10 - Hampir Saja

3.4K 184 8
                                    

Warning Content! ⚠️🔞

Angst, Character Death, Toxic Relationship, Suicidal Thought, Rape, Explicit Sex, Drugs, etc.

Beberapa adegan yang terkandung dalam cerita tidak patut untuk dicontoh.
Mohon bijak dalam memilih bacaan!

Terima kasih dan selamat membaca. ^^ 💛

___

Thomas menendang pintu ruang OSIS karena lagi-lagi ia gagal bertemu Amanda. Sudah seminggu ia tak berhasil bertemu Amanda. Hanya beberapa kali melihat namun ia tak pernah bisa bicara dengan gadis itu. Ia selalu cari di tempat yang kira-kira didatangi oleh Amanda. Namun hasilnya nihil.

Thomas sangat frustasi. Mungkin berlebihan, namun itu faktanya. Rencana Thomas gagal untuk melepaskan hasratnya bersama gadis itu. Jangankan melepaskan hasrat, mengobrol pun tidak bisa.

Thomas duduk di kursi panjang depan ruang OSIS. Dia meletakkan tas sekolahnya di sebelahnya. Memang dirinya dan Amanda tidak satu angkatan. Sebab itu ia susah bertemu dengan Amanda. Ditambah lagi ia sendiri belum terlalu mengenal gadis itu. Jadi ia tak tahu kebiasannya di sekolah. Dia juga tidak tahu di mana rumah gadis itu.

Sekarang sudah hari Sabtu, besok libur. Berarti dia harus menahan satu hari lagi untuk bisa bertemu Amanda. Ia bahkan hampir gila karena selama satu minggu kepalanya selalu memikirkan Amanda. Dan malam Minggu ini ia tak mau sendiri. Ia butuh teman, dan Hikari bukan lagi keinginannya. Ia ingin Amanda.

Karena tak tahu dan merasa bosan di apartemen. Akhirnya ia putuskan untuk berlama-lama di sekolah. Mungkin ia akan pulang sedikit malam agar tak merasa sendirian saat malam Minggu. Ia juga sedang tak ada pertemuan anggota gang dari sekolah lamanya.

___

Di rumah Bima, Amanda sedang duduk di ruang makan bersama dengan Bima. Ia menemui kakak kelasnya itu untuk mengetahui keadaannya. Amanda tahu jika Bima sudah kembali ke sekolah. Keadaan yang dimaksud adalah ia menengok apakah Bima makan dengan baik, istirahat cukup dan sebagainya.

Amanda selalu ingat perkataan Bi Eni yang bilang jika Bima hanya mau makan dan menjaga diri saat ada beliau. Maka dari itu Amanda ingin memastikan Bima baik-baik saja.

Satu minggu lebih Amanda dan Bima sering bersama, mereka terlihat semakin dekat. Amanda merasa senang bisa sering bersama Bima tapi bukan mengurusi hukuman Bima. Mereka dekat sebagaimana laki-laki dan perempuan tanpa embel-embel hukuman.

Amanda nampak senang dengan sikap ramah Bima. Bahkan Bima juga sering menanyakan keadaan kakaknya, dan keluarganya yang lain. Tak sulit untuk membuat topik karena Bima merupakan teman dari kakak lelakinya, Donny. Bahkan Bima tahu bagaimana sikap Donny terhadap Amanda. Seluk beluk keluarga Amanda.

"Supnya enak." Komentar Bima setelah menghabiskan mangkuk sup di atas meja.

"Itu sup langganan aku, Kak, jadi udah pasti enak." Sahut Amanda sambil tersenyum.

"Kayaknya bukan karena itu." Ucap Bima.

"Terus?" Tanya Amanda bingung.

"Karena ada kamu yang nemenin aku makan." Ucap Bima sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Gombal." Sahut Amanda yang kini tersipu.

Yang Amanda ketahui dari Bima adalah dirinya orang yang ramah. Bima sangat baik dibalik sifat bandelnya. Itu karena Bima bergaul dengan geng-geng nakal di sekolah. Kalau boleh dibilang, Bima itu seperti penerus Donny, Kakaknya.

"Gimana acara pelatihan anggota komunitasnya?" Tanya Bima sambil melihat Amanda yang menyimpan piring ke dapur.

"Berjalan lancar, Kak. Mereka semua antusias. Jadi selama tiga hari ini gak sia-sia." Amanda tersenyum lalu menaruh piring dan mangkuk kotor ke dalam tempat cucian.

Bad SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang