32 - Berbaikan

2.1K 152 13
                                        

Happy Reading 💛

Note: Aku bakal up beberapa chapter karena aku pengen cerita ini segera end. Jadi mohon maaf kalau notif ganggu kalian. 🙈🙈🙈

___

Amanda berjalan santai memasuki ruang kelasnya. Dia berangkat pagi-pagi menggunakan bis. Abella semalam tidur di rumah ibunya, jadi Bima menghampiri Abella di rumah ibunya. Amanda sebenarnya ditawari tumpangan oleh Bima, tapi Amanda tak ingin merepotkan. Lagipula nanti dirinya akan bertemu Donny, dan dia tak ingin membuat kekacauan. Donny pasti tidak akan suka melihatnya.

Amanda berjalan menuju bangkunya. Mengernyit karena Miska telah duduk di bangku sebelahnya. Terlihat menunggunya. Amanda tersenyum melihat gadis itu.

"Kamu salah tempat duduk apa gimana?" Tanya Amanda saat Miska diam saja. "Oh, atau kamu mau aku yang pindah?" Tanya Amanda lagi saat Miska masih belum mau menjawab.

"Hiks, Man." Lirih Miska tiba-tiba menangis, menghambur ke dalam pelukan Amanda.

"Eh?" Amanda tersentak namun membalas pelukan Miska. Menepuk-nepuk pelan bahu gadis itu berusaha menenangkan.

"Maaf buat selama ini, Man." Ucap Miska sambil terisak.

Amanda tak begitu paham dan belum dapat mencerna ucapan Miska. Namun dia mengangguk saja. Membuat Miska sedikit lega, dia melonggarkan pelukannya. Menatap sendu ke arah Amanda.

"Selama ini gue udah jadi sahabat yang buruk. Bukannya nemenin lo pas lagi kesusahan, tapi malah hakimin lo gini." Miska mengusap sisa air matanya, lalu kembali duduk ke kursinya. Amanda mengikuti dengan duduk di kursi sebelahnya.

"Gak apa-apa. Aku juga gak kasih tahu kamu sejak awal. Jadi malah bikin kamu salah paham." Amanda tersenyum manis pada Miska.

"Kemarin ada bapak-bapak, dia nyamperin aku dan menjelaskan banyak hal padaku." Ucap Miska mulai bercerita.

"Bapak-bapak siapa?" Tanya Amanda penasaran.

"Om-om ganteng pokoknya." Jawab Miska santai.

Amanda mengernyit, lalu ia mendengarkan cerita Miska saat bertemu Om Ganteng-nya itu.

**

Hari sebelumnya...

Miska kesal karena supir yang menjemputnya tak kunjung tiba. Dia ingin ikut Bima pun Bima masih mau berkencan dengan Abella. Jadi dia putuskan untuk menunggu di kafe yang tak jauh dari sekolah.

Tak berapa lama, seseorang menghampiri mejanya. Miska awalnya takut, siapa tahu dia adalah pria hidung belang yang mencari mangsa. Yang hanya dibayar dengan dibelikan barang-barang bermerk saja sudah bertekuk lutut padanya. Dia bergidik ngeri, tapi segera menepis pikiran itu saat bapak-bapak itu memberinya sapaan yang sopan.

"Selamat siang, Nona. Boleh duduk di sini?" Tanyanya tak terlihat seperti orang mesum atau pria berhidung belang.

"T-tentu saja." Miska sedikit gugup, tapi mempersilakan.

"Menunggu teman atau?" Tanyanya kemudian.

Miska mengernyit, lalu mengalihkan pandangan. Mereka belum kenal tapi laki-laki paruh baya itu sudah bertanya begitu.

"Oh, oke. Perkenalkan saya Sebastian, panggil saja Tian. Saya ke sini karena ada urusan dengan pihak sekolah. Biasa, urusan anak bandel." Ucap Tian yang ternyata adalah Tian ayahnya Thomas.

"Oh jadi bapak orang tua wali murid sini. Saya Miska, siswi di sekolah ini." Miska terlihat lebih ramah lagi.

"Oh Miska, senang bertemu denganmu." Ucap Tian sambil tersenyum.

Bad SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang