Setahun berlalu setelah Axel sadar dari komanya, setahun itu pun ia isi dengan home schooling dan mengambil kelas akselerasi sambil mengejar ketertinggalan.
Untungnya ia memiliki otak jenius yang sangat membantu, hingga kini ia telah berhasil mengejar ketertinggalannya.
Awal semester ini---lebih tepatnya tiga bulan terakhir---ia sudah mulai masuk ke sekolah umum. Tepatnya Galaxy International High School.
Ya, sekolah yang berdiri sejak pertengahan abad 21 dan dimiliki oleh sebuah perusahaan besar yang masih berdiri sampai sekarang.
Bahkan, sampai sekarang pun, masih belum banyak yang tahu siapa pemilik perusahaan itu.
Tapi sekarang sudah akhir abad 21, dan bahkan lima tahun ke depan sudah memasuki abad ke 22.
Teknologi sekolah itu pun semakin canggih, dan modern. Galaxy yang dulunya berlantai tiga, sekarang sudah menambah satu lantai sebagai ruangan khusus olahraga dan ekstrakulikuler.
Juga, sekarang adalah kisah Axel. Nama lengkapnya Axelio Alfariz Yuanda Lee. Seorang blasteran Indonesia-Korea, yang aslinya miliki sifat pecicilan.
Garis keturunan korea memang sudah mengalir pada darahnya dari sang bunda, sementara sang ayah adalah seorang pribumi.
"Adel Adel! Lo kenapa sih jauhin gue mulu!" kesal Axel pada teman sekelas yang duduk di sampingnya.
Dia Cardeliana Rasya, seorang gadis dengan darah Indonesia tulen, cantik dengan rambut hitam legam sepunggung. Ia seperti kebanyakan remaja perempuan lainnya, namun beberapa hal dapat membedakannya.
Ia memiliki sifat bar-bar, juga seorang pecinta novel yang bertema detektif, misteri, thriller, dan fiksi ilmiah.
"Emang kenapa?! Salah kalau gue ngambil jarak, dari cowok pecicilan kayak lo?!" balasnya ketus.
"Terus kalau gue nggak pecicilan lagi, lo suka?"
Adel mempertimbangkan, kemudian menggeleng mantap. "Nggaklah, mustahil buat gue suka sama lo!"
Axel berdecak pelan, ini pertama kali baginya menyukai seseorang dan pertama kalinya ditolak. Bahkan gadis itu dengan jahatnya, menolak dia dengan mentah-mentah tanpa ingin berpikir dua kali.
"Terus lo sukanya yang kayak apa?"
Adel menggulum senyum. "Yang kayak Kak Ken itu lhoo, huaa keren banget! Gaada tandingannya."
Angkasa Kencana X. Wijaya.
Entah apa arti inisial X dibelakang namanya, tidak ada yang tahu kecuali Ken, sekolah, dan keluarganya sendiri.
Ken merupakan Ketua Osis Galaxy, si cowok tampan berwatak dingin yang lebih banyak diam dibanding berbicara. Entah kenapa, Adel justru merasa aura Ken begitu misterius sekaligus mempesona.
Lagi-lagi Axel berdecak kesal. "Kerenan juga gue."
"Aihh yang bener aja lo!" Adel mendelik kesal.
"Baik anak-anak, hari ini saya akan membagikan ulangan matematika kalian," ujar guru yang berumur kisaran kepala empat.
"Yes Ma'am!" sahut para murid.
Lantas Adel menegang, dia menggigit kecil bibir dalamnya cemas. Pembagian hasil ulangan matematika adalah hal kedua yang ditakutinya setelah sang ayah.
Ma'am Widya, membagikan ulangan para murid lainnya hingga tiba giliran Adel.
"Cardeliana Rasya, sayang sekali kali ini nilaimu tidak sempurna. Nilai 95 kesalahan ada pada nomor 48 dari 50 nomor." Ma'am Widya mengangkat pandangan, menatap Adel dengan dengan senyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Kematian [Selesai]
Misterio / SuspensoKoma untuk waktu yang panjang lalu terbangun dengan beberapa ingatan yang menghilang, hampir semua keluarganya menjadi korban dari pembunuh yang identitasnya ia sendiri tidak tahu. Namun setelah ingatan itu berangsur kembali, dia tahu apa yang tenga...