09 - Semenyenangkan Ini

3.2K 184 8
                                    

Warning Content! ⚠️🔞

Angst, Character Death, Toxic Relationship, Suicidal Thought, Rape, Explicit Sex, Drugs, etc.

Beberapa adegan yang terkandung dalam cerita tidak patut untuk dicontoh.
Mohon bijak dalam memilih bacaan!

Terima kasih dan selamat membaca. ^^ 💛

___

Di tempat lain, Thomas terbangun dengan kepala yang sangat pening. Dia meraba meja untuk mengambil ponselnya yang sedang bergetar. Seperti sedang ada panggilan masuk. Thomas menekan tombol merah, lalu melempar ponselnya ke atas meja. Dia kembali memejamkan kedua matanya.

Tak berapa lama getaran ponsel berbunyi kembali. Thomas terpaksa mengangkat telepon itu.

"Iya?" Tanya Thomas malas.

"What? Di bawah? Oke-oke, naik aja!" Thomas bergegas menyimpan botol winenya yang telah kosong agar tak ketahuan ia habis mabuk.

Thomas teringat akan Amanda lalu bergegas masuk ke dalam kamarnya. Dia ingin menyuruh Amanda untuk bersembunyi sementara. Gawat kalau Hikari sampai mengetahuinya. Pasti akan jadi masalah. Dan Thomas sedang tidak ingin berpusing-pusing.

Thomas melihat ke atas ranjang, tak ada orang. Dia bergegas keluar, di ruang tamu juga tak ada tanda-tanda Amanda. Lalu ia menengok ke dapur, nihil. Namun sudut mata Thomas menangkap pemandangan di atas meja makan.

Thomas memanggil nama Amanda namun tak ada sahutan. Kini Thomas sadar jika Amanda telah pergi. Dia kesal karena Amanda tidak berpamitan dengannya. Namun dalam sekali waktu dia juga merasa lega karena Amanda telah pergi sebelum Hikari datang.

Thomas membuka tudung saji yang berada di atas meja makan. Dia melihat ada dua piring nasi goreng, nasi sisa semalam. Thomas tersenyum kecil, itu pasti buat dirinya dan Amanda. Namun kenapa Amanda sudah pergi terlebih dahulu? Bukankah seharusnya mereka sarapan bersama?

Tersadar akan lamunannya, Thomas segera bergegas ke kamar mandi. Dia harus membuat dirinya segar sebelum bertemu Hikari. Karena Thomas tahu apa yang akan terjadi jika dia hanya berdua dengan Hikari.

Thomas selesai mandi dan masuk ke dalam kamar. Benar saja, Hikari telah duduk di sana dan tersenyum manis padanya. Thomas balas tersenyum dan berjalan ke arahnya.

"Udah lama?" Tanya Thomas sambil membenarkan posisi handuknya yang melilit pinggang rampingnya. Ia topless dan tampak seksi dengan rambut yang masih basah.

"Belum begitu." Hikari tersenyum manis dan berdiri dari duduknya.

Hikari meletakkan tasnya di atas meja samping ranjang Thomas. Dia lalu berjalan ke arah Thomas yang menatapnya intens. Setelah dekat dengan Thomas, Hikari lalu mengalungkan kedua lengannya ke leher Thomas.

"Aku kangen banget sama kamu." Ucap Hikari lembut.

Hikari semakin mengikis jarak di antara mereka berdua. Thomas tersenyum sinis lalu merengkuh pinggang gadis itu. Thomas mendekatkan wajahnya dengan wajah Hikari. Lalu menempelkan bibirnya ke bibir gadis itu.

Hikari yang tahu apa yang dilakukan Thomas langsung menyambut ciuman itu. Mereka memejamkan mata dan saling membalas lumatan juga hisapan di bibir mereka.

Thomas mendorong tubuh Hikari hingga terlentang di atas ranjangnya. Ia lalu menaiki tubuh Hikari, masih mencium bibir gadis itu dengan ganas.

Ciuman Thomas turun ke leher Hikari. Mengecupi area sensitif gadis itu. Hikari melenguh dan membiarkan Thomas menyentuh setiap inci tubuhnya. Thomas pun berhasil melepaskan dress yang dikenakan Hikari hingga menyisakan bra dan celana dalam gadis itu.

Bad SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang