31 - Belum Berakhir

2.2K 160 8
                                    

Happy Reading. 🤗🤗

___

Thomas membuka pintu apartemen miliknya. Dia berjalan masuk kamar, ingin segera ke kamar mandi. Tubuhnya terasa dingin karena berkendara di tengah gerimis dan berangin. Dia baru saja mengantar Amanda setelah pulang kerja. Dan kini jam menunjukkan pukul delapan malam. Lebih awal dari biasanya, biasanya dia pulang jam sepuluh atau sebelas malam.

Dia berjalan ke kamar mandi, membuka pakaiannya dan menyalakan shower. Dia perlu mandi air hangat untuk merilekskan tubuhnya. Hari ini dia merasa sangat bahagia. Dia bersama Amanda sepanjang hari tanpa melakukan hal-hal yang terlalu intim. Kecuali saat dia menciumnya di dapur Budi. Itu hanya ciuman dalam yang menurutnya tergolong biasa dan tidak aneh-aneh. Tapi memberikan efek luar biasa bagi dirinya. Ya, Thomas berjanji untuk tidak terlalu jauh pada gadisnya. Faktanya bersikap romantis saja sudah menyenangkan. Gadis itu juga masih di bawah umur.

Sekitar dua puluh menit Thomas membersihkan tubuh. Membiarkan badannya terguyur air shower yang hangat. Pria itu kemudian menyudahi acara mandinya. Memakai handur kan menggosokkan handuk kecil ke kepalanya. Dia keluar dari kamar mandi dan berganti ke kamarnya. Kaos hitam pendek dan celana boxer abu-abu jadi pilihannya. Dia hanya perlu istirahat karena tak merasa lapar.

Namun dia berpikir untuk membuat minuman hangat. Mungkin akan membuatnya lebih nyaman dengan minuman hangat. Dia putuskan untuk tidak mengonsumsi alkohol terlalu banyak. Ingat, dirinya ingin berusaha menjadi lebih baik lagi. Ketika dirinya mabuk beberapa hari lalu terasa menyedihkan.

Thomas hendak berjalan ke dapur, namun suara bell pintu menginterupsi dirinya. Dia putuskan untuk membuka pintu, penasaran siapa yang datang.

Thomas membuka pintu apartemen, berubah malas saat tahu siapa yang datang. Hikari. Gadis itu berdiri dengan senyum manis yang menurutnya tak manis lagi sekarang. Karena yang ada hanya rasa muak pada gadis itu. Jangan dipikir Thomas tak menyelidiki gadis di hadapannya terkait kasusnya dan Amanda.

"Hai!" Sapa Hikari masih sambil tersenyum manis.

"Hai." Jawab Thomas malas.

"Gak disuruh masuk?" Tanya Hikari sambil melongok ke dalam.

Thomas menghela napas kemudian mempersilakan Hikari masuk. Gadis itu berjalan duluan, lalu Thomas menutup pintu dan mengikutinya.

"Apa aku mengganggu?" Tanya Hikari yang langsung duduk di sofa ruang tengah.

"Sedikit." Jawab Thomas yang sebenarnya ia akan menjawab,"mengganggu sekali."

"Uh, sorry. Aku cuma kangen sama kamu. Pengen tahu keadaan kamu." Hikari lagi-lagi tersenyum manis yang membuat Thomas semakin kesal dengan sikap gadis itu.

Thomas ikut duduk berhadapan dengan Hikari. Menunggu gadis itu menyelesaikan urusannya dan segera pergi.

"Aku denger berita tentangmu di sekolah dari temen-temen." Hikari duduk, mendekat kepada Thomas. "Aku turut prihatin." Lanjutnya.

Thomas tertawa sengit mendengarnya. Dia paham siapa sumber dari masalahnya. Dan orang yang menjadi sumber itu sok menjadi orang yang peduli padanya. Oh, mungkin sok-sokan menjadi malaikat padahal dia adalah iblisnya?

"Thanks." Hanya kalimat itu yang meluncur dari mulut Thomas. Dia lalu bergeser menjauh dari Hikari.

"Aku sedih kamu digituin. Menurutku memang gak seharusnya kamu berhubungan sama Amanda. Dia membuatmu sengsara. Kamu dipermalukan di sana. Bahkan aku juga denger kalo ayah kamu sampai datengin sekolah. Aku tahu seberapa sedih dirimu." Ucap Hikari dengan raut wajah dibuat sesedih mungkin.

Bad SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang