41. Pergelangan tangan

97 13 1
                                    

"Hei bodoh! Mana lo, anjing!"

"Gue bawa Cordelia, balikin abang gue brengsek!"

Tak ada suara selain suara Axel yang bergema, namun tidak berlangsung lama. Setelahnya suara sol sepatu yang bertabrakan dengan lantai, dan sesuatu yang diseret terdengar mendekat.

Tidak lama kemudian Humpty dumpty, sosok dengan hoodie berwarna biru dan topeng mata berwarna putih susu dengan pinggiran emas mendekat. Lalu sesuatu yang ia seret tidak lain adalah ....

Arland.

Axel mengetatkan rahang hingga Adel yang berada di dalam gendongannya, dapat mendengar gemelatuk gigi cowok itu.

"Kronos—"

"Bacot anjg!"

Humpty dumpty tersenyum tipis, dia menjatuhkan cengkeramannya pada kerah Arland membuat tubuh pemuda itu langsung bertabrakan dengan lantai.

"Turunkan Cordelia lebih dulu!" suruhnya dengan mimik yang masih sama, membuat emosi Axel semakin memuncak.

"Apa jaminannya kalau lo nggak bakal ganggu gue, sama abang gue lagi setelah ini?" tanya Axel menahan geramannya, menatap penuh intimidasi, menduga-duga apa sebenarnya tujuan dan isi otak busuk orang itu.

"Pergelangan tanganku? Apa itu cukup?" ucapnya menyeringai.

Axel mengepalkan tangan erat, dan menggeleng pelan. "Gue mau kepala lo ...."

Humpty dumpty terkekeh pelan, terdengar agak aneh sebab suaranya masih tersamarkan. "Lalu apa bedanya, kau dan aku?"

Emosi Axel semakin memuncak, jika saja dia tidak mengingat rencana mereka, cowok itu pasti sudah memilih untuk mencekik leher orang gila di depannya itu.

Dia pun memejamkan mata rapat, memutuskan untuk memadamkan gejolak emosi di dadanya, pun meletakkan Adel dengan hati-hati kemudian berbisik lirih, "Maafin gue ...."

Humpty dumpty menampilkan seringainya, membuat Axel yang melihatnya semakin muak. Ia pun berdecih, melangkah untuk mengambil Arland yang mana gerak-geriknya tak pernah lepas dari atensi Humpty dumpty.

Cowok itu memapah tubuh besar Arland—yang kesadarannya perlahan kembali sejak beberapa saat yang lalu—melangkah keluar dari gedung kumuh tersebut, meninggalkan Humpty dumpty dan Adel.

Humpty dumpty kembali menyeringai tipis, ia mengangkat tubuh Adel membawanya memasuki sebuah lift yang perlahan bergerak turun.

"Uranus tidak akan digulingkan jika dia tidak membenci anak-anaknya, tapi Kronos tidak begitu."

***

Belum jauh Axel melangkah bersama sang kakak, beberapa orang bertopeng dengan jaket bertudung hitam menghadang keduanya dari berbagai arah.

Mereka dikepung.

Penampilan mereka persis seperti orang yang menyerang Adel di bandara tempo hari, dan dalam sekali lihat Axel tahu mereka adalah The Black Grime milik Humpty dumpty.

Ia berdesis pelan, mengumpat dalam hati. "Lo berhutang dua pergelangan tangan ke gue ...."

Perkelahian delapan belas banding satu itu tentu saja tidak adil, namun jangan pernah berpikiran naif seperti mencari sebuah keadilan dalam sebuah perkelahian.

Senandung Kematian [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang