Selamat membaca 💛___
Malam sebelumnya.
Thomas menunggu Hikari diperiksa oleh dokter. Setelah beberapa saat kemudian mereka diperbolehkan untuk pulang. Thomas masih menggendong Hikari untuk sampai ke mobilnya. Sejujurnya dirinya lelah, badannya juga sedang kurang fit karena habis berkelahi. Tapi apa boleh buat.
Thomas mendudukkan Hikari dan berjalan ke kursi kemudi. Dia segera menjalankan mobilnya sebelum semakin malam. Perjalanan ke rumah Hikari masih membutuhkan waktu setengah jam kalau tidak macet.
"Maaf ya, kamu pasti capek." Hikari berucap setelah mereka terdiam cukup lama.
"Gak apa-apa." Jawab Thomas singkat.
Thomas merasa kepalanya cukup pusing dan perutnya lapar. Pikirannya melayang pada Amanda. Mungkin saja kalau dirinya di rumah Amanda, dia akan memakan masakan Amanda. Dan Amanda akan merawat dirinya.
"Kamu mikirin apa?" Tanya Hikari lagi.
"Bukan apa-apa." Sahut Thomas lagi.
Yang Thomas pikirkan sekarang adalah selesai mengantar Hikari dan ia segera pulang.
Setelah mengarungi jalanan malam selama tiga puluh lima menit, terlambat lima menit dari seharusnya, Thomas dan Hikari tiba di rumah Hikari. Masih seperti tadi, Thomas membopong Hikari untuk masuk ke rumahnya.
Seorang wanita setengah baya membukakan pintu saat bel dipencet. Wanita itu lalu mempersilakan Thomas dan Hikari. Thomas langsung membawa Hikari ke dalam kamarnya yang terletak di lantai dua. Seperti biasa, orang tua Hikari tak ada di rumah.
Asisten rumah tangga Hikari mendatangi mereka. Menawarkan bantuan.
"Aku mau makan, Bi. Tolong antar ke sini ya. Bawain minum juga buat Thomas." Ucap Hikari sebagai jawaban.
Sang Bibi menjawab,"baik, Non." lalu undur diri untuk ke dapur.
Hikari menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Ia tersenyum menatap Thomas yang duduk di kursi samping ranjang. Rencananya untuk menahan Thomas dengannya berhasil. Karena menurut Hikari, Thomas hanya boleh bersamanya.
"Kalau gitu aku pamit pulang ya." Ucap Thomas pada Hikari.
Raut wajah Hikari berubah cemberut. Dia tak ingin Thomas pulang cepat. Kemudian dia menggelengkan kepala.
"Aku gak mau makan kalau gak kamu suapin." Ucap Hikari manja.
Thomas mendesah kecil, dia sudah tahu akan seperti ini. Hikari selalu bersikap manja padanya. Tapi dirinya perlu pulang untuk istirahat juga.
"Ya udah aku suapin dulu nanti." Ucap Thomas mengalah.
Hikari tersenyum senang mendengarnya. Raut wajahnya berubah lagi. Dalam hati Thomas ia kesal, tapi mengalah sekali ini saja mungkin tidak apa-apa.
Beberapa saat kemudian Bibi itu datang dengan senampan makanan beserta minuman. Thomas menerimanya, lalu sang Bibi kembali turun. Thomas meletakkan nampan itu ke atas meja, lalu mengambil sepiring nasi beserta lauk. Ada mangkuk kecil juga berisi sup.
"Mau minum dulu." Ucap Hikari pada Thomas.
Thomas mengambilkan segelas air untuk diminum. Ia juga mengambil teh madu buatan sang Bibi dan meminumnya. Sedikit untuk melegakan lapar dan hausnya.
Dengan sabar Thomas mulai menyuapi Hikari. Thomas sedikit sebal karena Hikari malah lebih banyak bicara. Membuat dirinya lama menghabiskan makanan. Benar-benar mengulur waktu.
"Hikari, makan dulu. Ceritanya bisa lain kali." Ucap Thomas berusaha sabar. Karena dirinya memang bukan tipe yang sabaran. Apalagi tubuhnya sekarang terasa sakit dan pegal-pegal juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Senior
RomanceNama lengkapnya Thomas Rafe Valiant. Dia adalah putra kedua dari Mr. Valiant. Pernah tidak naik kelas saat kelas dua SMA bersama kedua temannya. Buruk perangainya, bahkan kata teman-temannya dia pelit dan tidak modal. Sampai pada akhirnya dia dipind...