman-temannya adalah tentang dirinya. Bahkan beberapa dari mereka mengirim ke grub kelas dan komunitas. Yang mana Amanda masih berstatus sebagai anggota di grub itu.

Amanda melihat sebuah grub yang ternyata dirinya sudah dikeluarkan. Grup kenggotaan OSIS. Ia menghela napas dan berusaha mengabaikan semuanya. Dia mengambil novel yang dia simpan di dalam tas, membacanya. Ketika dia sedang tenang membaca, tiba-tiba beberapa orang menghampirinya. Vani dan gangnya. Amanda mengamati Vani, Bianca, dan juga Hilda yang telah berdiri angkuh di depannya.

Tanpa aba-aba, Vani menyiramkan air dari dalam botol ke kepala Amanda. Lengket, karena itu adalah soda yang disiramkan. Amanda berdiri dan menatap tajam ke arah mereka berdua. Mulai geram dengan tingkah kakak kelasnya.

"Apa? Lo mau ngelawan?" Tanya Vani menantang.

"Kamu jangan kurang ajar ya!" Amanda menekankan setiap katanya pada Vani.

"Lo berani sekarang?" Tangan Vani terangkat untuk menampar Amanda.

Dengan sigap Amanda menahan tangan itu. Lalu mendorong gadis di hadapannya. Ya, dia tidak boleh lemah sekarang. Tak ada yang membantunya kalau dirinya terima-terima saja.

"Lacur lo!" Bianca berjalan maju hendak menyerang Amanda, tapi Amanda langsung menangkis serangan tangan Bianca.

"Awas lo berani sama kita!" Hilda kini maju dan mengarahkan tendangan pada Amanda, Amanda berhasil menghindarinya.

Amanda muak diserang berkali-kali, berbekal belajar bela diri dengan Erin, sekarang dia mempraktikkannya sendiri. Amanda berhasil meninju perut Bianca dan Vani. Lalu satu tendangan mutlak mengenai wajah Hilda sampai mimisan.

Amanda menatap ketiga kakak kelasnya tengah terduduk di lantai. Memegangi perut dan wajahnya yang terkena serangan dari Amanda. Mereka berteriak histeris dan bilang diserang Amanda tiba-tiba. Amanda tahu, menyerang atau tidak, dia akan tetap disalahkan.

Anak-anak di kelasnya datang mengerumuni mereka. Sebagian membantu Vani dan gangnya menuju UKS. Sedangkan Nathan datang dan menghadap Amanda. Miska ikut bersama Nathan, tapi hanya tersenyum sinis menatap Amanda, lalu pergi.

"Lo lukai mereka." Komentar Nathan.

"Mereka memulainya terlebih dahulu." Sahut Amanda sambil mengatur napas. Tiga lawan satu bukan hal mudah.

"Ayo ikut ke ruang BK!" Nathan mau tak mau harus memberi hukuman pada Amanda. Meski dia tahu Amanda tak bersalah. Gadis itu hanya membela diri.

"Sebenernya gue iba sama lo, Man. Tapi gue gak tahu gimana caranya nolong lo. Gue udah berusaha jelasin ke temen-temen OSIS yang masih mau dengerin gue. Mereka ada yang percaya dan ada yang enggak. Tapi gue udah berusaha menghentikan penyebaran video itu. Itu akan berakibat buruk pada sekolah kita juga. Selain merugikan lo secara pribadi." Ucap Nathan panjang lebar seraya berjalan beriringan dengan Amanda menuju ruang BK.

Bad SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang