Ketika pintu lift terbuka, Tama melangkahkan kakinya keluar. Lantas atensinya disambut oleh kegiatan orang-orang di ruangan itu. Dia melangkah pada seorang pria paruh baya dan tersenyum tipis.
"Master ...."
Dafanio Alexander, kepala dari organisasi mereka menoleh dan tersenyum tipis. "Agent G, long time no see," sapanya ramah.
Tama mengangguk setuju, dan membalas dengan perasaan sedikit tidak enak, "Ya, saya agak sibuk belakangan ini. Maaf kalau misalnya saya jarang berkunjung, maupun menjalankan misi."
Dafa hanya mengulas senyum tipis. "No prob, gimana posisi Iptu? Apa benar-benar sesibuk itu?" tanyanya dengan nada bercanda.
Tama terkekeh pelan. "Sebenarnya tidak juga."
"Ohh sayang sekali, lingkaran dibawah matamu tidak bisa berbohong," ledeknya kemudian.
Tama hanya melipat bibir, memalingkan wajah, menatap sekeliling ruangan itu. "Master, Anda tahu ledakan di casiono Coerden La setahun yang lalu?"
Dengan sebelah alis terangkat, Dafa hanya diam dan menggiring Tama menuju ruangannya. "Duduklah!"
Tama menghela napas pelan, melangkah mendudukkan diri di sofa ruangan itu."Ledakan di Casiono Coerden La? Tentu saja saya tahu, ada apa?"
Tama terdiam sesaat, kemudian memutuskan untuk mejelaskan. "Kasus yang saya tangani, berkaitan dengan Casiono tersebut. Tapi setelah diledakkan, saya tidak tahu di mana sekarang mereka pindah."
Dafa mengangguk mengerti. "So, kamu ingin tahu di mana mereka sekarang?" Tentu saja Tama mengangguk.
"Mereka pindah ke daerah Jakarta Selatan, nanti akan kukirimkan titik lokasi tepatnya. Tempat itu baru saja dibangun, namun pengunjungnya sudah banyak seperti biasa," jelas Dafa setelah membaca data tersebut pada komputer tablet miliknya.
Dengan mata berbinar, Tama mengangguk mengerti. "Terima kasih Master, kalau begitu saya harus bertemu teman-teman dulu," pamitnya namun dihentikan oleh perkataan Dafa.
"Apa kamu perlu bantuan, tentang 'kasusmu' itu? Anggap saja saya itu kepala guild informasi, pribadimu," tawar Dafa memberi tanda petik dengan kedua jarinya, dan terkekeh pelan di akhir kalimat.
Tama menoleh dia tersenyum tipis, dan menggeleng pelan. "Anda sudah cukup membantu, Anda sudah benar-benar seperti kepala guild informasi," Tama mengacungkan jari jempolnya, "tapi biar saya yang akan menyelesaikannya dengan teman-teman," tolak Tama halus.
Dafa terkekeh pelan, dan mengangguk. "Saya hanya bercanda, lakukan semaumu Agen G."
Setelah itu, Tama memanggil keempat temannya. Mereka harus membahas hal itu di sini, markas pusat OSO cabang Indonesia. Lalu beberapa saat kemudian mereka datang, dan duduk di kursi depan meja persegi putih.
"Gue punya rencana," buka Tama.
Dan mengangkat sebelah alis penasaran, sementara Canel mengacungkan tangan ingin bertanya, tapi Tama menggeleng tanda tidak ingin mendapat pertanyaan.
"Ini tentang komunitas Invisible Killer, kita tau kalau mereka ada hubungannya dengan Casiono Coerden La," Tama memberi jeda, "hari ini kita akan turun langsung ke lapangan."
"Ada pertanyaan?" tanya Tama.
Evan mengangkat tangan, dan dibalas dengan anggukan oleh Tama. "Kita? Bukannya terlalu banyak?"
Tama mengangguk setuju, dan menarik seringai. Canel dan Klaudius tiba-tiba merasa tidak enak melihat seringai itu.
"Sebagai gantinya, cukup Canel dan Klaud yang pergi. Kalian tau 'kan, untuk pergi ke sana kita nggak perlu image polisi, kalian harus berbaur. Jika bisa, jadi salah satu dari anggota organisasi tersebut!" tekan Tama, yang membuat Canel tersenyum dengan urat di keningnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/245023494-288-k293340.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Kematian [Selesai]
Misterio / SuspensoKoma untuk waktu yang panjang lalu terbangun dengan beberapa ingatan yang menghilang, hampir semua keluarganya menjadi korban dari pembunuh yang identitasnya ia sendiri tidak tahu. Namun setelah ingatan itu berangsur kembali, dia tahu apa yang tenga...