06 - Pacar

3.1K 199 10
                                    

Selamat membaca ^^
Jangan lupa vote dan komennya ya 💛

___

Drrtt drrtt...

Getaran dari ponsel Amanda menginterupsi kegiatan makan pizza mereka. Amanda segera mengambil ponselnya dan mengangkat telepon.

"Iya Kak?" Ucap Amanda pada sang penelepon, Abella.

"Man, lo di mana? Ke sini bantuin kita dong. Gue sama Thomas abis keserempet mobil." Suara dari seberang membuat Amanda panik.

"Kakak di mana?" Tanya Amanda kemudian.

"Gue share lokasi ke chat lo. Buruan ke sini!" Ucap Abella.

"Iya Kak, tapi kalian gak pa-pa kan?" Tanya Amanda khawatir.

"Thomas yang luka." Ucap Abella membuat Amanda semakin cemas.

"Iya aku ke sana, Kak."

Amanda memutuskan sambungan teleponnya dan membuka pesan yang dikirim oleh Abella. Lalu dia menatap ke arah Bima.

"Ada apa?" Tanya Bima yang ikut khawatir.

"Kak, aku harus pergi. Kak Abella kecelakaan." Ucap Amanda cepat.

"Biar supir gue yang antar, dia akan segera datang. Biar cepet juga." Ucap Bima.

"Makasih Kak. Dan maaf ya, gak bisa nepatin janji." Ucap Amanda bersedih.

Bima tersenyum lembut. Satu tangannya terulur ke arah rambut panjang Amanda. Berusaha menenangkan.

"Gak pa-pa, gue udah seneng banget lo temenin. Lo yang sabar ya, semua pasti baik-baik aja. Kalo perlu bantuan, telfon gue." Ucap Bima.

Amanda mengangguk. Ia merasa senang bisa mengenal Bima. Dibalik sifatnya yang nakal, ia juga sangat dewasa. Sebab itu dirinya tak ragu untuk bertukar nomor ponsel dengan kakak kelasnya itu.

Setelah Bima mendapat pesan dari supirnya, ia segera memberi tahu Amanda. Amanda pun pergi ke alamat yang dikirim oleh Abella.

___

Sekitar dua puluh menit akhirnya Amanda sampai tempat tujuan. Di sana sudah ada beberapa orang yang berkerumun. Setelah mengetahui Amanda datang, Abella lalu berjalan ke arahnya.

"Kakak gak pa-pa?" Tanya Amanda khawatir.

"Gak pa-pa." Ucapnya singkat.

"Lo sama siapa?" Tanyanya lagi.

"Sama supirnya Kak Bima." Ucap Amanda sebagai jawaban.

"Lo tolong urusin Thomas ya, gue mau pulang. Gak pa-pa kan minta dianter sama supirnya Bima." Ucap Abella dan berjalan mendekat ke arah mobil yang tadi ditumpangi oleh Amanda.

Amanda sempat melihat Abella berkata sesuatu lalu sang supir mengangguk. Kemudian mobil itupun pergi menjauhi kerumunan. Amanda yang tak habis pikir dengan tingkah sang kakak, menggelengkan kepala.

Lalu Amanda berjalan mendekat ke arah Thomas yang duduk di tembok pembatas jalan. Ada beberapa luka di lengan dan juga kakinya. Bahkan pelipis sama dagunya juga lecet-lecet. Amanda ngeri melihatnya.

"Kak Thomas." Panggil Amanda lirih.

Thomas menatap ke arah Amanda dan tersenyum sinis. Mengabaikannya.

"Kita ke rumah sakit ya, biar diobatin." Ucap Amanda.

"Gak perlu. Gue bisa sendiri." Sahut Thomas dingin.

Amanda heran dengan sifat Thomas yang mendadak dingin. Pasalnya tadi siang Thomas terlihat riang dan menantang bahkan. Namun ia hanya mengangkat bahu. Tak lagi mendebat ucapan Thomas.

Bad SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang