38 - Pelukan Pertama

2.1K 162 33
                                    


Selamat membaca 💛

___

Amanda memasak makanan di dapur rumahnya. Dia berniat membawanya ke rumah Bu Intan untuk makan bersama. Thomas menunggunya di ruang santai depan televisi. Sambil memainkan game di ponselnya. Abella sepertinya masih di sekolah. Atau mungkin sudah pulang tapi pergi bersama Bima.

Bosan dengan game di ponselnya, Thomas beranjak ke dapur mengikuti Amanda. Ingin melihat gadis itu memasak untuk makan siang bersama Bu Intan.

"Masih lama ya?" Tanya Thomas yang berdiri di sebelah Amanda.

Amanda menoleh dan tersenyum kecil,"enggak kok, Kak." Ia mencicipi sup ayam yang dibuatnya. "Tinggal matangin supnya terus kita siap-siap." Sambungnya.

Thomas manggut-manggut saja dan melihat beberapa masakan yang dibuat Amanda. Ada tempe goreng, ikan goreng, telur balado, dan masakan yang sedikit aneh menurut Thomas. Dan rasanya bukan kangkung atau bayam.

"Ini apa?" Tanya Thomas seraya menunjuk masakan yang dibuat oleh Amanda.

"Oh, itu sayur daun pepaya." Sahut Amanda setelah melihat yang ditunjuk Thomas.

"Apa?" Tanya Thomas mengulangi.

"Daun pepaya." Ucap Amanda lebih jelas. "Emang Kakak belum pernah makan daun pepaya?" Kini perhatian Amanda fokus pada Thomas yang terheran-heran dengan masakan di hadapannya.

"Belum." Thomas menggelengkan kepala masih mengamati sayuran hijau itu. Setahu Thomas yang bisa dimakan adalah pepayanya. Dibuat menjadi manisan buah atau rujak.

Amanda tersenyum kecil lalu mematikan kompornya. Beralih mengambil rantang untuk wadah makanan.

"Bu Intan suka banget sama sayur daun pepaya." Ujar Amanda membuat Thomas menatap ke arahnya.

"Benarkah?" Thomas kembali mengamati sayuran hijau itu. "Aku juga mau coba." Thomas mengambil sendok dan menyendokkan daun pepaya ke mulutnya.

Thomas mengernyit. Baru beberapa kunyahan saja rasanya ingin muntah. Rasa pahit yang belum pernah dia rasakan seumur hidup. Rasa daun pepaya. Oh, dia tak cocok dengan makanan itu. Thomas buru-buru memuntahkan sayur itu ke wastafel. Lalu berkumur sebanyak yang dia bisa.

Thomas mengambil napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya. Ia menepuk dadanya dan merasa cukup lega. Menoleh ke samping, melihat Amanda yang mengernyitkan dahi menatapnya. Sesaat kemudian terdengar suara tawa kecil dari mulut Amanda. Amanda menertawakannya. Yang benar saja. Padahal dirinya baru saja merasa bersalah karena tak memakan masakan Amanda. Dia takut gadisnya itu tersinggung karena sikapnya.

"Padahal sayur daun pepaya sama sambal terasi enak banget loh, Kak. Tambah ikan asin atau tempe goreng. Kakak malah mabok." Ledek Amanda pada Thomas.

"Aku bukannya gak mau, Man. Tapi rasanya emang pahit luar biasa. Bagaimana bisa Bu Intan makan kayak gini." Sangkal Thomas yang membuat Amanda sangsi.

"Mungkin emang Kakak gak suka aja." Amanda menyendok sayur daun pepaya yang ada di piring dan memakannya. Menunjukkan ekspresi yang sangat menikmati sayur hijau itu di mulutnya. Menggoda Thomas tentu saja.

"Astaga, Man." Keluh Thomas yang kembali ingin muntah hanya karena teringat rasanya. Benar-benar pahit di lidah Thomas, bahkan sampai sekarang pahitnya masih berasa.

Thomas beranjak ke depan kulkas. Mengambil botol air mineral dan meminumnya banyak-banyak. Berharap rasa daun pepaya di mulutnya hilang. Thomas menatap isi kulkas, mendapati cokelat di dalamnya, lalu dia ambil dan dia makan. Tidak peduli milik siapa, Thomas hanya ingin menghilangkan rasa pahit di lidahnya.

Bad SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang