39. Sekotak Coklat

72 11 1
                                    

"Can, gimana? Hasil analisis suaranya udah keluar?" tanya Tama pada Canel yang tengah sibuk berkutat dengan ponselnya, nampak mengirimkan pesan pada rekannya yang lain agar segera ke ruangan mereka.

Canel menoleh dan mengangguk cepat. "Iya, baru aja hasilnya keluar. Gue cuman nunggu lo sama yang lain, buat dengerin sama-sama."

Tama mengangguk sekali, bersamaan dengan itu ketika rekannya masuk dengan rusuh. "Lo pada berisik banget dah, udah macam bocah aja!" seru Daniel yang geram dengan tingkah Evan dan Klaud yang asik berdebat, sedari kantin kepolisian.

"Suka-suka gue dong, mulut-mulut gue," balas Evan tidak mau kalah.

Sementara itu Klaud memutar mata malas, mendorong pelan kepala Evan membuat pria itu mengaduh pelan melirik sang pelaku dengan kesal. Sementara itu Klaudius melemparkan cengiran lebarnya.

"Sialan lo ...." desisnya pelan, mengusap kepala bagian belakangnya.

"Kalian masih mau di situ? Kalau gitu, gue dengerin sendiri aja yaa," ucap Tama yang lantas membuat Klaudius dan Evan melotot, sementara Daniel sudah mengambil tempat di sisi Tama.

Lantas dengan cepat keduanya menyusul untuk mendengar hasil analisis suara, yang sebelumnya diberikan oleh Axel. Yaa, audio yang  berasal dari minicam milik Adel telah dianalisis dengan persetujuan sang empu, demi mencari tahu siapa Humpty dumpty sebenarnya.

"Yang diambil cuman suara Humpty dumpty 'kan?" tanya tanya Klaudius yang sudah berdiri di sisi mereka, dan dibalas dengan anggukan.

"Iya, hanya itu," balas Canel, yang sedang dalam mode warasnya, terdengar sangat serius. Kemudian mereka memasang headphone agar dapat terdengar lebih jelas.

Canel kemudian menekan satu tombol dan audio itu pun di mulai.

"King Lear, bagaimana jika Cordelia kau berikan padaku saja? Aku akan menjaganya, menghiasnya dengan indah, dan memberikan banyak teman yang tulus padanya?"

"Bagaimana menurutmu, Cordelia?"

"Sebenarnya melelahkan, terlalu banyak berargumen seperti ini. Tapi, untuk Cordelia aku tetap menyukainya. Aku ingin langsung bermain dan membawamu, tapi si tua King Lear, bisakah kau menyingkir?!"

Srakk ....

Mereka sedikir mengernyit ketika, suara tikaman itu tidak sengaja terikut.

"Ooh ... ternyata Cordelia masih memanggilnya ayah? Aku pikir, kau akan tetap memanggilnya dengan 'Pak Tua' atau semacamnya hehe ...."

"Sampai jumpa Cordelia, aku akan sangat menantikan pertemuan ketiga kita lagi ...."

Tama melepas headphonenya lebih dulu, diikuti oleh mereka setelahnya lalu saling memandang memikirkan satu hal yang sama.

Benar suara yang tersamarkan itu adalah suara seorang lelaki, namun untuk mengatakan bahwa Humpty dumpty itu orang sama dengan direktur utama OL Travel, jawabannya ialah tidak.

Namun jika menanyakan apakah suara direktur utama OL Travel, sama seperti suara Okeanos yang lebih dulu mereka analisis? Maka jawabannya adalah, iya.

***

Malam ini keduanya memilih untuk tidak kembali ke asrama, pasalnya hari sudah terlanjur larut dan mereka memilih untuk meminta izin pada kepala asrama beberapa menit yang lalu.

Akhirnya mereka memutuskan untuk menginap di rumah Axel saja, sebab Adel tidak ingin berada di rumahnya untuk lebih lama lagi.

Setelah pembicaraan singkat mereka di taman tadi, entah mengapa suasana dalam mobil itu terasa lebih canggung, atau mungkin itu dari sudut pandang Adel saja.

Senandung Kematian [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang