Hi, kalian baca langsung ini atau baca cerita sebelumnya juga?
Btw ini rate-nya 17+ yang bijak oke;)
Terdapat adegan kekerasan, penyekapan, pembunuhan, dan kawan-kawannya.Jadi yang bijak lo, gue tau para readers misteri/thriller pasti bijak yaa kan:)
Kalau nyari yang banyak uwu-uwunya, please kalian salah lapak woee! Coba ke story gw yang sampulnya biru (pasang pockerface) #promositerselubung
Nggak ding, canda, romancenya 50/50 kok😂
Ayo kita pecahin teka-tekinya, ayo banjirin komen dengan teori konspirasi kalian.
Awas jangan ditiru!
Happy reading🎼
🎼
Langit mendung di luar, suasana yang tidak ada bedanya di dalam rumah megah dengan gaya eropanya yang kental.
Seorang pria paruh baya berkacak pinggang, menatap gadis di depannya dengan tatapan berang.
"Sudah saya bilang, yang wajib kamu lakukan itu hanya belajar! Apa begitu sulit untuk menurutinya?!" bentak seorang pria paruh baya dengan urat-urat leher yang mengeras.
Di sana, gadis dengan surai hitam sepunggung menunduk takut dalam posisi duduk meringkuk di lantai. Tangan gadis itu memegang selembar kertas ulangan matematika dengan nilai 95.
Hampir sempurna, hanya salah satu nomor. Namun sang ayah yang otoriter, tidak akan puas jika nilai sang anak belum sempurna.
"Selama ini apa saja yang sudah kamu lakukan hah?! Terlalu banyak main!"
Setetes air mata gadis itu jatuh. Adel menelan saliva kasar, matanya memejam menahan rasa sakit di kepalanya yang terasa seperti dihantamkan batu besar. Hingga dia kembali membuka mata, menatap sang ayah tajam.
"Terlalu banyak main?!" bentak Adel dengan mata memerah.
Sang ayah menatap kaget padanya. Belum pernah sekalipun anaknya itu melawan seperti ini, pikirnya.
"Lalu yang selama ini Adel lakuin apa?! Adel bahkan nggak punya waktu buat main sama temen-temen, jangankan main! Punya temen aja, Adel ragu kalau Ayah tau!"
Dengan napas terengah-engah, Adel meremas kertas ulangannya. "Ya! Adel sama sekali nggak punya temen, Ayah! Kenapa?!"
Adel tersenyum miring, matanya yang tanpa diminta mulai berkaca-kaca menatap sang ayah tajam. "Ini semua gara-gara Ayah! Ayah selalu nyuruh Adel belajar, belajar, dan belajar! Asal Ayah tau! Adel capek, Yah ... Adel muak! Adel nggak punya waktu buat berteman! Semuanya cuman diisi dengan belajar!"
Adel mengusap air matanya kasar. "Adel ..., Adel muak sama Ayah! Adel benci!"
Adel melangkah pergi, membuang asal kertas ulangan yang sudah lusuh. Meninggalkan sang ayah yang menatap putrinya itu terkejut.
Dalam benaknya, ia berpikir. Apa benar dirinya sekejam itu?
Apakah dia sudah terlalu mengekang Adel?
Tapi, apakah itu salah? Ia hanya ingin melihat putri semata wayangnya sukses, ia ingin sang putri menjadi wanita yang terpandang.
Apa itu salah?! Itu hanya sebuah keinginan kecil dari seorang ayah sepertinya.
Apa itu salah?!
***
Jemari itu bergerak pelan silih berganti. Matanya perlahan membuka, menatap langit-langit putih dengan peralatan rumah sakit yang terlihat sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Kematian [Selesai]
Misterio / SuspensoKoma untuk waktu yang panjang lalu terbangun dengan beberapa ingatan yang menghilang, hampir semua keluarganya menjadi korban dari pembunuh yang identitasnya ia sendiri tidak tahu. Namun setelah ingatan itu berangsur kembali, dia tahu apa yang tenga...